Cast :
Lee Haechan
Jung JenoGenre : Historical, Drama
Rated : G
WARNING : JIKA TIDAK MENYUKAI CERITA INI DIMOHON UNTUK SEGERA KELUAR DARI SINI TANPA MENINGGALKAN KOMENTAR KEBENCIAN! TERIMA KASIH
.
.
.
.
..
.
.
.
."Lapor Yang Mulia, Yang Mulia Ratu datang."
Seorang prajurit yang membawa sebilah pedang bersarung menghampiri Raja yang sibuk dengan beberapa gulungan diatas meja. Membawa berita tentang kedatangan Yang Mulia Ratu.
"Bilang jika aku sedang sibuk dan tak bisa diganggu." Jawab Raja tanpa menoleh.
"Eumm.. Maaf Yang Mulia, Yang Mulia Ratu memaksa ingin bertemu." Tambahnya.
Mendengar itu Raja langsung menghentikan kegiatannya lalu memandang sang prajurit. "Baiklah, suruh masuk."
"Ye.. Laksanakan."
Prajurit itu lantas segera keluar dan kembali mengabari ijin ini pada Ratu yang masih menunggu didepan pintu ruang kerja Raja bersama dengan para rombongannya.
Dan tak butuh waktu lama wanita cantik yang menjabat sebagai Ratu itu memasuki ruang kerja Raja.
"Hormat Yang Mulia." Hormatnya sopan.
Raja yang lebih memilih memfokuskan kembali pada gulungan-gulungan kerja yang berserakan diatas meja.
"Ada hal apa? Aku masih harus mengurus beberapa masalah." Balas Raja.
Ratu yang mendengar jawaban dingin Raja tentu saja menjadi geram dan kesal. Namun dengan cepat wanita itu menormalkan wajah kesalnya dan menampilkan senyuman manis yang berharap akan mendapat perhatian dari sang Raja.
"Ratu ini ingin bertemu dengan Yang Mulia untuk membicarakan sesuatu yang penting." Ucapnya.
"Hal penting apa? Apakah ada masalah didalam istana?" Tanya Raja.
"Yee Yang Mulia. Beberapa menteri mendesakku agar segera memiliki keturunan." Jawab Ratu.
Mendengar hal yang disampaikan Ratu membuat Raja menghentikan membacanya. "Aku mengerti, nanti akan ku selesaikan masalah itu."
Jawaban Raja yang seakan tak peduli lagi-lagi membuat Ratu marah, dan kali ini wanita cantik itu tidak lagi bisa menahannya lagi. Dengan tangan yang mengepal Ratu kembali bersuara. "Bagaiman Yang Mulia ingin menyelesaikannya?"
"Ratu tidak perlu khawatir, aku akan mengurusnya."
Dengan bibir yang bergetar menahan marah, Ratu berkata. "Apakah Yang Mulia tidak pernah memandangku sebagai Ratu? Apakah Yang Mulia tidak pernah melihatku?"
"Ratu tidak perlu memikirkan hal yang tidak perlu. Kau adalah Ratu negeri ini, tentu kau dipandang sebagai Ratu." Jawab Raja.
"Tapi kenapa Yang Mulia tidak pernah sekalipun memandangku sebagai Ratu? Selama ini Yang Mulia selalu mengabaikanku. Yang Mulia tidak pernah menganggapku."
Raja terdiam. Dia mulai memandang Ratu yang berdiri tegak agak jauh dari depan meja kerjanya. Raja melihat bagaimana air muka Ratu yang memerah dan kaku karna menahan amarah.
"Bagaimana Yang Mulia menyelesaikan persoalan tentang keturunan? Sedangkan Yang Mulia tidak pernah menyentuhku. Yang Mulia bahkan tidak pernah sekalipun mengunjungiku. Bahkan untukku yang ingin menemui Yang Mulia selalu Yang Mulia tolak. Lalu bagaimana?"
"..." Raja masih terdiam.
"Selama ini aku selalu sabar menunggu Yang Mulia menoleh padaku, menunggu Yang Mulia untuk melihatku. Tapi yang kudapatkan adalah Yang Mulia tak pernah menganggapku ada. Lalu apa gunanya aku sebagai Ratu?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Musisi [NoHyuk]
Fiksi PenggemarHaechan hanya seorang musisi jalanan yang dibawa oleh Raja Jeno untuk tinggal di istana. . . . . BxB Bahasa Baku