21. Menyerah? Jangan?

932 191 27
                                    

Keesokan hari nya, Rio ke sekolah seperti biasa, Rose sudah menunggu untuk sarapan bersama.

"Aku titip ini" Rio menyerahkan jersey pertama nya pada Rose, gadis itu mengerutkan kening nya.

"Kenapa dititipkan pada ku?" Heran nya.

"Ini adalah jersey pertama ku, dan aku akan banyak berlatih serta bertanding, aku takut jika aku tinggal di mess akan hilang nanti" jawab Rio, Rose pun menerima nya.

"Apa itu berarti kamu juga akan jarang ke sekolah?" Tanya Rose

"Iya, hari ini pun aku datang hanya untuk menyerahkan surat dispensasi" jawab Rio, wajah Rose langsung berubah sendu.

"Iya, hari ini pun aku datang hanya untuk menyerahkan surat dispensasi" jawab Rio, wajah Rose langsung berubah sendu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku pergi" pamit Rio.

"Hyung, Jaehyun, noona"

"Ne, hati-hati Rio" balas mereka, Rio pun berlalu.

"Dia pergi untuk mengejar cita-cita nya, sabar saja, mungkin saat dia kembali, dia sudah mencintai mu" hibur Jennie pada Rose.

Rio jarang masuk sekolah, sebab dia ikut team nya bertanding ke berbagai kota dan latihan, seminggu dia hanya masuk tiga kali, itu pun setengah hari dan tak sempat bertemu Rose.

Di tempat lain, Rio melakukan pemanasan, team nya tengah bertanding dan dia akan masuk menggantikan salah satu rekan satu club nya.

Rio akhir nya masuk di menit akhir babak kedua, kedudukan 2-0 untuk kekalahan YG FC, coach Park memberi sedikit pengarahan pada nya, dan Rio mengangguk sambil menatap ke tengah lapangan, setelah itu ia pun masuk, menggantikan teman satu team nya, ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rio akhir nya masuk di menit akhir babak kedua, kedudukan 2-0 untuk kekalahan YG FC, coach Park memberi sedikit pengarahan pada nya, dan Rio mengangguk sambil menatap ke tengah lapangan, setelah itu ia pun masuk, menggantikan teman satu team nya, Rio langsung berlari ke tengah.

Mino pemain belakang YG FC menendang bola dari garis pertahanan, yang melambung tinggi menuju ke mulut gawang musuh, Rio dan yang lain pun bersiap.

Dug

Priittt. . .

Wasit meniup peluit dan menunjuk garis tengah, bola sundulan Rio berbuah gol, kedudukan berubah menjadi 2-1, Rio pun merayakan nya bersama yang lain, lima menit kemudian, peluit panjang di tiup, arti nya pertandingan selesai, YG FC menelan kekalahan 2-1.

"Masih banyak yang harus kita evaluasi" ucap coach Park tanpa menyalahkan siapa pun.

Rio menaiki bus team, ia tentu merasa kecewa dengan kekalahan yang di derita

Dreettt

Ponsel nya bergetar.

From Rose Noona:
Bagaimana pertandingan mu hari ini?

To Rose Noona:
Kami kalah dengan skor tipis 2-1

From Rose Noona:
Its ok, kamu bisa membalikan keadaan di pertemuan berikut nya, tetap semangat, jadikan kekalahan mu hari ini sebagai pelajaran agar kamu lebih giat berlatih lagi

Rose selalu hadir di saat yang tepat, dan mampu membesarkan hati Rio yang tengah dalam kesulitan.

Dan suatu hari, coach Park memarahi Rio yang tampil buruk hari ini.

"Semua pemain tergantung dari permainan mu, kamu kurang fokus Rio, sering salah umpan, dan mudah kehilangan bola, ada apa dengan mu? Jika kamu sudah tak berminat untuk bermain bola, pulang saja sana!" Marah coach Park pada Rio, yang terus menunduk, tak berani mengangkat kepala nya, ia bahkan masih termenung di tengah lapangan sendiri, memikirkan kesalahan nya, wajar, Rio masih muda, pikiran nya masih mudah terpengaruh, apalagi ia juga masih harus membagi konsentrasi nya di sekolah, mungkin Rio sedikit tertekan karena ia tak bisa berkumpul lagi dengan teman-teman nya, jadi tingkat stress nya tinggi.

Kriing

Ponsel Rose berdering.

"Hallo"

"Noona"

"Rio" Rose terdiam mendengar isakan kecil diujung sambungan telpon nya, ingin sekali ia datang dan memeluk namja yang tengah menangis itu sekarang, tapi tak mungkin.

"Coach Park memarahi ku hari ini, sebab aku bermain buruk, aku ingin menyerah" cerita Rio

"Aku tidak sanggup, aku tidak bisa jika harus di tuntut untuk bermain bagus, aku juga bisa lelah noona" lanjut Rio

"Dengarkan aku Rio, coach Park adalah pengganti appa dan eomma, di mess, dia lah orang tua mu, wajar sebagai ayah ia memarahi anak nya yang berbuat salah, karena ia ingin kamu menjadi sukses dan berhasil menakhlukan dunia, agar apa yang kamu inginkan bisa tercapai kamu memang harus di tekan, coach menuntut mu karena dia tahu kamu mampu, kamu bisa, jangan menyerah, kamu sudah melangkah jauh, bayangkan, satu level lagi kamu akan bisa menembus squat utama Rio, seluruh Korea akan mengenal mu, anak-anak akan mengidolakan mu, para orang tua akan membanggakan mu, bertahan lah Rio, bungkam dan tunjukan dengan prestasi mu pada orang-orang yang selama ini merundung mu, kamu bisa, kamu mampu, aku yakin itu, appa dan eomma juga tak mungkin melepas mu tinggal di mess jika mereka merasa kamu tak mampu, semangat, posisi mu saat ini, adalah posisi yang sangat di impikan oleh banyak anak di luar sana yang juga memiliki cita-cita yang sama dengan mu, jadi jangan sia-siakan, bertahan lah Rio" Rose memberi penuturan yang panjang lebar guna menyemangati Rio, ia tahu secinta apa Rio dengan sepak bola, dan tak ingin namja itu menyesal nanti nya.

"Ne noona, terima kasih" balas Rio seperti seorang dongsaeng pada kakak perempuan nya.

"Jangan menangis lagi, hubungi aku kapan pun kamu butuh seseorang untuk bercerita" terdengar suara kekehan malu-malu, Rose ikut tersenyum meski Rio tak melihat nya, hati nya kian di serang rasa rindu, karena tak bisa seperti dulu lagi dengan Rio, yang sibuk mengejar cita-cita nya.

"Sampai jumpa noona, terima kasih, dan maaf mengganggu mu" pamit Rio.

Sambungan telpon pun berakhir, Rose menghela nafas, lalu kembali berbaring dengan memakai jersey milik Rio yang dulu di titipkan pada nya.

#TBC

Do You Feel The Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang