"Maaf, Cha"
Ocha tersenyum lalu menggeleng, "Lo nggak salah, Kha"
Okha menarik Ocha dalam pelukannya, "Maaf"
"Kita masih bisa ketemu 'kan? Lo bisa pulang kapan aja, Kha"
Okha mengangguk, "Iya, gue janji nggak akan pergi jauh lagi"
Ocha melepas pelukan mereka, "Maafin Mama sama Papa, ya?"
Okha tersenyum, tangannya terulur mengusap rambut Ocha lembut, "Sayang banget sama Dicha"
Tangan Ocha terulur mengusap air mata Okha yang turun, "Sayang banget sama Dikha" ucapnya dengan tersenyum.
Pandangan mereka saling terkunci, saling menatap mata yang terlahir sama. Mencoba memahami dan menerima apa yang terjadi.
Cukup lama, sampai entah kenapa akhirnya mereka malah tertawa.
Okha merangkul bahu Ocha, beralih menatap langit malam yang penuh bintang.
"Lucu banget hidup" celetuk Ocha kemudian terkekeh.
Okha ikut tertawa, "Hidup emang komedi"
~
"Aman?"
Ocha mendongak, menerima botol minuman dari Geral, "Aman, thanks"
Geral bergerak duduk di sebelah Ocha, meminum airnya.
Adel yang juga duduk di sebelah Ocha menatap keduanya penuh makna, cewek itu kemudian tersenyum.
Adel menepuk pundak Ocha pelan, "Gue balik dulu," cewek itu kemudian berdiri, berpamitan pada Geral dan yang lainnya, "Balik dulu, guys"
Leon berlari kecil menghampiri Adel, "Del" membuat cewek itu berhenti dan menoleh.
"Balik naik apa?" tanya Leon setelah cowok itu sampai di depan Adel.
"Gue bawa motor"
Leon mengangguk, "Gue anter ke parkiran"
Adel membenarkan letak tas di punggungnya, "Nggak usah, gue bareng Chika" ucap Adel sambil menunjuk cewek yang ada di pintu.
Leon menoleh pada cewek bernama Chika itu sekilas kemudian kembali menatap Adel, "Oke, hati-hati"
Adel mengangguk kemudian berlalu pergi.
Geral terkekeh pelan melihat Leon membuat Ocha menoleh pada cowok di sampingnya itu.
"Lo emang brengsek, Le" ucap Geral.
Leon menoleh, kemudian berjalan menghampiri Geral, "Makasih pujiannya, bro" Leon duduk di sebelah Geral, cowok itu merogoh sakunya mengeluarkan satu kotak rokok dan korek.
Geral merebut korek api Leon, "Jangan ngerokok disini lo"
Leon mengernyit tak suka, merebut korek dari tangan Geral, "Apasih lo, anjing!!" lalu kemudian bangkit dan berjalan keluar dengan terpaksa karena tatapan Geral yang tajam.
~
Ocha turun dari motornya, cewek itu kemudian mengikut Geral berjalan menuju rumah sederhana bercat putih kusam.
Sore hari ini Ocha dan Geral pergi ke rumah Dini atas ajakan Ocha. Mengingat bahwa Geral bilang gadis kecil itu ingin bertemu dengan Ocha.
"Kak Dichaaa!" sapa Dini girang sambil berlari untuk memeluk Ocha.
Ocha menerima pelukan Dini, cewek itu merendahkan tubuhnya untuk menyamai tinggi gadis kecil itu yang hanya setinggi pinggangnya.
Geral mengacak rambut Dini yang ada di pelukan Ocha, "Bapak kemana?"
Dini menyudahi sesi pelukannya dengan Ocha, "Lagi cari makan"
"Kak Dicha bawain makan buat Dini sama Bapak" ucap Ocha sambil memperlihatkan satu kantong kertas dengan logo makanan cepat saji.
"Waahh, Dini pengen banget makan ini. Dulu Bang Ge sering bawain tapi di larang sama Bapak" ucap Dini girang, gadis berusia enam tahun itu sudah sibuk membuka-buka makanan yang Ocha bawa.
Ocha menoleh pada Geral, "Nggak boleh?"
"Boleh, Bang Toro cuma ngerasa ngerepotin gue, makanya dilarang"
Ocha mengangguk mengerti, cewek itu kemudian beralih menatap Dini, "Cuci tangan dulu"
Dini mendongak menatap Ocha, tersenyum meringis, "Eh, iya. Makasih Kak Dicha" ucap gadis itu kemudian berlalu pergi untuk mencuci tangan.
"Lo duduk aja, gue mau telpon Bang Toro dulu" ucap Geral kemudian berjalan keluar.
Ocha mendudukkan dirinya, tangannya terulur menata kotak-kotak makanan yang sudah di keluarkan dari kantungnya oleh Dini.
Sebelum ke rumah Dini cewek itu membelinya terlebih dulu tadi. Atas saran Geral yang bilang Dini suka ayam goreng, alhasil cewek itu membawakan banyak ayam goreng dari restoran cepat saji.
Geral kembali masuk, kemudian duduk di sebelah Ocha, "Dini mana?"
"Cuci tangan"
Geral menyandarkan punggungnya, "Bang Toro lagi perjalanan balik" Geral menoleh, mengamati pergerakan Ocha dari belakang.
Ocha menoleh ke belakang, merasa ada yang memperhatikannya, "Apa?" tanya Ocha pada Geral.
Geral tersenyum kemudian menggeleng, "Enggak"
"Udah cuci tangan" ucap Dini setelah kembali cukup lama.
Ocha mengalihkan pandangannya pada Dini, membantu gadis kecil itu membuka kotak makan.
"Cuci tangan lama amat, Cil"
Dini meringis, "Sama pipis" kemudian terkekeh kecil.
~
"Gue nggak, Bang" Geral menggeser sebungkus rokok dan korek yang di sodorkan Toro.
Toro mengepulkan asap rokoknya, menoleh ke arah Geral dengan wajah mengernyit, "Tumben lo"
"Lagi nggak pengen" Geral bergerak menutup pintu rumah Toro, kemudian kembali duduk di kursi teras, di sebelah Toro.
Toro mengangguk saja, walaupun merasa sikap Geral begitu aneh.
"Siapa lo yang di dalem?"
"Temen"
Toro tertawa kecil, "Gue tau lo dari bocil, Ge. Nggak usah ngibul," Toro menoleh, "Lo anti banget sama cewek. Sampai gue curiga, gue kira lo belok"
Geral ikut terkekeh, "Lurus gue, Bang"
Toro mengangguk-angguk, "Beneran temen doang tuh yang di dalem?"
Geral tertawa, "Tanya aja, Bang, kalau lo nggak percaya"
"Cakep banget padahal, Ge. Buat gue aja gimane?"
Geral menoleh terkejut, "Yang ada lo jadi bapaknya, Bang. Inget umur dah"
"Tua-tua gini masih lumayan lah gue. Dini juga kayaknya seneng bener sama itu cewek. Bisa lah" ucap Toro menaik turunkan alisnya sambil tersenyum.
Geral mencibir, "Trik lo kebaca, Bang. Gue nggak bakal kepancing"
Toro tertawa, "Cerita dikit lah, Ge. Pertama kalinye nih lo deket ama cewek"
_______
KAMU SEDANG MEMBACA
Ocha
Novela Juvenil"Orang bilang lo itu dingin, saking dinginnya gue malah ngerasa hangat" Ocha, cewek dingin dengan wajah datar dengan segala kepeduliannya. Pindah sekolah membuat banyak kejutan di hidup Ocha. Bertemu kembali dengan seseorang yang sangat ia rindukan...