Rio dan Rose semakin dekat satu sama lain, seolah lupa jika mereka hanya bersandiwara, Rose juga makin dekat keluarga Rio, sebab seminggu ia bisa datang ke kedai Kwon dua atau tiga kali sekedar untuk membantu Jessica dan Yuri, padahal Rio di mess nya.
Dan hari ini, team basket Koo Senior High School menjalani pertandingan final di sekolah mereka, murid yang lain di wajibkan untuk menyaksikan pertandingan di dalam gedung olahraga lantai tiga, Rio juga menonton bersama Rose dan yang lain, June melirik Rose yang baru datang membawa minuman, gadis itu masuk ke bangku penonton, June pun tersenyum lebar melihat sang mantan menyaksikan nya bertanding, ia tak tahu jika Rose duduk di samping Rio, karena setelah nya, June sibuk melakukan pemanasan.
Pertandingan pun di mulai, semua masih berjalan baik-baik saja, June beberapa kali berhasil memasukan bola two poin, ia bertos ria bersama Bobby dan Bambam, team nya lebih unggul, tapi saat break, June dibuat terkejut melihat Rose menyodorkan minuman nya pada Rio yang langsung menerima nya, mereka minum dari cup dan sedotan yang sama, di tambah, kaki kanan Rose berada diatas kaki kiri Rio, menadakan mereka sudah sangat nyaman satu sama lain, June selama ini masih meragukan hubungan mereka, tapi pemandangan kali ini, membuat hati nya benar-benar patah, konsentrasi nya langsung buyar, pertandingan pun di lanjutkan, karena gagal fokus, team tamu pun berhasil mengejar ketertinggalan, dan pertandingan menyisakan beberapa menit lagi
"JUNE, FOKUS!" teriak mr Rowoon, yang diteriaki menghela nafas dalam-dalam, ia melirik kembali ke arah Rose yang kini menyandarkan kepala nya di bahu Rio, dan namja itu juga menatap ke arah June.
June pun semakin marah melihat nya, permainan nya menjadi kacau, membuat yang lain jadi heran, June seperti bukan diri nya sendiri, ia kehilangan sentuhan nya.
Priit
Peluit pun di bunyikan, pertandingan berakhir dengan kekalahan bagi team tuan rumah, June tak terima, ia berlari ke arah bangku penonton, dimana semua sudah berdiri dan berjalan meninggalkan lapangan basket indoor itu, termasuk Rio yang baju belakang nya di tahan oleh Rose.
"BAJINGAN!" teriak June marah pada Rio
Bugh
Ia memukul wajah Rio yang langsung jatuh terlentang, Rose menjerit histeris dan June kembali memukul wajah Rio yang tak siap dengan serangan June, Jisoo yang berada di dekat Rio langsung melindungi wajah sang dongsaeng dengan punggung nya, sedangkan Jaehyun menarik kaos June dari belakang, mr Rowoon langsung berlari cepat dan melerai nya.
"Kekalahan ini karena kamu berengsek!" Teriak June kesetanan, Rose menangis, melihat wajah Rio penuh darah, mr Rowoon langsung menyeret June turun, sedangkan Jaehyun dan Jisoo langsung menggendong Rio ke ruang kesehatan siswa, diikuti Jennie, dan Joy yang menenangkan Rose.
"Kekalahan kita tak ada hubungan dengan Rio, berkacalah, permainan mu sendiri yang kacau" marah mr Rowoon.
Rio mendapatkan penanganan, luka di wajah nya mulai di bersihkan dan diobati, Rose, Joy dan Jennie menunggu dengan gelisah di luar.
"Ayo, kita biarkan Rio istirahat dulu" ajak Jisoo pada yang lain.
"Tidak, aku mau disini saja" tolak Rose, Rio memaksa keluar.
"Hyung" panggil nya pada Jisoo.
"Rio" Rose langsung menahan tangan nya agar Rio tidak limbung.
"Ya?" Jisoo menoleh
"Tolong jangan beritahu appa dan eomma hyung" mohon nya, Jisoo mengangguk.
"Kenapa kamu melarang Jisoo memberitahu appa dan eomma?" Tanya Rose heran.
"Aku tak ingin membuat mereka khawatir" jawab Rio, ia lalu ikut Rose duduk di depan ruang kesehatan siswa dan enggan kembali ke dalam.
"Sejujur nya aku pun bingung dengan pilihan ku" cerita Rio.
"Apa yang membuat mu bingung?" Tanya Rose menatap wajah penuh luka Rio dengan serius.
"Aku ingin menjadi pemain sepak bola profesional, aku ingin bertahan di mess, tapi disisi lain aku juga ingin menyerah karena selalu di bully" jawab Rio
"Jika kamu ingin berhasil, kamu harus melalui yang nama nya proses, dan mungkin perundungan yang kamu terima adalah bagian dari proses itu, jangan menyerah, bahkan kedepan nya masih ada badai yang jauh lebih berat yang harus kamu lalui, ini masih belum seberapa, tapi semua itu akan sepadan dengan apa yang akan kamu dapatkan nanti" semangat Rose, agar Rio tak menyerah, inilah beda nya dia dengan Krystal, tapi setiap wanita pasti memiliki kelebihan nya masing-masing, mereka lalu berjalan berdua menuju loby, dimana mobil jemputan Rio sudah menunggu disana.
"Jangan di pendam sendiri, kamu boleh bercerita apa pun pada ku, mengerti?" Rio mengangguk, ia menatap Rose untuk beberapa saat sebelum memasuki mobil, gadis itu melambaikan tangan nya.
Setiba di mess, sore nya Rio langsung latihan, dan selesai latihan, coach Park mengumpulkan semua trainee untuk menerima pengumuman.
"Hari ini akan diumumkan siapa saja yang masuk team inti U17" ujar sang pelatih, Sohee pun berdiri di samping coach Park, sambil membawa kertas berisi laporan perkembangan para trainee.
"Saya akan bacakan nama-nama yang masuk dalam daftar inti pemain U17" ucap Sohee tanpa menatap para trainee.
"Hanbin"
"Kwon Limario"
Deg
Sohee terkejut melihat wajah penuh luka anak didik nya itu.
"Ada apa dengan wajah mu?" Selidik Sohee, coach Park ikut menunggu jawaban dari Rio.
"Siapa yang melakukan nya?" Tanya Sohee lagi.
"Senior di sekolah Koo" jawab Rio
"Aku akan melayangkan protes pada sekolah nanti" ucap Sohee, setelah pengumuman selesai, ia lalu menghubungi mr Rowoon untuk mendengar cerita lebih jelas nya.
"Baiklah, aku harus ke sekolah besok" batin Sohee.
Rio dan yang lain menerima breefing singkat dari coach Park, ia kini seteam dengan Hanbin, Chan dan Jay.
"Ku harap kalian tidak main-main lagi, Hanbin, Chan, Jay, kalian sudah menjadi trainee selama tiga tahun disini, buktikan jika kalian memang pantas masuk squat U17" ujar sang pelatih.
"Siap coach" jawab mereka, Hanbin setahun diatas Rio, dan memang telah lebih dulu masuk mess semenjak masih duduk di bangku junior high school.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Do You Feel The Love?
Fanfictioncerita cinta antara Rio si anak sepak bola, dengan Rose yang berpacaran dengan si anak basket