42. Malu

1K 181 8
                                    

Tengah malam, Rio tertidur pulas, saking lelah nya, ia belum tidur semenjak sang istri melahirkan dan baru pulang dari rumah sakit hari ini, dan Kai kembali terbangun karena waktu nya dia menyusu lagi, Rose tak membangunkan sang suami, ia terbangun sendiri dan mencoba menyusui sang bayi, awal nya semua baik-baik saja, tapi sepuluh menit kemudian, Kai mulai gelisah, karena air susu sang ibu mulai tak mengalir lagi.

"Sabar ya sayang" Rose mengusap-usap kepala Kai agar menunggu sejenak, siapa tahu air susu nya akan lancar, tapi ternyata tidak, Kai melepas kuluman nya, ia mulai merengek.

"Tolong jangan menangis anak mommy, kasihan daddy kalau terbangun nanti" mohon Rose, ia susah payah berusaha untuk berdiri sendiri, agar bisa menimang Kai, tapi sang putra malah menangis kencang, hingga membuat Rio terjaga, ia kaget.

"Rosie" panik Rio, ia lalu mengambil alih Kai dan mencoba menimang nya.

"Kenapa tidak membangunkan ku?" Tanya sang suami, Rose hanya diam, ia menunduk dan mulai terisak.

"Aku menyerah oppa, asi ku tak kunjung lancar" adu Rose

"Tidak, jangan katakan itu, kamu mampu memberikan asi terbaik untuk Kai, percaya pada ku, memang butuh proses dan usaha, tapi jangan menyerah, aku akan membantu mu sebisa mungkin, jangan menyerah sekarang sayang, kita berjuang sama-sama" bujuk Rio, ia merangkul tengkuk sang istri dan mencium kepala nya.

"Aku bersama mu, jangan takut, kamu bisa"

Dan lima hari ini, Kai memang selalu rewel karena tak kenyang menyusu, padahal bayi baru lahir seperti dia harus minum asi setiap dua jam sekali, Rose memangku Kai sambil terlelap bersandarkan pada tubuh Rio, mereka duduk di sofa, kantuk menyerang karena Kai yang selalu rewel hingga membuat sang mommy hampir menyerah, tapi dia akhir nya kembali berjuang berkat dorongan Rio, kedua nya tertidur dalam posisi duduk.

Seminggu kemudian, asi Rose mulai lancar, ia sedang sarapan dengan Rio sambil memangku Kai dengan mata nyaris terpejam, karena kurang tidur, mereka makan sepiring berdua, hanya nasi, telur dan sayuran, serta air putih.

Tink tonk

"Biar aku yang buka" kata Rio, padahal sarapan mereka belum lah habis, tapi sudah ada tamu yang datang.

Ceklek

"SURPRISE!" Rio terkejut, menemukan teman-teman satu team nya di club datang, ia tertawa dengan wajah tak percaya

"Selamat Rio" ucap Eric sang kapten team, sambil menyerahkan bingkisan dan memeluk Rio.

"Terima kasih Eric, ayo silakan masuk" balas Rio.

"Sayang, teman-teman ku datang" seru Rio, Rose pun tak kalah kaget, ia lalu berdiri untuk menyambut teman-teman sang suami, Eric melirik meja makan Rio.

"Ayo masuk nya bergantian" interuksi Eric mengatur anak buah nya, semua memberi ucapan selamat dan bingkisan untuk Kai.

"Terima kasih untuk kedatangan kalian, aku senang dan merasa terharu" ucap Rio, ia tentu merasa sungkan dan tak enak karena apartemen nya sangat sempit, hingga tak semua teman nya bisa ikut masuk.

"Kami juga senang karena member club bertambah lagi" balas Eric di ikuti tawa dari yang lain, merek pun berpamitan, dan Rio menahan Eric di luar apartemen nya

"Eric"

"Ya?"

"Tolong sampaikan permintaan maaf ku pada yang lain, sungguh aku menyesal tidak bisa menjamu kalian dengan baik" ucap Rio menahan malu.

"Aku titipkan bingkisan ini, tolong kembalikan pada yang lain ya?" Mohon Rio, ia tentu tak enak menerima pemberian sedangkan sang pemberi tak mampu ia suguhi apa-apa.

"Rio, itu bukan masalah besar, kami datang bukan untuk makan atau minum, tapi memang karena ingin mengunjungi Kai, dan berbagi sedikit kebahagiaan dengan kalian, jangan khawatir, anak-anak pasti bisa mengerti" ujar Eric sambil menepuk-nepuk lengan Rio

"Terima kasih Eric" lirih Rio

"Jangan sungkan, aku juga pernah berada di posisi mu, kita sama-sama perantau" hibur sang kapten.

Rio pun kembali masuk ke apartemen nya setelah Eric dan yang lain pulang.

"Oppa" lirih Rose

"Aku tak enak menerima pemberian ini" lanjut nya, ia sudah membaringkan Kai di kasur.

"Tidak apa-apa, aku sudah berbicara dengan Eric, ayo kita buka bingkisan nya" ajak Rio untuk menghibur sang istri, Rose tidak boleh terlalu stress karena itu akan berpengaruh dengan asi nya nanti.

Kai menerima banyak hadiah dari teman-teman sang ayah, mulai dari baju, sepatu, peralatan makan bayi, botol susu, dan baby bounce dari Eric sang kapten.

"Banyak yang sayang pada Kai" ucap Rio tersenyum pada sang istri

"Iya oppa, beruntung nya Kai" balas sang istri, Rio kemudian merangkai baby bounce dari Eric

"Kamu bisa membaringkan Kai disini nanti" kata Rio, mereka belum punya box bayi, jadi si kecil masih tidur dengan mommy dan daddy nya.

"Minggu depan, harabeoji dan halmeoni akan datang dari Korea" beritahu Rio.

"Mereka akan menginap di mana oppa?" Tanya Rose cemas.

"Papa sudah meminta ku untuk membooking hotel The Shire selama seminggu" jawab Rio, Rose tentu tak sabar menunggu kedatangan orang tua nya, sebagai anak perempuan, keinginan terbesar nya adalah di temani sang mama ketika baru melahirkan begini, tapi apa daya, mereka tingga berbeda benua, jadi untuk berkunjung saja harus di rencanakan jauh-jauh hari.

#TBC

Do You Feel The Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang