Rio mulai sibuk latihan, dan juga sudah lolos test kesehatan, ia bahkan jarang memegang ponsel nya, ia cukup tahu diri, jika berjuang di negeri tetangga itu lebih berat, meski kadang ia merasa rindu pada Korea, selama seminggu ini, Adam mengajari Rio cara naik bus umum dari apartemen ke basecamp mau pun sebalik nya, dan hari Minggu mereka jalan-jalan, memberitahu Rio tempat belanja paling murah.
Sedangkan di Korea, Rose sibuk dengan kuliah nya, ia tak pernah jadian dengan Jimin, sebab setelah kepergian Rio ke Inggris, hati nya telah benar-benar patah, dulu, ia masih bisa santai meski di tolak Rio tiga kali, karena masih bisa bertemu dan berinteraksi, tapi sekarang beda cerita, sebab mereka berjauhan dan hidup di benua yang berbeda, mereka berdua saling menjauh, Rio yang tak mengirimi pesan Rose karena selama ini diabaikan, dan Rose yang gengsi karena terlanjur tak enak pada Rio.
"Rose, temani Chanyeol makan sayang, dia sudah datang dari kantor papa mu" beritahu sang mama.
"Rose tidak lapar ma" tolak nya.
"Temani saja, tidak harus makan bersama" dengan langkah gontai, Rose pun keluar dari kamar nya.
"Hi Rose" sapa Chanyeol.
"Ya oppa" balas Rose tak semangat.
"Ayo kita makan"
"Aku sudah kenyang oppa"
"Oh ya, aku ingin mengajak mu keluar setelah makan malam, mau kan?"
"Aku sedang menunggu seseorang oppa"
"Menunggu siapa?"
"Hari ini club Rio bermain, aku mau menonton nya di rumah"
"Rio? Kwon Limario?" Rose mengangguk
"Aku temani ya?"
"Baiklah" dengan berat hati Rose pun mengiyakan anak buah papa nya itu, setelah makan, Rose mengeluarkan banyak snack dari kulkas, dan menata nya di meja depan tv, lalu bersiap untuk menyaksikan pertandingan pertama Rio.
"Itu dia Rio" Rose memekik antusias, karena sang sahabat akan dimainkan sejak menit awal, Rose histeris melihat Rio berbaris memasuki lapangan.
"Ini adalah debut nya, dia akan bermain dari menit awal" wajah Rose langsung penuh senyum, Chanyeol hanya mengangguk sambil tersenyum paksa, dan Rose mulai mengoceh menceritakan tentang Rio pada pria yang duduk disamping nya itu.
"Sedekat apa kalian?" Tanya Chanyeol mencoba menggali lebih dalam tentang gadis yang disukai nya itu.
"Sedekat apa ya? Aku tidak bisa melukiskan nya, tapi yang terjadi pada Rio, orang pertama yang ia kabari adalah aku" jawab Rose, meski dalam hati ia juga sedih, sebab ia adalah orang yang tak tahu akan kepergian nya ke Inggris saat itu, ia bahkan menjadi orang terakhir yang tahu, tapi ia berusaha menutupi kesedihan nya dari Chanyeol.
"Dia namja seperti apa?" Lanjut Chanyeol yang memancing rasa cemburu nya sendiri.
"Dia menyebalkan, tapi bersama nya, rasa nya seperti naik roller coaster, kadang dibuat marah, jengkel, sampai menangis, kadang dibuat tersenyum sampai tertawa, bahkan bangga, anak-anak di sekolah kami sekarang mulai melirik ekstra sepak bola berkat Rio, aku akui, Rio sangat keren, dia pernah memasukan bola basket ke dalam keranjang dengan kaki nya" cerita Rose kagum, dan sepanjang malam bersama itu, Chanyeol terpaksa harus mendengar ocehan Rose tentang Rose yang membuat nya bosan.
Sedangkan di Inggris, Rio di tarik keluar saat pertandingan babak kedua memasuki sepuluh menit awal, staff langsung memberi nya jaket dan air minum.
"Permainan yang bagus boy" ujar sang pelatih kepala sambil bertos dengan Rio yang berhasil mencetak satu gol lewat tendangan bebas, kedudukan sekarang 1-0 untuk kemenangan Luton Town FC atas Shefield United.
Rio tersenyum senang, karena ini adalah debut nya di liga utama Inggris, Jessica bahkan sudah menangis terharu di rumah setelah menyaksikan aksi sang putra yang membawa team nya unggul.
Malam nya, Rio tiba di apartemen nya, hari sudah sangat malam, dan dia kelaparan, beruntung masih ada nasi instan, saking lelah nya, Rio hanya makan nasi putih yang dia hangat kan, beserta kimchi yang ia beli dan diambil dari kulkas, sambil makan, Rio mulai membuka ponsel nya, Jennie, Joy, Jisoo dan Jaehyun, semua mengirimi nya pesan yang berisi ucapan selamat atas debut nya hari ini, termasuk dari sang ibu.
From Eomma:
Rio sayang, eomma dan appa melihat mu bertanding malam ini, kami bangga pada mu, teruslah berlatih dan asah kemampuan mu, kami percaya, kamu akan berhasil disana, oh ya, kedai mulai ramai sekarang, tak jarang ada yang meminta foto dengan kami, karena kamu, terima kasih sayang telah berjuang untuk kamiRio langsung mengusap kasar air mata nya sendiri begitu membaca pesan dari sang eomma, sebab kini ia diserang rasa rindu berat pada Korea, pada keluarga nya, dan pada Rose, gadis itu bagai ditelan bumi sekarang, ini adalah saat-saat terberat bagi Rio, baru tinggal di negara orang selama beberapa hari, sendirian, ia lebih sering menangis srkarang setiap malam, karena rindu Korea, mungkin akan berbeda cerita jika ia bisa menghubungi Rose, gadis yang selalu bisa menenangkan nya dulu.
Tak jauh beda dengan Rio, setelah pertandingan selesai dan Chanyeol pulang, Rose memasuki kamar dan menjatuhkan tubuh di atas kasur, lalu menangis hebat, rasa rindu nya pada Rio kian menumpuk, dan ia menyesal telah menjauhi Rio waktu itu dan tak memberitahukan apa-apa pada nya, jadi wajar jika Rio mendiamkan nya sekarang.
Mereka bisa saling melupakan saat Rio sibuk latihan dan Rose sibuk kuliah, dia sudah di semester dua akhir, jadi mulai banyak tugas yang harus di selesaikan, sedangkan Rio sudah lulus dari SMA nya, Yuri dan Jessica datang ke sekolah mewakili sang putra, dan disana banyak murid serta wali yang mengajak mereka untuk berfoto bersama.
"Tuan Kwon, terima kasih banyak, berkat Rio, sekolah kita mengalami peningkatan peserta didik baru tahun ini" ucap kepala sekolah Choi, Yuri dan Jessica tentu juga bangga dengan nama besar sang anak sekarang.
"Ne mr Choi" Yuri membalas jabat tangan kepala sekolah sambil tersenyum senang.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Do You Feel The Love?
Fanfictioncerita cinta antara Rio si anak sepak bola, dengan Rose yang berpacaran dengan si anak basket