Setelah selesai dengan Arsila dia melajukan mobilnya menuju rumah. Gavin harus menyelesaikan masalah kecil ini secepatnya. Karna 'Gavin merindukan Gabby'.
Memasuki area dalam rumah, dia melihat orangtua nya sedang bersantai di depan TV. Gavin berjalan ke arah ruang TV, lalu duduk disalah satu sofa kosong.
Ayahnya Sadewa hanya melirik nya singkat lalu kembali menyenderkan kepalanya pada bahu Kirana dan matanya fokus pada TV didepannya.
"Ayah"
Sadewa berdeham, tidak minat menjawab ucapan anak sulungnya. Dia masih marah dengan tingkah Gavin pagi tadi.
"Ada yang mau Gavin bicarakan".
"Bicara saja" Jawab Sadewa tanpa meliriknya.
"Masih inget saat saya masih umur 10 tahun?"
"Ada apa denganmu saat umur 10 tahun"
"Saat saya hampir di culik"
Sadewa langsung menoleh pada Gavin, begitupun Kirana. Dia menunggu ucapan Gavin selanjutnya.
"Saya tidak berhasil diculik karna anak perempuan kecil yang berteriak, ayah ingat?"
"Ya ayah ingat" Jawab Sadewa cuek.
"Anak itu Gabby reyasya"
"Perempuan itu namanya Gabby?" Cicit Kirana pelan.
Namun Sadewa tetap diam, dia menatap Gavin meminta penjelasan. "Anak perempuan yang tolong saya itu Gabby reyasya, dia yang dibicarakan Arsila tentang saya yang selingkuh. Dia perempuannya"
"Jadi kamu benar benar selingkuh dengan perempuan itu?"
"Ayah pasti udah tau nama perempuan itu kemarin malemkan? Waktu Arsila cerita" Tidak menjawab ucapan Sadewa, Gavin malah melanjutkan ucapannya.
"Saya mengagumi sosok Gabby, lebih tepatnya menyukai nya. Saya suka Gabby reyasya. Dari kecil setelah kejadian itu" Tegas Gavin.
Sadewa hanya terdiam mencerna ucapan Gavin. "Gabby yang tolong saya dulu, dulu saya gaada keberanian untuk kenalan dengan Gabby. Sampai Gabby pindah, pergi dari perumahan ini, tidak meninggalkan jejak. Lalu saya bertemu lagi dengan Gabby di kantor, setelah menemukan Gabby mana mungkin saya biarkan dia begitu aja. Saya menyukainya"
"Baru kali ini saya ada kesempatan dekat dengan Gabby walau dengan embel-embel pekerjaan, Gabby juga ngga inget saya. Jadi kalo saya biarin Gabby pergi lagi, Gabby tidak akan pernah tau eksistensi saya dihidupnya"
"Maksud ucapan kamu apa Gavin"
"Saya mohon untuk batalkan perjodohan kekanak-kanakan ini, saya sudah punya orang yang sangat saya sukai"
Saat Sadewa hendak berteriak marah, bahu Sadewa ditahan oleh Kirana. Kirana menatap Sadewa dengan pandangan teduh, menyuruh Sadewa tenang dan diam.
Kirana menatap anak sulungnya yang sudah besar, dia tersenyum. "Ibu tidak mengira kamu menyukai orang yang pernah nolong kamu waktu kecil"
"Kalo keputusan kamu memang ingin lebih memilih Gabby, ibu tak apa. Ibu dan ayah juga akan mencoba bicarakan pada orangtua Arsila tentang perjodohan kalian dulu"
"—tapi jika sewaktu-waktu Arsila datang padamu, dan sedikit merecoki hidup kamu. Kamu jangan kaget ya" Lanjut Kirana.
"Maksud ibu?"
Kirana tersenyum "Nanti kamu akan tau, sekarang kamu fokus sama masa depan kamu. Ibu dan ayah menyetujui nya jika kamu ingin bersama Gabby, jaga Gabby. mengerti?"
Gavin mengangguk paham, meski dengan sedikit kerutan di dahinya mengenai ucapan ambigu ibunya tentang Arsila.
Lebih baik Gavin fokus mendapatkan Gabby terlebih dahulu dari pada memikirkan hal membingungkan, dia bertekad dengan penuh semangat untuk mendapatkan Gabby seutuhnya. Gavin tersenyum pada kedua orangtua nya yang masih menatapnya, Gavin beranjak dari sofa dan berjalan menuju kamarnya untuk beristirahat.
To Be Continue
Chapter 30✧<00.05 — 15 juni 2023>
KAMU SEDANG MEMBACA
Anti Romantic [END]
RomansaGabby adalah perempuan yang anti dengan namanya sebuah hubungan percintaan, bermesraan menjalin hubungan bertahun tahun tanpa adanya kepastian. Selama bertahun-tahun hidupnya tenang tanpa adanya hal itu, bahkan sampai sekarang Gabby tidak pernah me...