Untuk menutupi kekecewaan nya, Rose tak pulang ke rumah, ia malah mendatangi kedai Kwon dan membantu disana seperti biasa nya, dengan memakai kaos milik Rio, Rose melayani beberapa pembeli, ia lama-lama terbiasa karena saking sering nya membantu Yuri dan Jessica.
"Rose, istirahat dulu sayang, eomma tidak mau kamu nanti sakit" ujar Jessica.
"Ne eomma" patuh Rose, tapi saat ia hendak melepas apron nya, seorang pembeli tiba-tiba datang.
"Noona, aku mau satu porsi teobboki dengan satu telur" pesan nya, Rose mengerjab, sang pembeli tersenyum jahil.
"Harga nya lima ribu ₩on" balas Rose sambil menyiapkan pesanan Rio, ya, pelanggan yang datang itu tak lain ada putra sang pemilik kedai itu sendiri.
"Yah, mahal sekali" protes nya
"Itu harga spesial karena aku yang melayani nya" alasan Rose.
"Tapi uang ku tak ada sebanyak itu noona" Rio mengikuti Rose yang meletakan nya di bangku pembeli, lalu duduk disana.
"Ya sudah, bayar dengan sepatu mu itu" Rose menunjuk sepatu bola milik Rio
"Tidak, aku lebih baik mengganti nya dengan mencuci gelas dan piring di kedai ini"
"Tapi kami tidak butuh pegawai bagian cuci" mereka terus berdebat sampai membuat Jessica dan Yuri menggeleng.
Karena lapar, Rio pun mulai melahap nya, dan karena sudah kebiasaan, Rose meraih cup minuman milik Rio dan menghabiskan nya.
"Noona menghabiskan minuman ku?" Kesal Rio, Rose terkekeh garing.
"Makanan ku lunas"
"Tidak bisa begitu"
"Bisa, sebagai ganti dari minuman ku yang noona habiskan"
"Aku ganti minuman nya kalau begitu"
"Tidak mau, pokok nya lunas" ejek Rio.
"Appa, eomma" adu Rose yang kesal karena kalah debat dengan Rio, sedangkan pemuda itu berjalan sambil mengejek menuju showcase minuman dingin.
Rio celingukan mencari keberadaan Rose setelah meneguk satu botol jus buah kemasan, ia pun menyusul ke belakang, karena rupa nya gadis itu sedang mencuci gelas dan piring, Rio pun berdiri disamping nya.
"Aku pergi ke toko jersey tadi" cerita nya yang mampu memancing amarah Rose lagi yang diserang rasa cemburu.
Set
Gadis itu menyerahkan piring yang habis ia bilas dengan cara kasar pada Rio, namja itu pun menerima nya dengan wajah bingung, lalu mengambil lap untuk mengeringkan nya, kemudian di susun di rak piring dan gelas, bibir Rose cemberut, tapi tak menghentikan ocehan Rio.
"Aku sebenar nya juga ingin beli, tapi pemain idolaku sudah tak disana, padahal noona sudah menawari ku" oceh nya, Rose hampir menangis, tempo hari Rio menolak nya, hari ini namja itu pergi dengan yeoja lain dan menceritakan acara jalan-jalan nya, entah sudah sehancur apa hati Rose saat ini.
"Dan dia menyatakan perasaan nya pada ku" lanjut Rio.
Deg
Rose terdiam, kedua tangan nya masih memegang gelas yang ia bilas ingin rasa nya ia banting saat itu juga gelas nya, saking marah nya pada Rio yang tak menjaga perasaan nya.
"Tapi aku menolak nya" lanjut Rio di tengah keputus asaan Rose yang berpikir bahwa Rio dan Krystal sudah resmi berkencan, Rose menatap Rio tajam, amarah nya meluap, ia langsung membuka apron nya, menyahut tas milik nya dan keluar dari kedai tanpa pamit, Jessica dan Yuri pun menatap Rose bingung, tak lama Rio muncul mengejar nya.
"Noona tunggu" ucapan Rio tak membuat Rose menghentikan langkah nya.
"Noona" aksi kejar-kejaran antara Rio dan Rose itu pun disaksikan oleh Yuri dan Jessica dari dalam kedai.
"Noona" Rio berhasil meraih tangan kanan Rose dan menarik nya, gadis itu sampai memutar tubuh nya dan jatuh ke pelukan Rio, tangis Rose pun pecah, antara marah dan kesal dengan tingkah Rio yang bertele-tele dan seperti sengaja ingin membuat nya cemburu, tapi juga lega karena ternyata mereka tak berkencan, Rio tersenyum lucu diatas kepala Rose, dan gadis itu memukuli punggung Rio sambil mengomel.
"Aku membenci mu, aku membenci mu" rancau Rose lucu, Rio malah terbahak.
"Anak ku manis sekali, tidak seperti appa nya yang mesum" puji Jessica sambil tersenyum menatap Rio yang tengah menenangkan Rose.
"Mesum begini tapi kamu juga suka kan" balas Yuri sambil menatap keluar jendela.
"Apa kata mu?!"
"Tidak ada"
"Coba ulangi!"
"Aku tidak mengatakan apa-apa" elak Yuri yang kemudian menjauh dari sang istri.
"Rio"
"Hm?" Rose mendongak menatap Rio.
"Ayo kita pacaran?"
"Tidak mau" jawaban Rio masih tidak berubah, Rose pun kembali memanyunkan bibir nya, lalu melepas pelukan nya dari Rio, dan kembali pergi sambil menghentak-hentakan kedua kaki nya, Rio pun acuh, ia malah memilih untuk membeli minuman lalu duduk di trotoar sambil menatap Rose.
Gadis itu menoleh, lalu bertanya "kamu tidak mengejar ku?"
"Tidak, aku lelah" jawab Rio santai sambil meminum minuman nya.
"Ish" geram Rose, ia lalu kembali ke arah Rio dengan wajah bersungut nya, menyusul namja itu duduk di trotoar dan mengambil alih gelas minuman milik Rio, lalu menyesap nya, sang pemilik minuman tidak marah, ia malah tersenyum lucu dengan tingkah Rose yang sudah tujuh belas tahun tapi masih lucu dan menggemaskan, Rose bergelendot manja pada Rio, seolah mereka seperti pasangan kekasih yang sudah resmi berkencan.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Do You Feel The Love?
Fiksi Penggemarcerita cinta antara Rio si anak sepak bola, dengan Rose yang berpacaran dengan si anak basket