Rio melakoni pertandingan away nya bersama YG FC, bertemu melawan Gangnam FC, di kandang musuh, Rio langsung menjadi starter, ia mendaptkan jatah bermain reguler karena kontribusi nya untuk club, meski bukan di papan atas, tapi setidak nya YG masih mendominasi di papan tengah klasemen sementara liga Korea Selatan.
Pertandingan berlangsung sengit, Gangnam adalah club papan bawah, jadi diatas kertas club Rio bakal menang mudah, dan kedudukan 3-0 untuk memenangan YG FC, Rio berlari membawa bola ke garis pertahanan musuh, tapi tiba-tiba
Bruk
"Aakkhh" Rio berguling diatas lapangan sambil mengerang kesakitan, bek musuh sengaja menciderai kaki Rio dari belakang.
Priitt
Wasit meniup peluit, Rio meringis kesakitan sambil menutup wajah nya, jelas apa yang ia rasakan pasti sangat sakit, sampai tim medis pun masuk ke dalam lapangan.
"Disini kah?" Tanya nya, Rio mengangguk, akhir nya di semprotkan lah pain killer di kaki Rio yang sakit.
"Sudah?"
"Belum hyung, aku tak bisa berdiri" jawab Rio sambil menggeleng, tim medis memberi kode pada pelatih bahwa Rio harus di ganti, dan Rio pun ditarik keluar, ini adalah cidera pertama nya, ia langsung di larikan ke rumah sakit.
"Dia berhasil" girang June di bangku penonton, rupa nya, ia telah membayar seseorang untuk dengan sengaja melukai Rio, agar pensiun dini.
Yoong langsung mengajukan surat protes pada pengawas pertandingan, karena dari rekaman pertandingan terlihat jelas jika pemain musuh memang sengaja mengincar kaki Rio, dan posisi Rio saat itu tidak dalam kondisi mengancam gawang lawan, dengan wajah marah, ia pun menyusul Rio ke rumah sakit.
"Minho, bagaimana?" Tanya Yoong.
"Rio mengalami patah tulang metatarsal, tuan, dia sedang dioperasi" jawab Minho, Yoong pun ikut mengunggui dengan gelisah.
"Semoga tidak parah" doa Yoong.
"Tidak tuan, dokter bilang itu hanya retakan halus, tapi tetap membutuhkan waktu paling tidak dua minggu untuk pemulihan nya" jelas Minho
Yuri telah di kabari, jadi ia menutup kedai nya lebih cepat.
"Appa, eomma, kenapa tutup?" Tanya Rose yang baru pulang kuliah dan mengunjungi kedai Kwon.
"Rio cidera sayang, dia di rumah sakit sekarang" beritahu Jessica.
"Apa?" Kaget Rose.
"Iya, appa juga baru dikabari, kata nya ada tulang kaki Rio yang patah" jelas Yuri, Rose jadi ikut panik, Minho pun akhir nya datang menjemput Yuri dan Jessica.
"Ayo sayang kamu ikut tidak?" Tanya Jessica.
"Ikut eomma" Rose meninggalkan mobil nya di kedai Kwon dan memilih ikut mobil Minho, karena pikiran nya kacau, akan berbahaya jika Rose mengemudikan mobil nya sendiri.
Sesampai di rumah sakit.
"Rose?" Kaget sang ayah
"Bagaimana keadaan Rio, papa?" Cemas Rose
"Rio masih tertidur efek obat bius, operasi nya berjalan lancar" jelas Yoong, mereka lalu memasuki kamar Rio dan pemian bola itu sedang tertidur pupas dengan gips di kaki kanan nya
"Tuan Im" sapa Yuri.
"Hyung" balas Yoong.
"Noona" Yoong juga menyapa Jessica.
"Tuan Im, aku tidak tahu, tulang metatarsal itu apa?" Tanya Yuri.
"Panggil Yoong saja hyung"
"Baiklah"
"Tulang metatarsal adalah tulang jari kaki hyung, dan milik Rio yang patah adalah di jari tengah nya yang patah, tapi kata dokter itu hanya retakan kecil jadi proses penyembuhan nya tidak lama, dua minggu mungkin" jelas Yoong, Yuri menghela nafas lega, sedangkan Jessica dan Rose menghampiri Rio yang terlelap pulas.
"Ini adalah cidera pertama nya" gumam Jessica, Rose pun terkejut mendengar nya.
"Lalu bagaimana dengan pemain yang menciderai Rio?" Tanya Yuri Minho.
"Dia sudah mendapatkan kartu merah tuan" jawab Minho.
"Apa hukuman bagi pemain itu?"
"Larangan bermain dalam dua pertandingan"
"Apa? Dia mematahkan kaki anak ku dan hanya mendapatkan hukuman larangan bermain selama dua pertandingan" Yuri tak habis mengerti
"Peraturan nya sudah begitu tuan" jelas Minho.
"Hyung, nanti kita coba cari bukti, jika ada unsur kesengejaan, aku akan menuntut nya, hyung tenang saja, kita fokus pada penyembuhan Rio dulu, ok" hibur Yoong, orang tua mana yang tidak marah mendengar anak nya di cederai dan pelaku hanya mendapatkan hukuman ringan saja.
Sedangkan di tempat lain
"Bodoh! Harus nya tulang kering Rio yang kamu patah kan, atau lutut nya, patah tulang metatarsal tak akan membuat karir nya langsung tamat" marah June pada Jake, pemain yang ia bayar agar mematahkan kaki Rio.
"Yang penting aku melakukan tugas ku dan kini aku meminta bayaran nya!" Kesal Jake, karena di marahi June.
"Ini, ambilah uang mu"
Sleeapp!
June melempar segepok uang ke wajah Jake hingga uang itu berhamburan, yang di lempar tentu marah, tapi karena ia butuh, dan itu bukan lah uang yang sedikit, Jake pun memunguti nya.
Rose menatap cemas wajah Rio, jarang bertemu, hanya berkomunikasi lewat ponsel, dan sekali nya bertemu, dalam keadaan tidak baik-baik saja.
Rio mulai terusik, ia pun membuka mata nya, lalu terpejam lagi.
"Rio" panggil Rose
"Eengh" ia hanya menjawab dengan erangan, karena efek obat bius nya, Rose tersenyum lucu dengan reaksi Rio.
"Kamu tak ingin bangun?" Tanya Rose, Rio menoleh, wajah nya nampak ngantuk berat dan itu membuat Rose gemas, baru kali ini dia melihat muka bantal Rio, dan menurut Rose itu sangat imut, ia mengerjab pelan.
"Sayang" sapa Jessica, Rio tak menyahut, ia malah menatap satu per satu orang-orang yang berada di kamar rawat nya.
"Hyung, tolong ambilkan mahkota ku" ucap Rio pada Minho.
"Iya" jawab Minho tersenyum.
"Efek obat bius hyung, tenang saja" jelas Yoong pada Yuri, akhir nya yang lain pun tersenyum.
"Sekalian siapkan kuda nya hyung, aku akan berangkat berburu hari ini" lanjut Rio dengan suara bergumam karena dia belum 100% sadar, Rose tak bisa menahan tawa nya.
"Astaga, kamu lucu sekali, andai tak ada orang disini, aku pasti sudah mencium mu" batin Rose gemas sendiri dengan ketidaksadaran Rio.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Do You Feel The Love?
Fiksi Penggemarcerita cinta antara Rio si anak sepak bola, dengan Rose yang berpacaran dengan si anak basket