Cast :
Lee Haechan
Jung JenoGenre : Historical, Drama
Rated : G
WARNING : JIKA TIDAK MENYUKAI CERITA INI DIMOHON UNTUK SEGERA KELUAR DARI SINI TANPA MENINGGALKAN KOMENTAR KEBENCIAN! TERIMA KASIH
.
.
.
.
..
.
.
.
.Haechan masih menunggu reaksi Heejin setelah ia menceritakan semua kejadian yang membuatnya bisa sampai seperti sekarang. Sejujurnya Haechan sedikit khawatir jika gadis itu akan merasa risih bahkan jijik dengannya.
Bagaimanapun juga hubungan antara dia dan Yang Mulia Raja masih sangat tabu, jadi tidak semua orang akan menerima hubungan mereka begitu saja.
Begitupun dengan Heejin.
Haechan pun tidak akan menyalahkan Heejin jika nantinya gadis itu tidak ingin berhubungan lagi dengannya. Dia sangat memahami reaksi Heejin jika memang seperti itu.
"Heejin-ssi.."
"Jadi maksudmu saat ini kau adalah seorang Selir Raja? Begitu kah?"
"Iya.."
"Berarti saat kita bertemu dulu kau dan Yang Mulia Raja sudah berkencan?"
"Ye? Ti-tidak! Bu-bukan seperti itu.." -Haechan-
"Lalu?"
"Aku tidak bisa menjelaskan semuanya padamu tapi saat kita bertemu dulu aku dan Yang Mulia Raja hanya memilki hubungan yang biasa saja."
"Benarkah? Tapi ku pikir-pikir Yang Mulia Raja pasti sudah menaruh hati padamu saat itu." Ujar Heejin.
"Ye?" Sebenarnya Haechan bingung dengan respon Heejin yang malah terdengar aneh.
"Iya, aku sangat yakin pasti Yang Mulia Raja sudah menyukaimu saat pertama kali kalian bertemu. Aku jamin seratus persen."
"..."
"Dan kalau tebakanku tidak salah kedatanganmu kesini pasti ingin memintaku untuk mengikuti calon pemilihan Ratu? Iya kan?"
Haechan terkejut dengan ucapan Heejin barusan. Dia bahkan belum menceritakan tentang pemilihan calon Ratu itu, tapi Heejin sudah tahu arah pembicaraan yang ingin ia sampaikan.
"Kau tidak perlu terkejut seperti itu.. Kau pasti heran kan kenapa aku bisa tahu? Hahh~ Donghyuk-ssi, kupingku ini ada dimana-mana jadi berita tentang kematian mendiang Ratu Choi sudah kudengar sejak awal. Dan aku menyimpulkan semuanya dari apa yang kau ceritakan barusan." Jawab Heejin yang paham atas kebingungan Haechan tadi.
Haechan terkejut kembali mendengar penjelasan Heejin. Sungguh ia tidak tahu jika gadis didepannya itu ternyata sangat cerdik dan pandai. Bisa menganalisis kejadian hanya dari sebuah cerita.
"Heejin-ssi, aku minta maaf jika kedatanganku ini mungkin membuatmu tak nyaman. Tapi memang benar aku kesini ingin memintamu untuk bergabung kedalam pemilihan calon Ratu. Heejin-ssi, tapi aku sama sekali tidak akan memaksamu. Jika kau menolak pun aku tidak akan meminta untuk yang kedua kalinya. Kau tidak perlu khawatir."
Haechan melihat Heejin yang terdiam sebentar sambil menatap lurus padanya. Tidak tahu apa yang sedang dipikirkan oleh gadis itu.
"Donghyuk-ssi.."
"Ne?"
"Apa aku boleh jujur padamu?" Ucapnya,
"Y-yee tentu saja.."
"Aku lihat kan benda apa yang aku bawa tadi?"
"Ye.. Kau bilang itu adalah obat-obatan herbal.."
"Benar.. Itu adalah obat herbal yang bisa membantuku untuk bertahan hidup."
"..."
"Mungkin kau tidak tahu jika aku hanyalah seorang gadis penyakitan yang tidak akan pernah sembuh. Bahkan dari tabib yang mengobatiku berkata jika usia ku mungkin tidak akan lama lagi."
Haechan tahu..
Ia mengetahui semua itu dari Menteri Jeon. Bagaimana hancurnya hati seorang ayah dan ibu yang mengetahui jika hidup anak semata wayangnya harus mengalami hal seperti ini.
Cerita Heejin memang harusnya menyedihkan tapi gadis itu menyampaikannya dengan nada suara yang ceria, seolah-olah itu semua bukanlah sebuah cerita sedih.
"Karna penyakitku ini aku tidak bisa memiliki teman, sahabat atau bahkan kekasih. Tapi aku tidak mempermasalahkan itu. Aku tidak butuh mereka semua."
"..." Haechan masih menyimak cerita Heejin.
"Sampai akhirnya aku bertemu dengan Donghyuk-ssi.."
"Y-ye??"
Heejin mengangguk, lalu berucap kembali. "Setelah pertemuan kita saat itu aku selalu kembali setiap hari untuk memutari pasar barangkali aku bisa bertemu denganmu lagi. Tapi kau sama sekali tidak pernah muncul lagi disana."
"..." Haechan sedikit membola.
"Aku bahkan sampai bertanya pada semua penjual dipasar siapa tahu mereka melihatmu lagi."
"Heejin-ssi.."
"Benar, aku menyukai Donghyuk-ssi.. Aku tidak pernah keluar dari kota ini jadi tidak memiliki kenalan dari luar kota. Sedangkan teman-teman yang sebaya denganku disini juga tidak mau berteman denganku. Lalu Donghyuk-ssi datang dan berbicara padaku dan membuatku merasa memiliki teman lagi."
"Heejin-ssi..." Haechan sebenarnya bingung harus meresponnya seperti apa.
"Bukankah aku seperti orang bodoh?"
"Tidak! Sama sekali tidak.. Heejin-ssi adalah gadis yang baik dan cerdas. Aku merasa tersanjung bisa disukai oleh gadis cantik sepertimu."
"Tapi akhirnya aku sedih juga karna tahu ternyata kau sudah menjadi milik orang lain."
"..."
Keduanya sama-sama diam.
Haechan diam karna bingung harus merespon pernyataan Heejin yang diluar prediksinya.
Sedangkan Heejin juga terdiam seperti tengah memikirkan sesuatu.Hampir satu menit keduanya terdiam, hingga akhirnya Heejin menjadi yang pertama berucap. "Baiklah, aku baru saja memutuskan kalau aku akan ikut pemilihan calon Ratu itu."
"YE?!"
"Benar, aku akan ikut pemilihan itu. Kau tenang saja, akan ku pastikan gelar Ratu selanjutnya akan menjadi milikku."
"He-Heejin-ssi.. K-kau yakin?"
"Tentu saja aku yakin.. Jika aku masuk kedalam istana artinya aku akan bisa selalu didekatmu kan? Bisa bertemu denganmu tiap hari."
"Ye?!!"
.
.
.
.
..
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Musisi [NoHyuk]
FanficHaechan hanya seorang musisi jalanan yang dibawa oleh Raja Jeno untuk tinggal di istana. . . . . BxB Bahasa Baku