Adelene Dé Cloups

#53

Arlene Trelios

-Adelene Dé Cloups-

"Aku mengetahui tentang dirimu, Adelene."

Adelene diam, siapapun yang ia temui di Kerajaan lain pasti mengetahui tentang dirinya. Pasti Arlene juga ada hubungannya tentang masa lalu Kekaisaran, orang tua, marga Dé Cloups ataupun yang berhubungan dengan kutukan dan ramalan yang membawa nama dirinya.

"Awalnya aku tidak ingin mempercayai cerita itu. Cerita yang selalu turun temurun di ceritakan oleh pendahulu dari Kerajaan Phalia."

Adelene terkesiap, "Kerajaan Phalia?"

Arlene mengangguk membenarkan.

"Aku adalah adik dari Raja Phalia yang sekarang. Aku tidak ingin membebani diriku dengan peraturan Kerajaan yang membuatku kesal setiap saat apalagi ada aturan etika yang sangat menyusahkan."

Adelene merasa akan mendapatkan cerita yang menarik dari Arlene. Ia menjadi bertanya-tanya, kenapa Arlene ingin bercerita mengenai hal yang mungkin sensitif dan mengarah ke arah pribadi kepadanya?

Belum satu hari mereka berada di Kerajaan Phalia ini. Wanita di sampingnya kini mempercayai dirinya dengan begitu cepat.

"Minumlah kalau kau mau."

Adelene membalas dengan senyuman. Ia meraih cawan dan pelayan yang berada di sampingnya itu yang menuangkan teh. Dengan tiga tegukan, teh yang tadi terisi penuh di cawan tandas. Kembali meletakkan cawan ke tempat semula.

Matanya melihat teman-temannya yang asik berenang dan bermain air. Tak hanya itu, tawa Ravi dan Griz begitu nyaring. Adelene geleng-geleng kepala melihat kelakuan mereka yang tak ada habisnya.

Arlene menoleh ke samping, menatap wajah Adelene sedikit lama.

Adelene tidak tahu ingin bereaksi seperti apa.

"Kau keturunan Dé Cloups?" tanyanya.

Adelene berdehem. "Iya benar aku adalah keturunan Dé Cloups dan orang yang diramalkan," balas Adelene kikuk.

Terlihat Arlene manggut-manggut mengerti. "Berarti kau anaknya Ersta?" Adelene tentunya terkejut dengan pertanyaan yang dikeluarkan Arlene.

"Dari raut wajah mu, kau membenarkan kalau kau anaknya Ersta." Arlene diam sejenak, ia melanjutkan perkataannya, "kau sudah membaca buku kutukan Amber dan ramalan darah suci Dé Cloups?"

Adelene menggeleng samar.

Arlene sendiri sudah menduganya. Melihat Adelene yang murung ia tertawa kecil, "kau tidak perlu risau tentang masa depan, jalani saja hidupmu yang sekarang," ujarnya santai.

Mata Adelene menatap Arlene sedikit lama. Ia menghembuskan nafas nya, sesak yang tadi terasa mulai menghilang berganti dengan otaknya yang mulai bekerja memikirkan hal-hal yang seharusnya tidak dipikirkan.

Walaupun ia tidak tahu banyak tentang sejarah Kekaisaran Drovato, Dé Cloups, ramalan itu dan juga kutukan Amber.

Snera menjelaskannya tidak semua. Hanya beberapa poin penting yang diperjelas kepada Adelene.