Adelene Dé Cloups

#08

Neolan

-Adelene Dé Cloups-

Jika saja ia bisa menghancurkan istana sekarang, mungkin sekarang telah ia hancurkan kediaman Baron Predix yang sangat luas ini. Tangannya mengepal saat tatapan mencemooh dari Baron sendiri kepada dirinya. Hei, itu bukanlah perilaku yang terpuji terhadap anak kandung sendiri!

"DIMANA IBU KU PREDIX!"

Ruangan mendadak sunyi. Seketika suhu ruangan ini menjadi dingin dan membuat merinding.

"Kemarahan dari Adelene sangat menakutkan," bisik Ravi. Eliza tak mengindahkan, ia menatap Adelene dengan sorot tak terbaca dan ia juga mulai mewaspadai kalau Adelene tidak dapat mengintrol emosinya.

Predix tertawa mengejek, "wah wah wah ... ternyata putri yang ku buang ini telah tumbuh menjadi gadis cantik."

Adelene berdiri, ia menatap Predix berang. Laki-laki yang sombong, angkuh sifatnya sangat terbalik dengan ibundanya yang lemah lembut dan menuruti saja perintah Sang Baron.

Darimana ia mengetahuinya?

Pendengaran Adelene ini sangat tajam, saat pertama kali menginjakkan kaki di kediaman Baron Predix, ia telah mendengar bisikan-bisikan yang dilayangkan kepada Barchioness yakni ibundanya. Entah bagaimana nasib sang Ibunda selama ia tidak ada, Adelene tidak tahu. Yang ia tahu hanyalah Ibundanya turut di asingkan oleh Baron Predix.

"Predix ~"

Suara Adelene mengalun lembut, tersenyum tipis saat melihat Stereva ketakutan dan bersembunyi dibalik tubuh Predix.

"Pangkat Baron terlalu tinggi untuk ukuran bajingan seperti mu," kata Adelene dengan senyum mengejek.

Predix geram dibuatnya, "begitu caramu berbicara kepada orang tua sendiri?"

Adelene tersenyum miring. Ia terkekeh pelan mendengar apa yang diucapkan oleh Predix.

"Aku tidak memiliki orang tua, aku tinggal di sebuah pulau yang terkutuk sedari aku kecil karena diusir oleh orang tua ku sendiri. Bukannya, setelah itu hubungan antara orang tua dan anak telah terputus?"

Adelene tertawa hambar.

Entah mendapatkan keberanian darimana Adelene ini atau mungkin dia kerasukan roh jahat?

"Dimana ibuku dan kakakku?" tanyanya sekali lagi. Gadis itu kini telah mengepalkan tangannya saat melihat senyum meremehkan Predix yang ditujukan kepada dirinya.

Mati saja kau Predix!

Segala umpatan dilontarkannya dalam hati untuk Predix sang Baron penggila wanita.

Adelene itu aslinya licik dan penuh akal. Sejak pertama kali melangkahkan kakinya ke desa pertama, susunan rencana apa yang akan ia lakukan selama menjelajahi kekaisaran Drovato ini telah ia pikirkan matang-matang.

Berawal dari langkah kecil, mencari tahu tentang orang tua kandungnya sendiri. Pastinya setelah satu hari dari Vahmiya mengatakan tentang ayah, ibu dan kakaknya. Adelene secara diam-diam mencari tahu tentang mereka baik dari gosip para rakyat atau ia mencari tahu kepada orang-orang yang bekerja pada kediaman Predix sendiri.

Boom ...

Adelene mengetahui banyak hal yang tidak Vahmiya ketahui. Bahkan, Vahmiya dipekerjakan untuk membantu di barak pelatihan kesatria yang terdapat di kediaman Baron Predix sendiri. Tidak terjun langsung membantu mengurus rumah utama atau bahkan bersih tatap kepada pemilik rumah sekalipun.