40. Bertahan

1K 191 11
                                    

Sesampai di Inggris dan beristirahat sejenak, Rio dan Rose langsung menyimpan makanan yang mereka bawa dari Korea ke dalam kulkas, banyak lauk yang Jessica berikan untuk anak dan menantu nya, serta camilan.

"Kita bisa berhemat untuk beberapa hari oppa" kekeh Rose

"Iya, kita harus banyak menabung sebagai persiapan kelahiran bayi kita nanti" balas Rio, mereka sekalian makan malam, sebelum akhir nya beristirahat, berbaring berdua, Rio memasukan kepala nya ke dalam baju sang istri.

"Oppa" teriak Rose yang diabaikan sang suami, Rio tetap memainkan puting milik sang istri dengan lidah nya.

Keesokan hari nya, Rio menyiapkan sarapan seperti biasa nya, sedangkan Rose mencuci baju mereka.

"Rosie, ayo sarapan" ajak Rio, kedua nya pun duduk berhadapan dengan sepiring penuh nasi putih, lauk dan sayur, mereka makan sepiring berdua.

"Rose"

"Ya oppa?"

"Menurut mu, tawaran dari club lain itu bagaimana?" Rio mulai mendiskusikan tentang club yang menaruh minat pada nya.

"Aku boleh berpendapat oppa?"

"Tentu, karena kamu istri ku"

"Jika aku minta oppa bertahan bagaimana?"

"Alasan nya?"

"Karena aku merasa masih dalam tahap menyesuaikan diri oppa, aku baru datang kemari enam bulan yang lalu, dan aku sudah terlanjur nyaman dengan kota ini" jelas Rose.

"Tapi jika oppa ingin tantangan baru juga tidak masalah" jawab Rose sendu, sebab ia ingin tinggal di kota Bedfordshire lebih lama, dan kontrak Rio masih menyisakan satu setengah tahun lagi.

"Baiklah, demi kenyamanan mu, aku setuju" balas Rio.

"Jangan hanya pikirkan aku oppa, tapi juga karir mu, jika pilihan oppa lebih baik, aku juga tak masalah ikut pindah"

"Tidak, alasan mu cukup masuk akal untuk ku, dan waktu empat tahun, ku pikir juga tak akan cukup untuk membayar kepercayaan Luton pada ku" tutur Rio.

Setelah kompetisi piala dunia berakhir, seminggu kemudian Rio mulai kembali aktif berlatih, dan Minggu depan, liga akan kembali bergulir.

"Rosie"

"Ya oppa?"

"Makan siang mu sudah aku siapkan di kulkas, jangan terlalu lelah, soal membersihkan rumah biar aku yang melanjutkan nya nanti" pesan Rio sebelum berangkat latihan.

"Ya oppa" jawab Rose, selama awal kehamilan nya, sang jabang bayi masih mau untuk diajak bergerak, membersihkan rumah, dan mencuci baju, tapi kini, perut Rose kian membesar, ia mudah lelah dan merasa mengantuk, jadi Rio lah yang melakukan pekerjaan rumah sekarang, mulai dari memasak, membersihkan rumah, mencuci setiap pulang dari latihan, karena Rose sudah tertidur pulas, keesokan hari nya.

"Rosie?" Kaget Rio karena tiba-tiba sang istri menangis saat bangun dari tidur nya.

"Oppa" rengek nya merasa bersalah, Rio yang sedang menyiapkan sarapan pun menghampiri sang istri.

"Kenapa hey?" Cemas nya sambil berlutut tepat di hadapan Rose

"Maafkan aku oppa, karena sekarang semua oppa sendiri yang melakukan nya" Rose merasa bersalah.

"Tidak apa-apa hey, kita ini teamwork, aku tidak keberatan" Rio mengusap air mata sang istri yang memang menjadi sangat sensitif ketika hamil begini.

"Aku malu" isak nya.

"Malu kenapa? Bukan kah kamu masih pakai baju?" Hibur Rio.

"Aww" erang Rio karena Rose memukul dada nya, pria muda itu terkekeh lucu.

"Ayo kita sarapan, nanti keburu dingin nasi dan lauk nya" Rio membantu sang istri berdiri.

"Suapi" rengek Rose manja sambil berjalan menuju ke meja makan.

"Iya sayang ku" balas Rio.

"Kenapa daging nya hanya untuk ku?" Tanya Rose melihat sang suami hanya memakan nasi dan sayur nya saja.

"Karena kamu tidak sendiri sekarang, kamu butuh asupan gizi yang baik" jawab Rio, Rose menggeleng.

"Oppa juga, jangan hanya aku, oppa juga harus sehat, jika oppa sakit siapa yang akan menjaga ku nanti" Rose menyumpitkan sepotong daging dan menyuapkan nya pada sang suami, makhlum, mereka benar-benar dalam mode berhemat, sebab harus menyiapkan tabungan untuk kelahiran anak mereka nanti nya.

Malam nya, Rose terus menguap, ia sudah mengantuk menunggu Rio pulang.

"Aku pulang!" Seru Rio memasuki apartemen nya.

"Selamat datang oppa" sambut Rose, ia duduk di meja makan menunggu sang suami memasak, setelah makan malam, mereka pun masih belum beranjak.

"Oppa"

"Ya sayang?"

"Kita akan belanja baju bayi kan?" Rio terdiam dengan pertanyaan sang istri.

"Tunggu sebentar ya, aku chek tabungan kita dulu" jawab Rio, ia lalu mengambil buku tabungan nya, dan kembali menyusul sang istri, kedua nya lalu berhitung.

"Seperti nya kita bisa belanja baju bayi meski tak banyak" kata Rio.

"Nanti bisa kita siasati"

"Cara nya?" Bingung Rose

"Mulai Minggu ini, jadwal belanja kebutuhan bahan pokok kita, kita lakukan pada malam hari"

"Kenapa begitu oppa?"

"Karena banyak diskon jika sudah jam 9 malam keatas, kita bisa membeli bahan promo" ide Rio.

"Ide oppa bagus" Rose tertawa semangat.

Dan mereka pun melakukan nya

"Ayam ini sudah expired hari ini, tapi jika kita simpan di freezer kulkas itu masih bisa bertahan satu sampai dua hari" ujar Rio saat belanja kebutuhan pokok dengan sang istri.

"Dengan begini kita malah bisa makan daging ayam oppa" kekeh Rose senang.

Entah apa yang akan terjadi jika kedua orang tua mereka di Korea tahu kehidupan anak dan menantu nya di negara orang, yang harus hidup serba pas-pasan, makan seadanya, dan memilih makana diskon saat berbelanja, tapi baik Rose maupun Rio tak ada yang mengeluh, mereka bahkan masih bisa tertawa girang ketika menemukan barang yang sangat mereka inginkan sedang diskon besar-besaran.

Rose terus menatap wajah samping Rio yang sedang memilih sayuran.

"Meski hidup yang kita jalani seperti ini, tapi aku bahagia, aku tak menyesal telah memilih mu untuk menjadi suami ku" batin Rose


#TBC

Do You Feel The Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang