29. Pergi lah

1K 200 69
                                    

"Anak ini memang istimewa, selain tekat yang kuat, dia memang memiliki bakat yang luar biasa" puji Juergen Klinsmann tentang Rio pada sang asisten Ahn Jung Hwan, legenda hidup sepak bola Korea Selatan, yang kini menjadi asisten pelatih timnas Olimpiade.

"Ya, dia juga mempunyai naluri mencetak gol tapi tidak egois" imbuh Ahn Jung Hwan, sambil mengawasi para pemain yang tengah latihan.

"Aku takut dia akan terkena syndrome star yang akan menghancurkan karir nya sendiri" cemas Juergen Klinsmann

Menjelang gelap, pelatih pun membubarkan latihan.

Sedangkan di tempat lain, Rose memasuki kantor sang ayah sambil menangis hebat, Chanyeol mengikuti nya dari belakang.

Brak

Rose membuka kasar pintu ruangan sang ayah.

"Rose, ada apa?" Kaget Yoong yang melihat sang putri menangis.

"Aku ingin bertemu Rio papa, dia sini sekarang" isak nya.

"Lalu apa masalah nya?"

"Dia melarang ku" tunjuk Rose pada Chanyeol

"Ini, pergilah" Yoong menyerahkan kunci mobil nya pada sang putri, Rose langsung keluar sambil membawa kunci mobil sang ayah, Yoong menatap anak buah nya itu yang tertunduk takut.

"Bukan begitu cara nya untuk mendapatkan hati putri ku" ujar Yoong

"Dia adalah anak tunggal yang bebas, kamu tidak bisa mengekang nya, aku sudah memberi mu kesempatan, dan ku rasa kamu telah menyia-nyiakan nya sekarang" lanjut Yoong

Rose mengemudikan mobil sang ayah dengan tak sabar, ia tahu hari sudah hampir gelap dan Rio pasti sudah selesai latihan.

Dan di lapangan.

"Rio kami duluan" sapa para pemain yang ikut seleksi bersama Rio.

"Ok" jawab Rio sambil melambaikan tangan nya, ia memasukan sepatu nya ke dalam jok motor nya, ia hendak menaiki motor nya, tapi ekor mata Rio menangkap sesosok gadis yang ia rindukan selama setahun terakhir, Rio pun menoleh, menatap Rose yang berdiri tak jauh dari nya itu, suasana masih sedikit ramai, belum semua pergi dari lapangan.

"Rio, sampai jumpa besok" Jenno menepuk lengan Rio, penjaga gawang saat di SMA dulu.

"Ne Jenno-yaa, hati-hati" balas Rio sambil duduk diatas motor nya.

Rio dan Rose masih saling berdiam diri di tempat masing-masing, seolah menunggu suasana menjadi sepi, gadis itu menggigit bibir bawah nya, tak tahu harus memulai dari mana.

Do You Feel The Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang