#40

496 37 2
                                        

Ellina

-Adelene Dé Cloups-

Pernyataan yang diucapkan Adelene kemarin membuat Deiv diam terpaku dengan otaknya yang terus bekerja memikirkan perkataan Adelene. Bingung, terkejut dan juga bahagia. Sosok gadis yang sangat cantik lahir dari rahim Ersta walaupun bukan anaknya.

"Kenapa kau?" tanya Joan yang baru saja memasuki ruang kerja Deiv. Joan meletakkan buku yang ia pinjam kemarin di meja kerja Deiv.

Helaan nafas terdengar, Deiv mendongak dan menatap Joan. "Aku tidak menyangka bahwa Adelene adalah anak dari Ersta." Ia berucap dengan suara rendah. Deiv yang tidak mengenakan topeng di hadapan Joan. Pria yang masih tampak segar itu melenguh panjang.

Ia merenggangkan otot-otot nya.

Wajah yang tegas, hidung mancung dengan bibir yang penuh. Kalau saja Adelene pecinta pria tua mungkin Deiv sudah menjadi targetnya. Deiv dengan ketampanannya dan juga perasaan nya kepada Ersta yang masih menetap.

Melajang hingga sekarang.

Entah kapan ia akan menemukan tambatan hati yang pas untuk dirinya sendiri.

"Kau mengenakan topeng karena ucapan Ersta dulu?" tanya Joan seraya tertawa pelan. Laki-laki itu tidak menyangka Deiv masih saja melakukan apa yang Ersta dulu suruh pada Deiv. Ia menepuk pundak Deiv, "keluarlah dari hal yang membelenggu mu. Sudah puluhan tahun Deiv, sudah waktunya kau terbebas dan mencari wanita yang kau cintai." Joan menepuk dua kali pundak Deiv, setelahnya ia berlalu pergi meninggalkan Deiv dengan segala keraguan dalam hatinya.

Awal mula dimana Deiv selalu mengenakan topeng. Topeng berwarna hitam dan putih. Alasannya, saat dia dan Ersta masih menjadi sepasang kekasih. Ersta sangat tidak suka melihat Deiv selalu dipuja oleh wanita yang memang menyukai paras Deiv. Karena merasa terbakar, Ersta mengeluarkan kata yang sampai saat ini masih menjadi patokannya untuk mengenakan topeng kemanapun.

Perkataan 'kau terlalu tampan, kenakanlah topeng agar tidak seorang pun yang dapat melihat paras rupawan mu'. Perkataan yang tidak disengaja karena Ersta masa itu sedang terbakar api cemburu menjadi perintah bagi Deiv. Saat putus dengan Ersta, dari situlah Deiv melakukan apa yang diucapkan oleh Ersta.

Walaupun Ersta tak lagi bisa ia gapai.

Sungguh menjadi budak cinta kan si Deiv ini?

-Adelene Dé Cloups-

Adelene dan lainnya berkeliling tidak jauh dari kediaman Marquess Deiv. Veronica yang mengajak mereka. Kerajaan Iglov adalah Kerajaan yang padat penduduk, berbeda dengan Kerajaan Slyx yang masih banyak dengan pepohonan di sekitar permukiman. Hanya ada rumah-rumah dan juga beberapa toko yang terlihat. Mungkin, mayoritas penduduk di Kerajaan Iglov adalah pebisnis ataupun pedagang.

Tidak beda jauh memang.

Hanya saja ada perkebunan di Kerajaan Slyx. Dan pastinya mata pencaharian penduduk Slyx lebih beragam karena banyak hutan yang mengelilingi.

Benar saja apa yang diucapkan oleh Tuan R waktu itu. Orang-orang disini memiliki postur tubuh yang lebih besar dan tinggi. Mereka yang berjalan di antara kerumunan orang-orang besar itu terlihat kecil.

"HEI KAU JANGAN LARI!"

Sekumpulan orang berlari kencang tanpa memperdulikan siapa dan apa saja yang mereka tabrak. Dikejar oleh seorang gadis yang mengenakan pakaian seperti laki-laki. Satu matanya berbeda warna. Adelene melihat gadis lamat saat gadis yang mengejar para kumpulan bandit itu berlari dan hampir menabrak. Hanya saja ia tersenggol oleh gadis itu.

Adelene Dé Cloups Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang