Setelah diantar oleh Gavin, Arsila langsung masuk ke kamarnya. Membanting tasnya sembarang arah lalu menjatuhkan semua barang yang ada di atas meja.
"Arghhh kamu nyebelin banget Gavin! Kamu itu milik akuu" Teriak Arsila.
"—Kita itu udah dijodohin dari kecil, jadi ngga akan bisa kamu pergi dari aku. Karna kamu jodoh aku!"
Tubuh Arsila luruh ke lantai, duduk tepat di depan kaca standing yang berada di kamarnya. Dia menatap pantulan kaca itu, menatap dirinya yang berantakan.
"Kamu makin nyebelin! Cewek itu juga nyebelin"
"—awas aja, aku bakalan ngadu biar kamu gabisa deket deket lagi sama cewek lain!" Arsila tersenyum miring, dia berdiri lalu merapihkan rambutnya yang berantakan dengan anggun lalu melangkah ke arah tempat tidurnya, merebahkan dirinya dengan senyuman kecil lalu tertidur. Seakan akan kejadian mengamuknya tadi tidak pernah terjadi.
***
Masih di hari yang sama dengan waktu yang berbeda, kini Arsila sudah berada di rumah Gavin, menghadap kedua orangtua laki laki itu dengan senyuman.
"Ada apa nih Cila kesini" Ucap Kirana lembut.
"Ada yang mau aku omongin sama ibu dan ayah"
"Begitukah, ada apa sayang?"
"Gavin bu" Ucap Arsila dengan intonasi sedih.
"Kenapa sama Gavin?" Tanya Sadewa tegas.
"Dia kayanya selingkuh"
"Maksud kamu apa Cila?"
"Gavin deket sama cewek lain di kantornya Yah"
"Kenapa kamu bisa nyimpulin gitu sayang, kamu tau dari mana?" Tanya Kirana lembut.
"Aku pernah liat Gavin anter jemput cewek itu, bahkan supir aku juga liat mereka sering berduaan" Arsila berbicara dengan nada sedih, dan berbohong pada orangtua Gavin.
"Kamu yakin sayang?"
"Iya bu, aku yakin"
"—aku juga udah negur cewek itu dikantor, tapi ceweknya ngga ngaku. Malah pura pura gatau–"
"–tadi siang juga Gavin marah karna aku ke kantor dan minta anter pulang ke dia, dia malah milih buat anterin cewek itu ibu"
"Siapa nama perempuan itu Cila?" Sadewa bertanya dengan raut muka menahan amarah.
"Gabby yah, Gabby reyasya"
"Maaf ya buat kamu kecewa sayang, nanti ibu sama ayah akan bicarain hal ini dengan Gavin"
"Iya bu, Cila juga minta maaf karna harus bilang ini" Arsila menundukan pandangan pura pura merasa bersalah.
"Gapapa sayang, kamu gasalah" Kirana menenangkan Arsila dengan usapan lembut dipunggung.
"Kamu nginep aja disini ya sayang, udah malem ga baik anak cewe pulang malem" Pujuk Kirana.
"Ngga bu, aku pulang aja. Aku ditungguin sopir kok di depan"
"Serius gamau nginep aja?"
"Lain kali aja ya bu"
"Yasudah jangan sedih terus ya"
"Iya bu, Cila pamit ya bu ayah"
"Iya hati hati sayang"
"Hati hati Cila"
Arsila mengangguk lalu keluar dari rumah Gavin, saat memasuki mobilnya dia tersenyum culas. Puas dengan respon orangtua Gavin yang percaya dengan ucapannya.
***
Setelah perginya Arsila dari rumah keluarga Gavin, orangtuanya itu langsung masuk. Sadewa dengan muka menahan marah berjalan menuju tempatnya tadi.
"Dimana Gavin!?"
"Gavin gaada dirumah sayang"
"Anak itu keluyuran terus! Telpon Gavin suruh dia pulang"
"Bicarakan ini besok sayang, gabaik kamu bicara dalam keadaan marah" Kirana mengusap lembut bahu Sadewa menenangkan.
"Aku malu Kirana! Anak itu semakin bertambah umur semakin tidak tahu diri"
"Tenang Dewa!"
Sadewa menghembuskan nafasnya, menenangkan dirinya. Dia menatap Kirana lembut lalu mengusap lengan Kirana yang masih berada di bahu nya.
"Maaf sayang""Gapapa, ayo istirahat. Besok kita bicarakan pada Gavin"
"Iya" Lalu Kirana dan Sadewa berjalan menuju kamar mereka untuk beristirahat.
To Be Continue
Chapter 27✧<21.53 — 14 juni 2023>
KAMU SEDANG MEMBACA
Anti Romantic [END]
RomanceGabby adalah perempuan yang anti dengan namanya sebuah hubungan percintaan, bermesraan menjalin hubungan bertahun tahun tanpa adanya kepastian. Selama bertahun-tahun hidupnya tenang tanpa adanya hal itu, bahkan sampai sekarang Gabby tidak pernah me...