Rio mulai bermain secara reguler untuk club baru nya Aston Villa, di awal musim ini, performa Rio seperti tengah menurun, ia sedang dalam tahap penyesuaian, bermain untuk club promosi seperti seperti Luton dan club papan tengah seperti Aston Villa tentu berbeda tekanan nya, di club pertama nya, Rio tak dituntut, sedangkan di club nya sekarang, mereka memiliki target yang harus di capai, minimal finish di sepuluh besar, guna mempertahan kan julukan club papan tengah.
Dan Minggu ini, Aston Villa menjalani laga second city derby, melawan club sekota mereka Birmingham City, kemenangan menjadi hal yang mutlak harus di raih, tekanan besar berada di pihak Rio sebagai tuan rumah.
Rose dan Kai pun ikut hadir di bangku penonton dengan memakai jersey dengan nomor punggung yang sama dengan Rio, bersama Bing sang pengawal, untuk mendukung suami sekaligus sang ayah, tak lupa mereka juga memakai aksesoris club sebagai pendukung.
"Itu daddy Kai" tunjuk Rose memberi tahu sang putra.
"Daa. . . Daa. . ." Seru Kai melihat sang ayah sambil melompat-lompat.
Ia lalu menatap sang mommy sambil tersenyum, seolah menunjukan rasa bangga nya kepada sang ayah, Rose pun tak tahan dengan ekspresi wajah Kai, dan langsung mencium pipi nya dengan gemas.
Priiittt
Pertandingan pun di mulai, kedua tim sama-sama menginginkan kemenangan, Birmingham tentu ingin menunjukan diri sebagai club terbaik di kota mereka, sedangkan Aston Villa tentu tak mau kalah bermain di kandang sendiri, hingga membuat suasana pun memanas, dan terjadi saling jual beli serangan, sorakan penonton membuat Kai terkejut tapi dia menyukai nya dan ikut bersorak, kedudukan masih kosong kosong untuk kedua tim di babak pertama, dan di awal babak kedua, Rio mengambil bola untuk melakukan lemparan ke dalam, dekat tribun penonton di mana Kai dan Rose berada, sang istri langsung mengangkat Kai dan meminta nya untuk memanggil sang ayah.
"Daa. . . Daa. . ." Teriak Kai, Rio yang mengenali suara Kai pun menoleh, dan tersenyum lebar, sang putra tertawa girang melihat sang ayah.
Dan serangan balik pun terjadi di menit akhir laga, Rio yang mendapat umpan backpass luput karena ia tak siap, Rio terpeleset, hingga bola mampu di rebut pemain tengah Birmingham City, pertahanan Aston Villa pun dibuat kocar kacir, mereka panik, usaha Paul Torres pemain bertahan Aston Villa untuk melakukan intersep pun juga gagal, pemain depan Birmingham mampu melepaskan tendangan keras ke arah gawang Emiliano Martinez dan . . .
Goal
Satu kosong untuk keunggulan Birmingham City, penonton pun bersorak, Rio menunduk merasa bersalah, sebab semua berawal dari nya yang kehilangan fokus hingga tak siap menerima operan bola.
"Hhuuuuu. . ." Teriak pendukung Aston Villa setiap kali Rio menyentuh bola dan menggiring nya, mereka marah, kecewa pada Rio yang menjadi pemain termahal club musim ini, Rose merasa tak enak, dan tak nyaman dengan orang-orang di sekitar nya.
"Nyonya, sebaik nya kita pergi sekarang" interuksi Bing yang merasa situasi sudah tidak aman, Rose pun langsung berdiri sambil menggendong Kai, dan Bing mengikuti nya dari belakang
Brak
Pendukung team tuan rumah yang tak terima pun mulai melemparkan apa saja ke dalam lapangan, entah botol minuman, kaleng bir, bahkan bangku penonton sekalipun, akhir nya pertandingan pun di akhiri lebih cepat tanpa ektra time, karena situasi yang tak memungkinkan, Bing membawa Rose dan Kai pulang, dan berjaga untuk beberapa jam.
Rio memasuki lorong ruang gant bersama rekan-rekan seteam nya , wajah-wajah kecewa teman nya terlihat jelas, mereka satu per satu menepuk kepala belakang atau pantat Rio, menunjukan bahwa semua baik-baik saja, melakukan kesalahan itu wajar, apalagi Rio baru dalam proses penyesuaian dengan mereka, tapi tetap saja, Rio merasa bersalah, ia tertunduk tak berani menatap teman-teman nya.
Memang tidak ada yang menyalahkan Rio, tapi ia tentu saja terbebani secara mental karena gol lawan tercipta akibat kelalaian Rio, andai dia tidak jatuh terpeleset, gol itu tidak akan tercipta, Rose menunggu dengan cemas di rumah, Bing sedang dalam perjalanan menjemput Rio ke markas club, Kai sendiri sudah tertidur setelah sang mommy menyusui nya.
"Aku pulang" Rio melangkah dengan gontai memasuki rumah nya, Rose sudah menunggu.
"Oppa"
"Rosie" sang istri pun langsung memeluk sang suami, untuk menghibur kesedihan nya.
"Semua karena ku Rosie" sesal Rio
"Tidak, bukan salah oppa, ini semua proses, oppa sedang dalam masa penyesuaian, aku yakin performa oppa akan cepat kembali, jangan menyerah, buktikan jika mereka tak salah membeli oppa dari Luton" Rose memberi semangat dan dukungan pada Rio, ia memang membutuhkan dukungan moril dan beruntung Rio sudah memiliki Rose disaat seperti ini, andai belum, entah apa yang akan terjadi dengan mental nya, bermain di negeri orang itu lebih berat dari pada di negara sendiri, memang bayaran nya jauh lebih mahal, tapi tuntutan nya juga banyak.
Pagi nya, Rio melamun di depan tv, Rose sedang di dapur, Kai keluar dari kamar nya, dan berjalan menghampiri sang ayah.
"Da. . . Da. . ." Panggil nya, sambil berdiri diantara kedua kaki sang ayah.
"Eh, Kai" kaget Rio
"Mandi" ucap nya sambil menunjuk ke kamar dengan suara cadel nya.
"Mau mandi?" Tanya sang ayah, dan Kai mengangguk.
"Baiklah" Rio pun berdiri dan menuntun Kai memasuki kamar mandi, sang anak seperti tahu akan kesedihan ayah nya, jadi ia menghibur dengan mengajak nya mandi, sambil bercanda di bathup.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Do You Feel The Love?
Fanfictioncerita cinta antara Rio si anak sepak bola, dengan Rose yang berpacaran dengan si anak basket