#18

701 51 0
                                    

Penyerangan

-Adelene Dé Cloups-

Setengah hari sudah mereka menempuh perjalanan. Masih banyak tersisa waktu menuju istana Kerajaan Slyx. Meskipun, tempat tinggal Joan juga berada di kota, pinggiran kota perbatasan dengan beberapa desa.

Kereta kuda yang berada di depan berhenti membuat kereta kuda di belakangnya turut berhenti. Pengawal yang berjaga di setiap sisi kereta kuda yang berada di belakang sontak memacu kudanya ke depan. Entah apa yang terjadi, Adelene yang matanya sudah sangat berat hanya bisa terduduk lemas.

Suara hewan nokturnal terdengar. Baru saja matahari tenggelam, kekacauan di dalam hutan yang tidak diketahui namanya ini terjadi.

Gesekan antar pedang yang saling serang terdengar nyaring. Pekikan dari kuda juga terdengar. Adelene merasa hawa di dalam hutan ini begitu sesak. Ia menegakkan tubuhnya dan menatap Joan dan Veronica, kedua orang itu memejamkan mata sambil berpegangan tangan.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Adelene dilanda kepanikan saat melihat pengawal terhantam bebatuan besar. Adelene menduga pengawal tersebut terpelanting.

Dengan nekat, ia turun dari kereta kuda. Ia melihat ke depan sana yang situasinya tidak lagi kondusif.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" Adelene mundur, ia berbalik ke belakang dan melihat teman-temannya di kereta kuda yang lain.

"Apa kalian merasakan sesuatu?" tanya Adelene.

Ravi, Alesya dan Eliza menggeleng cepat. Mereka hanya terduduk santai dengan ekspresi wajah yang terlihat gugup.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" Ravi bertanya, gadis itu nampak lebih panik dari kedua temannya yang lain.

Adelene terdiam sebentar, ia merasakan sesak. Tubuhnya seakan di sengat aliran listrik yang begitu kuat. Bola mata Adelene nampak menghadap ke atas dengan tubuhnya yang bergetar hebat.

"ADELENE!" seru ketiga orang itu panik. Ketiganya langsung turun dari kereta kuda. Alesya menjadikan pahanya sebagai bantalan Adelene, gadis itu tubuhnya masih bergetar hebat.

Ravi yang dilanda panik, ia mengambil seutas akar yang ia ambil sembarangan dari atas tanah yang berada di sampingnya. Ia merasakan aliran listrik yang terasa dari potongan akar tersebut.

"Akar ini mengalirkan listrik dan mungkin ini yang menjadi penyebab Adelene seperti ini," kata Ravi. Ia menatap Eliza dan menyuruhnya untuk memanggil ketiga orang yang berada di kereta kuda setelah mereka.

"Kenapa dengan Adelene?" tanya Griz khawatir. Laki-laki itu duduk berjongkok dan memeriksa kondisi Adelene yang mulai membaik.

Adelene perlahan tersadar. Nafasnya tersengal dan menatap mereka yang mengelilingi dirinya tak mengerti. Ia duduk dan menatap mereka.

Berusaha mengingat apa yang tadi terjadi. Nihil, ia tidak ingat apapun. "Apa yang terjadi?" tanyanya dengan sedikit gagap.

Ravi dan Griz saling tatap. Griz angkat bicara, "kau terkena pengaruh sihir pohon Feids," jelas Griz.

Adelene tak mengerti. Ia mencoba mencerna perkataan Griz.

Matanya menatap tajam sekelebat bayangan putih yang bersembunyi di balik pohon besar. Dahinya mengernyit saat melihat sosok tersebut seakan mengeluarkan sihir.

Adelene spontan menaikkan tangannya dan mengeluarkan sihir menuju sosok misterius tersebut. Suara dentuman besar terdengar saat sihirnya berhasil menghentikan sihir dari orang misterius, teman-temannya yang lain turut melihat arah pandang Adelene.

Orang misterius terbalut jubah putih terbang lalu menghilang.

Semuanya terkejut, suara kegaduhan yang terjadi di depan perlahan menghilang. Pengawal yang tadi bertarung kembali ke posisi mereka untuk mengawal di setiap kereta kuda.

Vero menghampiri mereka dengan tergesa, "kalian tidak apa-apa?" tanyanya khawatir.

Semuanya menggeleng. Lalu, tatapan Vero beralih menatap Adelene. "Kau terkena pengaruh sihir, Adelene?" tanyanya memastikan.

Ravi membuka mulut, "dia terkena sihir dari pohon Feids," jelasnya yang membuat Veronica diam.

"Apa yang terjadi di depan sana?" tanya Adelene penasaran. Mereka bertujuh beranjak dari duduknya. Sama-sama berdiri dan menatap Veronica.

"Ada monster yang menyerang."

Adelene dan lainnya terkejut.

"Bukankah, monster di benua ini semuanya tertidur?" tanya Eliza gagap. Ia kemudian mengeluarkan sihir dari telapak tangannya, muncullah gambaran seperti layar tiga dimensi.

Jam pasir terlihat jelas di mata mereka. Pasir-pasir tersebut telah berjatuhan dan hanya menyisakan sedikit pada bagian atas.

Mata Eliza membola, ia kemudian menampilkan gambaran lain. Sebuah bola air yang dibekukan, retak di beberapa bagian. Lagi-lagi Eliza dibuat terkejut.

Veronica pun terdiam dengan pandangannya menatap Adelene gusar.

"Jangan-jangan ramalan itu ..." Veronica berlari kembali menuju Joan untuk membicarakan suatu hal.

Eliza menghentikan sihirnya. Mereka berenam saling pandang dengan perasaan yang sama-sama kalut.

"Apa yang kalian sembunyikan? apa yang tidak aku ketahui?"

Semuanya terdiam dan tak mampu menjawab pertanyaan Adelene. Mereka harap semuanya akan baik-baik saja tidak seperti yang mereka pikirkan saat ini.

Semoga.

Walaupun persentase harapan baik lebih rendah.

Mereka semua kembali menuju ke kereta kuda. Adelene nampak terdiam kelu. Veronica dan Joan sama halnya. Para makhluk legenda juga tidak bisa menghilangkan perasaan cemas yang menggerogoti mereka.

Perjalanan kembali dilakukan dengan suara hewan malam dan angin malam yang berhembus pelan. Sunyi nya malam membuat beberapa dari mereka terlelap terutama Adelene yang tubuhnya memang sangat letih karena kehabisan energi.

-Adelene Dé Cloups-

note:

Pohon Feids (pohon fiksi tidak ada di dunia nyata san namanya juga aku karang sendiri)

Pohon yang sangat tinggi yang memiliki akar yang bercabang dan juga panjang hingga bisa menyembul ke tanah. Hanya memiliki 4 dahan pohon yang mengarah pada mata angin.

Termasuk pohon sihir yang dapat mengaliri sihir yang dibuat oleh manusia yang meneteskan darah ke akarnya. Sihir yang berasal dari pohon tersebut tergantung sihir apa yang dikuasai oleh manusia yang meneteskan darah ke akar pohon Feids.

Dampak yang ditimbulkan saat terkena sihir pohon Feids sendiri tergantung sihir yang mengalir. Hanya saja pohon Feids memberikan 25% sihir saja. Jadi, tidak terlalu berisiko saat terkena pengaruh sihir pohon Feids.

Tapi, tetap saja berdampak buruk!

Adelene Dé Cloups Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang