5

7.8K 773 116
                                    

Jangan lupa Vote dan Komen 😆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jangan lupa Vote dan Komen 😆

🌼🌼🌼

Gerrad berlari ke halaman markas. Ia melihat prajurit yang pergi bersama X dan Virea telah kembali dengan keadaan terluka. Gerrad segera bertanya tentang apa yang terjadi. Lalu penjelasan dari prajurit tersebut membuat Gerrad segera berbalik menyiapkan peralatannya untuk pergi menyusul rekannya.

Kapten Gin pun segera memerintahkan beberapa prajurit untuk mengikuti EF (nama samaran Gerrad).

Saat tiba di lokasi, tempat itu sudah hancur. Seolah telah terjadi ledakan besar disini. Mata Gerrad menyusuri setiap tempat hingga pandangannya terarah ke sebuah lubang besar.

Gerrad melangkah perlahan ke arah lubang tersebut. Sebuah gua bawah tanah. Sepertinya goa tersebut cukup dalam melihat gelapnya dasar Gua.

Apakah X dan Virea berada disana? Apa mereka selamat? Batin Gerrad.

💮💮💮💮💮💮

Virea mengerjapkan kedua matanya. Pandangan pertama yang Ia lihat adalah dinding batu dan sebuah api unggun tidak jauh dari tempatnya berbaring.
Virea sontak duduk lalu meringis saat merasakan sakit pada punggungnya.

"Istirahatlah. Kondisimu belum pulih."

Virea menoleh dan menemukan X datang membawa ikan di kedua tangannya. Virea tidak menyadari kedatangan X. Pria itu hanya mengenakan bawahan celana tanpa atasan apapun.

"Kita dimana?" Tanya Virea.

"Sepertinya kita terjatuh ke dalam gua bawah tanah. Beruntung kita selamat. Tapi mustahil untuk keluar dari mulut gua bawah tanah yang sangat tinggi tanpa tali. Jadi, Aku membawamu menyusuri gua ini dan berakhir di pintu gua dekat dengan sungai." Penjelasan dari X membuat Virea akhirnya bisa mengingat kejadian terakhir.

Ternyata salah satu prajurit yang mereka kalahkan membawa bom bunuh diri.

Prajurit tersebut menyalahkan bom dan membuat ledakan besar yang mengakibatkan tanah di bawahnya yang kebetulan ada gua bawah tanah hancur.

Virea berusaha bangkit tapi bahunya terasa nyeri baru Ia sadari jika ada kain perban yang melilit lengan atasnya.

Seolah mengetahui tatapan bertanya Virea, X menjelaskan padanya.

"Bahumu bergeser. Jadi aku harus mengeser kembali dan membebatnya."

"Terimakasih," ujar Virea tidak ada lagi tanggapan dari X.

Virea memilih duduk berhadapan dengan pria itu. Untuk pertama kalinya Virea bisa menatap langsung tubuh X.

Tubuh tegap sempurna, otot-otot yang proporsional ditunjang dengan tampang yang tampan rupawan. Ini kesekian kalinya Virea melihat wajah X. Jujur saja Ia sangat terpukau. Mata tajam dan dingin, raut wajahnya tanpa ekpresi memberikan kesan misterius dan juga dingin.

Virea - TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang