46. Terpaksa

930 169 8
                                    

Performa Rio masih tertahan, tiga kali pertandingan berturut-turut, Aston Villa mengalami kekalahan, hal ini tentu membuat ia semakin tertekan, Rio butuh membuktikan jika ia memang layak di hargai lima belas juta poundsterling, tapi kenyataan nya, semua itu cuma angan, dia sudah berusaha semampu nya, dan peringkat club nya juga tak kunjung berubah, masih di posisi dua belas kasemen sementara.

Setengah musim sudah Rio bernaung di club baru nya, dan minggu depan, liga libur, bursa jendela transfer pemain musim pertama di buka, tapi sebelum libur, sang pelatih memberikan sedikit pidato pada pemain nya setelah latihan.

"Kita masih punya waktu setengah musim, untuk memperbaiki klasemen, usahakan yang terbaik, bekerja sama dan jangan egois meski kalian pemain bintang sekalipun" ujar Unai Emery sang pelatih

"Siap coach!" Jawab mereka

"Bubar"

"Rio" sang pelatih memanggil

"Ya coach" pemain itu pun mendekat.

"Jika di paruh musim depan permainan mu belum menunjukan performa terbaik nya, terpaksa kami akan menjual mu" kata sang pelatih.

"Siap coach" jawab Rio, ia pura-pura telihat baik-baik saja, meski batin nya sakit mendengar ucapan sang pelatih.

Dan di masa libur dua minggu, Rio menonton video pertandingan team-team lawan, untuk mempelajari permainan mereka, dan memikirkan apa yang harus Rio lakukan.

"Oppa" Rose menyusul karena ini sudah lewat tengah malam dan Rio tak kunjung tidur.

"Sebentar lagi Rose, masih tanggung" alasan nya tanpa menatap sang istri, Rose tentu sedih melihat Rio yang seperti ini, yang terbebani.

Ceklek

Kai yang sudah berusia dua tahun pun keluar dari kamar nya, Rose masih berdiri di ambang pintu kamar nya yang bersebelahan dengan kamar sang putra, dengan wajah mengantuk, si kecil menghampiri sang ayah.

"Daddy" panggil nya dengan suara serak karena baru bangun tidur.

"Hey, kenapa bangun?" Rio menyambut dengan tangan kiri nya.

"Mau tidur dengan daddy?"

"Uhum" jawab Kai sambil mengangguk, Rio pun langsung berdiri, dan menggendong Kai memasuki kamar, Rose lega melihat nya karena akhir nya sang suami bersedia tidur setelah Kai mengajak nya, mereka pun tidur bertiga malam itu.

Pagi nya, Kai bangun dengan wajah ceria nya, karena tidur bersama mommy dan daddy nya, ia tersenyum melihat sang ayah yang sudah bersiap.

"Ayo ikut daddy jogging" ajak Rio, Kai pun langsung turun dari kasur orang tua nya, dan Rio pun segera mengganti baju Kai.

"Kalian mau kemana?" Tanya Rose yang sedang mencuci baju mereka.

"Jogging sayang" jawab Rio, Kai terkikik lucu, ia kemudian mengikuti sang ayah, berlari kecil menyusuri jalanan kota Birmingham, di belakang mereka ada Bing yang mengawal tentu nya, beberapa orang yang berpapasan pun mengangguk sambil tersenyum, menyapa Rio karena tahu siapa dia.

Mereka pulang dengan peluh bercucuran, Kai masuk sambil membawa beberapa camilan ditangan kiri dan kanan nya, ia lalu berlari menghampiri sang mommy di dapur dan menyerahkan nya

"Mommy, mommy" panggil Kai

"Woah, makanan dari mana ini?" Kaget Rose menerima pemberian sang putra, Rio menyusul dan langsung membuka kulkas untuk mengambil air minum.

"Daddy" Kai menatap sang ayah, bingung harus menjawab.

"Dari suporter club yang kebetulan bertemu di jalan tadi" jawab Rio, ia lalu mengisi gelas nya lagi dengan air putih dan memberikan nya pada Kai.

"Aaahhh. . ." Rio dan Rose tertawa dengan tingkah Kai yang mengeluarkan suara setelah menghabiskan minum nya.

"Oppa lihat kan, betapa mereka mencintai oppa, mendukung oppa, aku takut mereka akan melampiaskan kekecewaan nya saat bertemu oppa secara tak sengaja di jalan, tapi nyata nya tidak, mereka tetap mencintai oppa, bahkan Kai" ujar Rose lagi untuk menyemangati sang suami yang masih diliputi perasaan takut dan bersalah, Rio termenung, ia menatap Kai yang memakan salah satu biskuit pemberian suporter Aston Villa di jalan tadi.

Paruh musim kedua di mulai, latihan aktif kembali, Kai ikut sang ayah latihan, dan ketika Rio di lapangan, sang putra akan di asuh oleh Bing, sedangkan Rose di rumah menyelesaikan pekerjaan rumah.

Latihan pun di bubarkan karena sudah sore, Kai berlari ke tengah lapangan menyusul sang ayah.

"Daddy daddy" teriak nya, lalu ia menendang bola ke arah Rio, anak dan ayah itu tidak langsung pulang, tapi bermain bola lebih dulu untuk sejenak.

Dan Minggu pertama paruh musim kedua pun di mulai, Aston Villa harus bertandang ke markas Luton, mantan club Rio sebelum nya, Rose dan Kai tak menonton karena beda kota dan itu jauh, jadi mereka hanya menyaksikan nya dari tv.

Pertandingan pun di mulai, Aston Villa nampak mendominasi, diatas kertas mereka menang, dan menurut pengamat sepak bola, harus nya tim tamu bisa menang dengan mudah.

John McGinn sang kapten Aston Villa menggiring bola ke depan, beberapa pemain belakang pun mulai mengganggu nya, Rio berdiri diluar kotak penalti tanpa penjagaan, mungkin pemain Luton lupa jika Rio bukan lagi di tim mereka, McGinn melepas umpan tarik pada Rio yang langsung melakukan tendangan first time dan tidak bisa di antisipasi oleh penjaga gawang Luton, James Shea.

Goal

Rio berlari kecil menghampiri James, dan memeluk nya sesaat, dan di balas tepukan di kepala belakang Rio, ia tak melakukan selebrasi atas gol yang ia ciptakan ke gawang mantan club nya itu, seluruh pemain Aston Villa pun menghampiri Rio, memeluk dan menepuk pantat nya, sebagai ungkapan kegembiraan.

Akhir nya pertandingan di menangkan oleh Aston Villa dengan skor 3-0 gol terakhir berasal dari asist Rio.

"Semoga ini menjadi titik balik performa oppa" doa Rose yang ikut bahagia atas penampilan apik sang suami malam ini

"Semoga ini menjadi titik balik performa oppa" doa Rose yang ikut bahagia atas penampilan apik sang suami malam ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

#TBC

Do You Feel The Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang