#69

295 22 0
                                    

Lasy

-Adelene Dé Cloups-

Bulan biru sebentar lagi, Lasy belum juga ditemukan. Enam hari lagi, saat waktunya tiba Drovato akan mengalami kegelapan dan jiwa Amber pun terlepas dan akan mengacaukan kembali negeri yang telah damai ini.

Joan dan Veronica berada dalam satu ruangan bersama dengan Farshein. Tidak adanya Adelene, mereka akan membincangkan hal yang sangat serius kali ini.

"Satu diantara mereka telah menjumpai Adelene," kata Farshein.

Telapak tangannya terbuka lebar, serbuk putih keluar dari tangan pria itu dan berjatuhan ke lantai. Membentuk beberapa jam pasir yang terdapat simbol yang berbeda di setiap jam pasir.

"Farshein, sebentar lagi bulan biru akan terjadi dan manusia terakhir yang dapat memegang batu itu belum ditemukan."

Farshein diam saat Veronica mengatakan hal itu padanya. Serbuk putih itu menghilang diterpakan angin.

Joan menatap keluar jendela, "aku sangat mengkhawatirkan keadaan Adelene nantinya." Joan berbalik dan menatap Farshein sekilas lalu berdiri di samping Veronica.

"Lasy akan segera ditemukan," balas Farshein.

"Adelene bukanlah manusia biasa Joan, dia akan melebihi diriku," Farshein memberi jeda pada ucapannya.

Melangkah menuju jendela, Farshein melihat orang-orang yang berlalu-lalang di bawah sana. Tangannya mengeluarkan sihir, membentuk bola kristal.

Joan dan Veronica melihatnya serius, bola kristal yang menampakkan wajah Adelene dengan berbagai simbol yang mengelilinginya. Joan menatap takjub hal itu.

Veronica malah tidak habis pikir, kekuatan sebesar itu diberikan pada Adelene?

"Bagaimana bisa -" Veronica tergagap.

"Tenanglah," kata Joan menenangkan Veronica.

"Hanya saja, kekuatan milik Adelene belum keluar sepenuhnya. Hal yang aku takutkan pada diri Adelene, ia tidak bisa mengontrol kekuatannya sendiri saat kekuatan itu keluar secara tiba-tiba."

Veronica dan Joan mengangguk setuju.

"Bahkan Saintess pertama saja belum dapat mengontrol kekuatan ini."

Angin berhembus kencang secara tiba-tiba.

"Siapa bilang aku belum bisa mengontrol kekuatanku sendiri?"

-Adelene Dé Cloups-

Adelene termenung, ia berada di sebuah tempat yang banyak laki-laki seumuran dengannya sedang berlatih pedang.

Gadis itu menyelinap masuk ke dalam istana, tempat dimana para Slavior berlatih pedang dan fisik. Chris adalah salah satu orang yang memprovokasi Adelene untuk menyelinap masuk.

Bersembunyi dibalik pohon yang cukup besar.

"Kau tidak ingin menggunakan tudung milikmu untuk menyembunyikan rambutmu yang berkilau itu?" tanya Chris yang baru saja tiba.

"Diam Chris!" balas Adelene.

Ia melihat mereka yang berlatih pedang dengan diam. Chris yang hendak berbicara pun terdiam dan niatnya untuk menjahili Adelene akan ia kubur untuk kali ini.

Suara dentingan antar pedang satu ke yang lainnya terdengar nyaring, melihat tajamnya mata pedang gadis itu meringis seketika.

Membayangkan saat pedang itu menyentuh bahkan menggores kulit seseorang.

"Apa aku harus berlatih pedang?" tanyanya dalam hati.

Gadis itu melihat ke arah seseorang yang baru saja masuk ke dalam tempat latihan. Ia merasa ingat dengan wajah pria itu.

Adelene Dé Cloups Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang