#74

289 20 0
                                        

Ersta (bertemu kembali)

-Adelene Dé Cloups-

Bukan berada di Drovato. Adelene menyadari ia berada di tempat asing sekarang. Berada di sebuah kamar yang terkunci dengan cahaya yang minim.

Adelene mengeluarkan api dari tangannya - redup. Ia tidak percaya, mengulang kembali hal itu sekali lagi, hasilnya sama saja.

"Sihir tidak berfungsi?" tanyanya dalam hati.

Gadis itu melihat atap, dua buah simbol yang sangat familiar. Bola kristal dan jam pasir, anehnya kedua simbol tersebut seakan bergerak.

Mengedipkan matanya berulangkali untuk memastikan apa yang ia lihat tadi hanyalah sebuah halusinasi.

"Ini nyata?" bergumam dirinya sambil melihat sekeliling yang cahayanya hanya berada di satu sudut ruangan.

Penasaran, akhirnya ia memutuskan untuk melihat apa yang bercahaya yang berada di atas meja. Semakin dekat dengan benda tersebut semakin terasa terbakar tubuhnya.

"Sial!"

Ia terus mengumpat. Tubuhnya semakin terasa panas saat sejengkal lagi ia dapat meraih kotak tersebut.

"Apa ini?!" teriaknya.

Tiba-tiba saja kamar yang semulanya gelap berubah menjadi terang dengan banyak orang yang menempati kamar tersebut. Adelene melihat ke belakang, ia sungguh terkejut saat melihat banyak orang berada di kamar yang bukan miliknya.

"Kalian -" Adelene melangkah menuju mereka. "Kakek ... apa yang sebenarnya terjadi dan dimana aku?" tanya Adelene pada Farshein yang mengelus kepala Adelene.

"Lihatlah ke belakang," kata Farshein tanpa menjawab pertanyaan Adelene.

Adelene berbalik ke belakang tepat dimana seseorang terbaring di ranjang. Adelene menganga tak percaya, ia melihat Farshein dan Sang Ibu bergantian.

"Sekarang aku berada dimana?" tanya Adelene memastikan.

"Kau berada di menara hitam." Seseorang menjawab dengan intonasi suara yang tegas.

"Siapa kau?"

Pria bertudung hitam itu tidak menjawab, Adelene semakin penasaran dengan siapa sosok dibalik tudung hitam yang nampak tak asing di penglihatannya.

Tidak hanya Farshein dan sosok tersebut, Snera, Joan dan Veronica. Teman-temannya juga berada di sana, hanya saja mereka tertidur pulas di lantai.

"Kau tidak perlu tahu siapa aku. Aku melihatmu hanya untuk menyalurkan mana milikku kepadamu ..." sosok tersebut memegang tangan Adelene dan mulai mengeluarkan mana miliknya.

Dapat Adelene lihat, mana yang dimiliki sosok ini sangat berbeda. Orang-orang pada umumnya memiliki mana yang bercahaya dengan warna yang berbeda, saat ini ia melihat mana yang seperti serbuk berlian yang terpecah. Bercahaya biru dan mulai memasuki raga Adelene.

Sedikit demi sedikit dirinya mulai ada yang berbeda pada tubuhnya. Tidak ingin terlihat panik, ia hanya memperlihatkan wajahnya yang seperti tidak merasakan sesuatu.

Menerima mana dari orang yang tidak ia ketahui siapa, ia merasakan ada sesuatu yang aneh pada tubuhnya. Adelene mulai melayang dengan bola mata yang mulai berubah menjadi putih.

Adelene Dé Cloups Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang