Malam ini Ocha menghabiskan waktu dengan bermain game bersama Okha. Deovan tidak ikut, karena cowok itu sedang pergi nongkrong dengan teman-temannya. Tadi Marys sempat datang, tapi sekarang cowok itu sudah pulang, sepupu mereka itu akan pergi ke Jakarta besok.
Okha meletakkan stik psnya, "Belum ngantuk?" tanyanya.
"Belum"
"Udahan mainnya, gue mau ngobrol"
Ocha meletakkan stiknya, cewek itu kemudian menoleh pada Okha, "Oke. Mau ngobrol apa?"
Okha menyandarkan tubuhnya pada sofa, "Nggak tau juga. Jari gue cape"
Ocha melempar bantal sofa pada kembarannya yang duduk di bawah, "Bilang aja nyerah kalah terus"
Okha mendongak menatap Ocha, "Lo tau gue emang noob main game"
Ocha tertawa, "Masih noob aja"
"Nggak bakat, Cha" Okha menunduk meraih ponselnya yang baru saja berbunyi.
"Halo, Na" sapa Okha.
"Lo dimana sih?! Masih mau nginep di rumah Kak Marys lagi? lo sebenernya ngapain sih disana? Ada kepentingan apa sama Kak Marys?" omel Sena langsung.
Okha terkekeh menanggapi sahabatnya itu, "Satu-satu tanyanya, Na"
Sena terdengar berdecak, "Lo dimana?"
Okha mendongak menatap Ocha yang juga sedang menatapnya, "Di rumah gue"
"Heh! Nggak usah bohong ya, gue di rumah lo nih sekarang"
Okha tersenyum, "Gue nggak bohong"
Sena tak bersuara lama.
"Sena" panggil Okha.
"Lo..ketemu.."
Ucapan Sena terdengar menggantung membuat Okha langsung menyahutnya, "Iya"
"Di Jakarta?"
"Enggak, disini"
"Hah?"
Okha terkekeh, "Lo mau ketemu?"
Sena terdiam sebentar, "Boleh?"
"Boleh," Okha melirik jam tangannya, "Tapi besok aja ya, balik sekolah. Kemaleman kalau sekarang"
"Iya"
Okha tersenyum, "Yaudah, gue tutup. Jangan begadang. Good night" cowok itu meletakkan kembali ponselnya.
"Sahabat, ya?" Okha mendongak menatap Ocha yang bersuara. Wajah dan nada cewek itu tetap datar, tapi Okha tau bahwa kembarannya itu sedang menggodanya.
"Iya, sahabat" Okha bergerak duduk di atas sofa disamping Ocha.
Ocha menoleh, "Gue lihatnya bukan" ucapnya.
Okha tersenyum, tangannya bergerak mengacak rambut cewek di depannya, "Dia udah punya pacar," Okha beralih menatap televisi, "Pacarnya juga temen gue sendiri"
"Siapa?"
"Namanya Leon, udah pacaran dari lama juga," Okha menoleh pada Ocha, "Sena enggak pernah cerita, ya?"
Leon, Ocha sepertinya pernah mendengar nama itu, tapi cewek itu tidak ingat dia siapa, "Enggak"
~
"Gue mau ke warung Mami, lo berdua mau nitip?" Sesil bangkit dari duduknya, menenteng plastik sampah yang sekalian akan ia buang.
"Gue nitip nanas dua potong" ucap Sena.
"Gue enggak" jawab Ocha ketika Sesil beralih menatapnya. Cewek cerewet itu mengangguk kemudian berlalu pergi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ocha
Teen Fiction"Orang bilang lo itu dingin, saking dinginnya gue malah ngerasa hangat" Ocha, cewek dingin dengan wajah datar dengan segala kepeduliannya. Pindah sekolah membuat banyak kejutan di hidup Ocha. Bertemu kembali dengan seseorang yang sangat ia rindukan...