Rose dan Rio terbangun pagi nya.
"Oppa"
"Ya istri ku?" Jawab Rio yang baru selesai mandi dan terlihat bugar pagi ini, serta wajah yang berseri.
"Milik ku sakit" adu Rose dengan wajah lugu nya.
"Tunggu sebentar" kata Rio, Rose masih telanjang dan kini ia tak malu lagi pada suami nya setelah pergumulan panas mereka semalam, Rio kembali dari kamar mandi sambil membawa handuk yang sudah ia basahi dengan air hangat, lalu membantu Rose duduk di tepi ranjang, ia membuka kedua paha sang istri lalu menyapukan handuk basah tadi di vagina Rose.
"Akh" rintih Rose, tangan nya menremas lengan Rio yang bebas, darah kering menempel di handuk tadi.
"Masih sakit?" Tanya Rio mendongak menatap sang istri
"Masih, tapi sudah lebih baik" jawab Rose, Rio lalu mendekatkan wajah nya ke selangkangan sang istri
"Apa yang oppa lakukan?" Rose menahan kepala suami nya itu.
"Mengobati nya" Jawab Rio.
"Akh. . . Oppa, nanti aku orgasme lagi" protes Rose, tapi lidah Rio sudah terlanjur menjilat vagina nya, dan benar saja, Rose orgasme larena lidah Rio lagi.
"Ayo kita mandi dan seka kembali milik mu dengan handuk hangat" ajak Rio, ia terkekeh lucu berhasil menjahili sang istri.
Dua hari setelah menikah, Rio akhir nya memboyong sang istri ke Inggris, mereka sudah di bandara, melambaikan tangan dan membungkuk hormat menyapa awak media sebelum memasuki bandara, Rose tampak bahagia di gandeng sang suami
Mereka akhir nya tiba di apartemen Rio, dan Rose yang sebelum nya sudah pernah mengunjungi pun sudah hafal harus menata baju-baju nya di mana.
"Sayang, kamu lapar tidak?" Tanya Rio, mereka tiba di Inggris pada malam hari
"Tidak oppa, aku lelah mau langsung tidur saja" tolak Rose dengan suara serak nya karena mengantuk.
"Ya sudah, tidur lah" Rio membantu sang istri membuka sepatu dan jaket nya, lalu menarik celana panjang Rose agar kebih nyaman, dan menyelimuti nya, seperpat jam kemudian, Rio pun menyusul.
Keesokan hari nya, Rio nampak sibuk memasak, mencium aroma bumbu di tumis, Rose pun terbangun, ia terkejut
"Oppa, maaf aku terlambat bangun" sesal nya, ia langsung menghampiri sang suami.
"Tidak apa-apa, tidur lagi saja jika masih jetlag" balas Rio, Rose memeluk suami nya itu dari belakang dan menyandarkan kepala nya di punggung Rio dengan manja, Rio pun tersenyum lucu dengan tingkah sang istri.
"Aku lapar oppa" rengek Rose.
"Sebentar lagi sarapan kita matang, bantu aku siapkan air minum ya?" Ujar Rio sambil mengusap-usap tangan sang istri dengan tangan kiri nya yang bebas, Rose pun segera melepas pelukan nya, dan bergegas mengambil gelas dan mengisi nya dengan air putih, Rio menghidangkan satu piring nasi lumyana banyak, sepiring brokoli bawang putuh dan sepiring telur dadar yang lumayan besar ukuran nya.
"Kita makan sepiring berdua tidak apa-apa kan?" Tanya Rio, Rose mengangguk cepat setelah keluar dari kamar mandi.
"Ayo" ajak Rio, kedua nya memegang sumpit masing-masing, lalu makan bersama, Rio kadang menyuapi sang istri dengan brokoli, atau membantu nya memotong telur dadar, tiga hari semua masih aman, setiap jam sepuluh pagi, Rio mulai berangkat latihan sampai sore dan Rose di apartemen sendiri.
Di hari ke lima, Rose meringkuk sambil memegangi perut nya yang lapar, ia menangis sesenggukan.
"Papa, mama, Rose rindu kalian" isak nya, di kulkas ada bahan makanan tapi Rose tak bisa memasak nya, karena selama ini Rio lah yang menyiapkan semua nya, tapi berhubung hari ini Rio ada pertandingan, ia jadi lupa tidak memasak untuk makan siang sang istri.
Hampir jam sepuluh malam, Rio pun pulang, ia memasuki apartemen nya dan mendapati sang istri tertidur sambil meringkuk, ia pun mengechek nya.
Deg
Rio terkejut ada bekas air mata di wajah sang istri.
"Sayang" Rio mengusap rambut Rose untuk membangunkan nya.
"Istri ku" Rio mengecup pipi Rose
"Eenghh?" Rose mulai terusik.
"Bangun, kenapa kamu menangis?" Tanya Rio, ia lalu mengusap pipi sang istri, Rose langsung membuka kedua mata nya, dan memeluk Rio.
"Aku rindu papa dan mama oppa" adu nya, ya meski itu benar, tapi Rose tak mengatakan jika ia kelaparan.
Kruukkk. . .
"Astaga, kamu belum makan?" Kaget Rio mendengar suara perut sang istri, Rose menggeleng dengan bibir cemberut nya.
"Ayo oppa masakan sesuatu" ujar Rio, Rose pun kemudian terduduk, dan memperhatikan sang suami yang mulai mencuci beras, dan sayur, serta menumis nya dengan telur.
Sejam kemudian
"Ayo sayang makan"
"Suapi" manja Rose
"Iya, buka mulut nya, pesawat mau mendarat" goda Rio yang berhasil memancing tawa sang istri, selesai makan, Rio pun mandi dan Rose menggosok gigi, sesekali ia melirik sang suami yang telanjang bulat dibelakang nya dan berdiri di bawah guyuran shower.
Selesai mandi, mereka pun bersiap untuk tidur, Rio memeluk sang istri.
"Oppa"
"Ya?"
"Aku rindu papa dan mama" adu Rose nyaris menangis lagi
"Aku rindu Korea" lanjut nya.
"Bukan nya aku tak bahagia hidup dengan oppa disini"
"Kamu mau pulang ke Korea?"
"Tidak tidak" Rose menggeleng cepat.
"Aku tidak mau pisah dengan oppa" imbuh Rose.
"Sabar ya, aku dulu juga sama seperti mu, tapi Adam meyakinkan ku untuk bersabar selama tiga bulan, tunggu tiga bulan dulu ya"
"Ada aku, jangan takut, semua akan baik-baik saja" hibur Rio.
"Besok masak nasi nya lebih banyak ya oppa"
"Kenapa begitu?"
"Karena aku tadi tidak makan siang, oppa tidak membuatkan makanan untuk ku" protes Rose.
"Astaga, maafkan aku sayang" sesal Rio memeluk sang istri lebih erat karena merasa bersalah.
"Maafkan aku maafkan aku" ucap Rio sambil menciumi wajah sang istri.
Setiap pulang dari club, Rio selalu menghibur sang istri, agar tidak merindukan rumah nya, karena Rose belum kerasan, dan setiap hari ia menangis saat Rio pulang dari latihan atau bertanding.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Do You Feel The Love?
Fanfictioncerita cinta antara Rio si anak sepak bola, dengan Rose yang berpacaran dengan si anak basket