Rose menatap kecewa mobil yang membawa Rio pergi, sedangkan Jennie, Jisoo, Joy dan Jaehyun sibuk saling bertukar nomor ponsel.
"Rose, kamu mau ikut ke kedai Kwon tidak?" Tanya Jennie
"Tidak unnie, aku mau pulang saja" jawab nya lemah.
"Baiklah, sampai jumpa besok Rose"
"Bye unnie" sepanjang perjalanan pulang, Rose melamun memikirkan Rio.
"Apa benar dia kekasih Krystal?" Pikir nya.
"Sebab jika dia bukan, tak mungkin menghindari ku" pede Rose, karena ia memang tahu jika di sekolah nya banyak namja yang menyukai nya, tapi tak berani bersaing dengan June.
"Dan dia menghindari ku demi menjaga perasaan kekasih nya" dalam hati Rose menebak-nebak.
Di tempat latihan, setelah Sohee menegur Hanbin, Jay dan Chan, bukan berarti Rio selamat, sebalik nya, justru mereka malah makin menjadi dalam membully Rio.
"Ok, latihan kita akhiri sampai disini, Hanbin, tugas mu dan yang lain untuk mengumpulkan bola, rompi dan cone, masukan ke gudang" ujar coach Park Ji Sung.
"Siap coach" jawab Hanbin, sang pelatih pun kemudian pergi meninggalkan lapangan
"Rio" panggil Hanbin, yang dipanggil pun acuh, tapi Hanbin mengejar nya dan menarik baju Rio dari belakang.
"Kamu tuli?!" Hardik Hanbin, sambil mencengkeram kuat kaos Rio.
"Lakukan apa yang coach interuksikan tadi!" Bentak nya.
"Bukan kah itu tugas mu?"
"Berani menantang ku? Kamu trainee baru disini" Hanbin mendorong tubuh Rio ke belakang dengan kasar.
"Berhati-hatilah terhadap ku, atau karir mu bisa hancur bahkan sebelum kamu memulai nya" ancam Hanbin, Rio tak melawan, ia lalu memunguti rompi yang bertebaran di sana sini untuk ia masukan ke dalam tas, lalu menyusun cone menjadi satu, dan memasukan bola ke dalam jaring, kemudian membawa nya ke gudang satu per satu, sendirian, Rio menjadi orang terakhir yang keluar dari lapangan sebelum kembali ke mess, rasa nya ia ingin menangis, tapi terlalu malu untuk meneteskan air mata nya, sebagai anak tunggal, ia tentu gengsi dan tak mau dianggap lemah, saat ia hendak mandi, Rio mengerutkan kening nya, celana pendek nya hilang satu, ia hanya bisa menghela nafas.
"Besok apa lagi?" Gumam Rio putus asa, karena sebelum nya, dia sudah kehilangan kaos kaki dan celana training, padahal celana olahraga di rumah pun sudah Rio bawa ke mess semua, minta beli baru tak mungkin, Rio tentu segan dan tak berani meminta pada kedua orang tua nya yang hidup serba pas-pasan.
Keesokan hari nya, Rio kembali ke sekolah seperti biasa, dan menemukan sahabat-sahabat nya sudah begitu akrab dengan teman-teman Rose, mereka duduk di bangku yang sama di kantin pagi itu.
"Rio, kemarilah" panggil Jisoo, tatapan datar Rio bertemu pandang dengan mata sendu Rose yang dari kemarin memikirkan nya.
"Hyung sudah memesankan mu sandwich telur" imbuh Jaehyun, Rio pun lantas mendekat, dan tinggal bangku di hadapan Rose yang masih kosong, jadi Rio pun duduk disana, ia tak melirik gadis di depan nya itu sama sekali, Jaehyun membantu membuka kan sandwich milik Rio
"Kamu belum sarapan Rio?" Tanya Joy membangun keakraban.
"Sudah dari mess, tapi belum kenyang" jawab Rio.
"Menu nya sedikit ya?" Tanya Jennie
"Tidak, bukan begitu Jenn" potong Jisoo.
"Lalu?" Heran Jennie
"Ada senior nya Rio yang selalu mengganggu setiap kali jam makan, dengan meletakan nampan nya diatas nampan milik Rio padahal dia belum selesai makan" jelas Jisoo, Rio tentu bercerita pada Jisoo dan Jaehyun tentang apa yang ia alami selama hampur dua bulan di mess.
"Astaga, jahat sekali dia" ujar Jennie yang kini menatap iba pada Rio, begitu juga dengan Joy dan Rose, mereka merasa miris.
"Tapi dongsaeng ku ini hebat, dia pasti bisa melalui nya" Jisoo memberi semangat, Rose tak menyentuh makanan nya, perut nya langsung kenyang, entah, mungkin karena ada Rio di depan nya dan ia malu jika kebiasaan makan nya akan di ketahui namja itu mungkin.
Krystal masuk ke kantin juga bersama Victoria dan Joseph, Rio langsung mendongak tersenyum menyapa gadis itu, dan Rose menoleh menatap gadis yang di sapa Rio.
Dan yang terjadi adalah, Rose dan Krystal saling beradu tatapan dingin, Rose mengerutkan kening nya, merasa heran karena seperti nya Krystal tidak suka pada nya."Ayo, sebentar lagi masuk" ajak Rio setelah ia menyelesaikan sarapan nya.
"Aneh sekali" gumam Rose dalam perjalanan nya menuju ke ruang kelas nya bersama Jennie dan Joy.
"Apa nya yang aneh?" Tanya Jennie.
"Krystal, unnie"
"Kenapa dengan Krystal?" Kini Joy yang bertanya.
"Dia menatap ku seolah aku ini adalah musuh nya" jawab Rose
"Mungkin dia cemburu karena kamu duduk berhadapan dengan Rio" imbuh Jennie
"Tapi unnie, jika dia dan Rio berkencan, kenapa tadi tidak ikut bergabung atau menghampiri Rio?" Heran Rose.
"Benar juga Jenn" seloroh Joy.
"Coba nanti aku tanyakan pada Jisoo"
"Baiklah, aku menunggu nya unnie" balas Rose tak sabar, ia kini mulai terusik dengan Rio, mulai dari rasa penasaran nya karena namja itu menolak membantu nya, sampai ia merasa iba dan miris karena Rio menjadi korban perundungan di mess, dan kini tentang status namja itu.
Dan di kelas Rio, ia bercerita pada Jaehyun dan Jisoo jika ia juga kehilangan barang-barang nya, seperti celana training, celana pendek dan kaos kaki.
"Ku rasa pelaku nya masih lah orang yang sama" tebak Jisoo.
"Aku masih punya celana pendek di rumah, besok aku bawakan" ujar Jaehyun sambil menepuk bahu Rio.
"Tidak perlu Jaehyun-aah, aku masih ada beberapa" tolak Rio.
"Kita ini sudah seperti keluarga, bukan orang lain, sudah tenang saja" balas Jaehyun.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Do You Feel The Love?
Fanfictioncerita cinta antara Rio si anak sepak bola, dengan Rose yang berpacaran dengan si anak basket