🌼🌼🌼
Hujan deras mengguyur markas perbatasan. Tiga kuda dengan tiga sosok yang menunggangi kuda turun dari kuda tersebut. Jubah yang dikenakan sudah basah akibat air hujan.
Seorang prajurit dengan pangkat Kapten, telah mendapat informasi tentang kedatangan tiga orang tersebut, segera menghampiri untuk menyambut kedatangan mereka.
Ketiganya memakai jubah bewarna hitam dengan corak emas dan tidak lupa topeng wajah yang bewarna emas yang menjadi ciri khas pasukan elit. Yang Kapten tahu jika ketiga tamu mereka adalah anggota pasukan elit dan tidak mengetahui jika ketiganya adalah anggota tim inti.
Kapten tersebut mengarahkan ketiga anggota elit memasuki ruangan khusus di markas perbatasan.
"Selamat datang. Perkenalkan saya adalah Kapten Gin. Ruangan ini akan menjadi ruangan kalian selama berada disini. Saya sudah mendapat info dari kemiliteran tentang kedatangan kalian sebelumnya. Jika ada yang ingin ditanyakan kalian dapat menemui saya di ruangan saya yang terletak ujung lorong ini," ujar Kapten Gin.
"Terimakasih, Saya X, dia LV dan EF. Senang bisa bekerjasama dengan Anda. Kapten Gin."
Kapten Gin mengangguk, sejujurnya Ia sedikit gemetar. Siapa yang tidak mengenal pasukan elit ini, mereka jarang muncul tapi sekalinya muncul aura mereka benar-benar terasa berbeda. Jujur saja berhadapan dengan anggota pasukan elit sudah menakutkan. Aura ketiganya begitu misterius dan begitu kuat.
"Baiklah. Kalau begitu saya pamit undur diri." Kapten Gin pun keluar dari ruangan.
Dalam ruangan tersebut memiliki dua kamar. Sesuai dengan permintaan Master No yang memang sengaja agar Virea dapat memiliki ruangan sendiri.
X melangkah memasuki kamar sebelah kiri, tanpa mengatakan apapun pria itu menaruh barang di kamar sebelah kiri di ikuti Gerrad. Mau tidak mau Virea mengambil kamar sebelah kanaan.
Padahal Ia ingin memilih kamar sebelah kiri karena ada jendela, jadi Ia bisa menyusup saat tengah malam. Sedangkan kamar sebelah kanan tidak ada jendela hanya ada dinding.
Virea segera meletakkan barang miliknya ke kamar. Lalu tanpa membuang waktu Ia melangkah keluar kamar menuju kamar sebelahnya. Melihat pintu kamar terbuka, Virea pun berdiri di depan pintu.
"Apa kita tidak bisa bertemu ataupun melihat sosok perempuan itu?" Baik X dan Gerrad menoleh menatap Virea.
"Maksudku. Bukankah semakin baik kita melihatnya semakin cepat kita bisa mencari tahu?" ujar Virea. Ia hanya tidak bisa menahan diri untuk melihat keadaan Yura.
"Aku rasa apa yang dikatakan LV benar." Kini Gerrad pun secara tidak langsung membantu Virea.
Tidak ada jawaban dari X, pria itu lantas melangkah keluar kamar. Virea mengernyit bingung mengartikan perilaku pria itu tapi ucapan Gerrad membuat Virea mengerti. "Ayo... X setuju untuk menemui perempuan itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Virea - TAMAT
FantasyVinera, Kapten militer Kerajaan Soutnard mati dibunuh oleh orang terdekatnya hanya karena jabatan. Bukannya mati dan pergi ke alam baka, Vinera justru hidup kembali ditubuh orang lain. Dunia yang sama... Kerajaan berbeda. Jati diri yang baru.. Vin...