Ekstrakurikuler sepak bola memang kurang di minati, kalah populer dengan basket, jadi kurang mendapat perhatian, bisa di pastikan, jika team basket dan sepak bola bertanding di waktu yang bersamaan, semua murid pasti lebih memilih untuk menonton pertandingan basket, dan jika tidak di gelar dalam waktu bersamaan, hanya murid namja yang menonton nya, tapi itu pun juga tak banyak.
Sore itu, Rio dan yang lain berkumpul di lapangan kota, untuk latihan rutin, bukan kegiatan sekolah, tapi lebih kepada kegiatan antar sesama pencinta sepak bola, Rio datang sambil menggendong ransel nya yang berisi sepatu dan baju ganti, tak jauh dari tempat Rio dan yang lain berlatih, Junhoe sedang duduk bersama teman-teman nya sambil menggoda gadis yang lewat.
Dug
Bola menggelinding mengenai kaki belakang Junhoe, seseorang kemudian berlari menghampiri nya
"Maaf hyung, kami tidak sengaja" pria muda itu membungkuk meminta maaf, Junhoe menoleh, dia kesal.
Bleshh. . .
Junhoe menusuk bola itu dengan pisau lipat yang ia bawa, pemuda itu terkejut bukan main, dan berlari kembali ke tim nya.
"Apa yang terjadi?" Tanya Rio
"Hyung itu merusak bola kita" adu nya.
"Dia lagi" gumam Jaehyun kesal.
"Ayo kita patungan kalau begitu" ide Jisoo, mereka berdua puluh empat orang pun patungan untuk membeli bola baru.
Sedangkan di tempat lain, Rose berkumpul bersama Joy dan Jennie, untuk mengerjakan tugas bersama, meski lebih banyak bermain nya.
"Sayang, ini makan dengan teman-teman mu, mumpung masih hangat" ujar Seohyun menyerahkan satu mangkuk besar teobbokki dan jajalan lain nya pada sang putri, Rose.
"Wah, gumawo mama" ucap Rose.
"Kedai Kwon" Jennie membaca label pada kemasan.
"Iya, kedai jajanan langganan mama, kami sering memesan di sana" balas Rose, mereka pun mulai menyantap nya.
"Mulut ku tak bisa berhenti mengunyah, padahal aku sudah kenyang" kata Joy yang telus mencelupkan gimmari nya ke dalam saos tteobokki.
Sepulang latihan, Rio, Jisoo dan Jaehyun mengunjungi kedai milik keluarga Kwon, mereka duduk di bangku luar sambil bercerita, Rio membawakan minuman dingin dan masing-masing dua tusuk fish cake, dan sepiring gimmari.
"Harus nya, bola umpan silang Rio tadi bisa kamu sundul" ucap Jisoo pada Jaehyun.
"Aku sudah mati langkah lebih dahulu hyung, padahal umpan Rio sangat akurat" balas Jaehyun, puas bercerita, Jisoo dan Jaehyun pun pamit pulang, tak lupa membayar makanan mereka lewat Rio, mereka selalu membayar nya, meski sudah berkali-kali baik Jessica mau pun Yuri telah menolak nya.
"Eomma, ini uang Jaehyun dan hyung" Rio menyerahkan uang nya pada sang ibu
"Kamu saja yang simpan, di tabung ne" balas Jessica.
"Ne, gumawo eomma" Rio kemudian membereskan tempat jualan sang eomma di bantu sang ayah.
"Persiapan mu bagaimana Rio?" Tanya Yuri.
"Appa, maaf jika Rio nanti tak bisa sering-sering membantu appa dan eomma di kedai, karena jadwal latihan dan sparing jadi makin padat" balas Rio.
"Tidak apa-apa, jangan pikirkan itu, appa dan eomma masih sanggup melakukan nya berdua, pikirkan saja pertandingan mu" ujar Yuri yang mendukung penuh apa pun pilihan Rio jika di rasa itu baik untuk anak nya.
Dan keesokan hari nya, Junhoe nampak berjalan dengan angkuh menuju ke ruang kelas Rose, di tengah jalan ia bertemu dengan murid lain yang membawa makanan.
Sret
Junhoe merebut nya, sedangkan Bobby dan Bambam hanya terkekeh dan mengikuti apa yang boss mereka lakukan
"Rose" seru Junhoe memanggil sang kekasih di ambang pintu.
"N-ne oppa" gugup Rose, ia lalu berjalan menghampiri Junhoe.
"Aku ada latihan nanti" pamit Junhoe
"Ne oppa" balas Rose.
Dan sepulang sekolah, Rose, Jennie dan Joy pun mendatangi kedai Kwon, untuk sekedar menikmati camilan sebelum makan malam, mereka duduk sambil bercerita ini dan itu, sampai akhir nya, Joy melihat pemandangan yang tak biasa, Junhoe menaiki mobil bersama seorang gadis.
"Rose, bukan kah itu Junhoe?" Tunjuk Joy, Jennie dan Rose pun langsung menoleh.
Deg
Junhoe bahkan terlihat mencium bibir gadis yang duduk disamping nya itu meski hanya sebuah kecupan.
"Bukan kah dia bilang sedang latihan basket?" Heran Jennie, Rose terdiam.
"Aku menerima June karena terpaksa, tapi kenapa melihat nya mencium gadis lain hati ku terasa sakit" gumam Rose menebak-nebak sendiri perasaan nya.
"Ini kesempatan untuk memutuskan hubungan mu dengan nya Rose" ujar Joy.
"Coba telpon dia, apakah dia akan berbohong atau tidak" ide Jennie, dengan tangan gemetar, Rose mencoba menelpon June, tapi tak diangkat, mobil nya sudah kembali melaju karena lampu menyala hijau.
"Coba besok kamu tanya kan?"
"Aku takut unnie"
"Kamu sendiri bagaimana perasaan mu pacaran dengan orang seperti June? Tertekan tidak? Lalu mau sampai kapan?" Ceramah Jennie, Rose memang sangat berhati-hati, takut berbuat salah dan akan membuat June naik pitam nanti nya.
"Aku tahu unnie, tapi aku juga takut salah langkah yang akan membuat Juna murka nanti nya.
Gadis-gadis itu lantas membereskan tas mereka dan kemudian pulang ke rumah masing-masing, Rose gelisah memikirkan cara untuk putus dari June dan segala resiko nya.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Do You Feel The Love?
Fiksi Penggemarcerita cinta antara Rio si anak sepak bola, dengan Rose yang berpacaran dengan si anak basket