Rose sedang makan di kantin bersama Jennie dan Joy, mereka sambil asyik bercerita ini dan itu, tiba-tiba seluruh murid yang ada di kantin berhamburan keluar semua, membuat gank Rose pun merasa heran.
"Hey ada apa ini?" Jennie menahan lengan seorang murid yeoja yang berlari melewati meja nya.
"Junhoe berkelahi dengan Sehun" jawab yeoja itu, Rose pun langsung berdiri, ikut berlari keluar menyaksikan apa yang sebenar nya terjadi, kedua namja itu nampak sama-sama babak belur, dan kepala sekolah Lee sudah memisahkan mereka di bantu oleh security sekolah.
"Ayo kita ikuti mereka" ajak Rose, mengikuti Junhoe dan Sehun yang di bawa ke ruang kepala sekolah, mereka menguping dari luar.
"Junhoe yang lebih dulu memulai mr Lee, dia merayu dongsaeng saya, tapi di tolak, dia lalu memukul Karina, jadi saya membalas dendam" jelas Sehun.
"Dongsaeng mu yang centil, aku memukul nya karena dia yang berusaha merayuku, aku sudah menolak tapi dia semakin nekad, kekasih ku jauhebih cantik dari dongsaeng mu" Junhoe memutar balikan fakta.
"Diam! Pria macam apa yang tega memukul wanita dan sekarang memutar balikan fakta" Sehun kembali mengamuk, Rose, Jennie dan Joy menelan ludah nya, mereka bergidik ngeri
"Semenakutkan itu kekasih mu Rose" gumam Joy dengan wajah tegang nya, Rose terdiam, rasa nya ia tak percaya, tapi Sehun sang ketua osis tak mungkin berbohong.
"Putus saja Rose, aku mengkhawatirkan mu" gumam Jennie menatap cemas pada Rose.
"Tapi aku takut unnie"
"Aku khawatir jika suatu saat kamu membuat kesalahan, nyawa mu yang akan menjadi taruhan nya" ucap Jennie lagi.
"Rose" Junhoe tiba-tiba keluar dari ruang kepala sekolah, ketiga gadis itu terjengkit kaget.
"Oppa" gugup Rose.
"Kenapa kamu disini?" Tanya Junhoe
"Aku. . . Aku mengkhawatirkan oppa, karena ku dengar, oppa berkelahi dengan Sehun" bohong Rose.
"Iya, lihat lah wajah ku terluka, tapi aku juga berhasil membuat nya babak belur" kekeh Junhoe.
"Ayo ke kantin, obati aku" Junhoe menarik tangan kiri Rose, ia menoleh pada Jennie dan Joy, memberi kode agar mereka ikut, Joy menggeleng takut, tapi Jennie menyeret nya, karena tak tega dengan Rose akhir nya mereka pun mengikuti nya ke kantin.
Junhoe duduk di kursi dan Rose mulai mengobati wajah sang kekasih, yang terus mengomel.
"Andai mr Lee tidak datang sudah ku bunuh Sehun saat itu juga" gumam Junhoe, Joy dan Jennie bergidik, tapi mereka tak berani menunjukan nya.
"Ambilkan aku minuman dingin" perintah Junhoe pada Rose, Joy dan Jennie saling bertatapan tak suka, melihat sahabat nya di suruh-suruh, dan Rose menurut saja karena takut, ia berjalan sambil memikirkan cara nya untuk putus dari Junhoe.
"Lama sekali kamu Rose" kesal Junhoe pada Rose yang menurut nya terlalu lama mengambilkan nya minuman, ia lalu merebut botol di tangan Rose dengan kasar, lalu pergi untuk menemui sahabat-sahabat nya.
"Inilah yang aku takutkan Rose" cemas Jennie yang langsung memegangi lengan kanan Rose.
"Putus saja Rose" bujuk Joy.
"Bagaimana cara nya?" Putus asa Rose.
"Kamu menghilang saja?" Ide Joy
"Jangan jangan" tahan Jennie
"Cari pacar baru"
"Kamu gila Jenn, kalau Junhoe mengamuk bagaimana?" Ujar Joy
"Carilah yang lebih dari Junhoe, jadi dia tidak akan berani melawan nya" ucap Jennie
"Masalah nya siapa yang lebih kuat pengaruh nya dari Junhoe di sekolah kita?" Joy
"Atau menyewa seseorang untuk menjadi pacar sementara mu?"
"Ide unnie konyol" Rose berjalan putus asa menuju ke kelas nya, dari jauh ia melihat Junhoe memukul kasar tangan seorang murid namja hingga minuman yang dibawa nya jatuh ke lantai.
"JANGAN MENGHALANGI JALAN KU!" Teriak Junhoe marah, Rose dan gank nya melihat itu.
"Lihat, masih mau bertahan, sampai kapan?" Gumam Joy
"Dulu kenapa kamu menerima nya Rose?"
"Dia dulu tak seperti ini unnie"
"Namja selalu seperti itu, manis di awal" seloroh Joy, mereka lun melanjutkan langkah nya.
Sedangkan Rio, ia bersama Jaehyun dan Jisoo sedang latihan di lapangan bola, ia memang mengikuti ekstrakurikuler sepak bola.
"JAEHYUN SHOOT!" seru Jisoo melihat sang sahabat menerima umpan dari Rio.
Shoot
Bruk
Tendangan keras Jaehyun mampu di tepis oleh Jenno sang penjaga gawang, kemelut di depan gawang, dan. . .
Slap
Tendangan lemah kaki kiri Rio pun mampu menceploskan si kulit bundar ke dalam gawang.
"GOAL!" seru Jisoo mengangkat kedua tangan nya ke atas, Rio pun ikut mengangkat tangan kanan nya sambil tertawa lebar, Jaehyun mendekat dan menepuk kepala belakang Rio.
Priittt. . .
Latihan selesai, mereka tak langsung berganti baju, tapi melakukan pendinginan lebih dahulu, Rio menerima botol minuman yang di lempar Jaehyun.
"Goal yang bagus" puji Jisoo
"Tapi kaki kiri ku lemah hyung" kata Rio
"Masih ada kesempatan untuk melatih nya Rio" ujar Jaehyun yang kini ikut duduk di hadapan Rio dan Jisoo sambil meluruskan kedua kaki nya di tepi lapangan.
"Pekan olah raga tinggal sebentar lagi, kita tak bisa main-main dalam latihan sekarang" nasihat Jisoo sang kapten team.
"Ya hyung"
"Jangan lupa jaga juga pola makan kalian" imbuh Jisoo, setengah jam kemudian, mereka pun mulai membersihkan diri dan berganti baju dengan seragam sekolah, untuk kembali mengikuti kegiatan belajar mengajar.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Do You Feel The Love?
Fanfictioncerita cinta antara Rio si anak sepak bola, dengan Rose yang berpacaran dengan si anak basket