Hari Kamis...
Pagi ini, kita akan mulai pada seorang ibu yang sedang menyiapkan sarapan untuk dirinya, dua putra nya dan suaminya.
Si bungsu datang dengan kemeja putih yang kusut, menenteng almamater hitam sekolah, dan tas ransel tersampir di bahu sebelah kiri nya. Si bungsu duduk di kursi dengan wajah cemberut.
"Kenapa kamu?" Tanya bunda.
"Biasa bun, adek mikir Selly terus" Ucap Rey menatap Bunda yang sedang menata sarapan di atas meja.
"Belum baikan?"
"Belum bun, kemaren, adek di suruh buk Eva ngantar Selly, awalnya terasa canggung gitu lho bun, tapi untung Selly bisa membuat suasana ga canggung, namun terasa serius, karena kamu melakukan deep talk mengenai hubungan kami" Jelas Rey dengan wajah cemberut.
"Pelan pelan sayang"
"Bentar lagi adek lulus Bunda, gimana mau pelan pelan?" Tanya Rey merajuk.
"Masih lama, kamu di kelas 12 aja baru kurang lebih empat bulan, belum semester dua"
Si sulung datang langsung mengacak rambut si bungsu jahil, lalu ikut duduk di kursi yang satunya.
"Ck...abang selalu aja berantakin rambut adek"
"Ga selalu yee" Kata Rega yang berusaha ramah dan asik seperti biasa jika di rumah. Rega adalah sosok yang paling tertutup di keluarga tersebut.
Bunda tau, putra sulung nya sedang sedih sebenarnya karena Rey yang bocorkan, menceritakan tentang kondisi pacar Rega yang sedang tidak baik.
Sang Ayah datang, dan kemudian mereka sarapan bersama.
Setelah sarapan, Rey dan Rega berangkat ke sekolah dan Ayah pergi ke kampus. Karena Ayah adalah seseorang Rektor.
Selly sudah berada di tempat seminar pagi ini, ia sedang berada di balkon lantai empat hotel tersebut, ia datang terlalu pagi, makanya ia mencari udara terlebih dahulu.
Selly menatap langit pagi itu yang perlahan mulai cerah, matahari semakin naik ke atas menyinari kota. Entah kenapa, Selly berharap hari ini akan hujan.
Merasa lapar, Selly pun memilih duduk di sofa yang ada di sana, karena sebenarnya ini adalah restoran hotel. Selly memanggil pelayan.
Seorang pelayan perempuan datang menghampiri Selly dengan senyuman.
"Mau pesan apa nona?" Tanya pelayan itu.
"Saya mau pesan nasi goreng pake udang nya satu, teh hijau nya satu, terus dessert nya saya mau donat satu lusin" Pesan Selly.
"Baik nona"
"Silahkan di tunggu!" Ucap pelayan itu lalu pergi dari sana.Seorang lelaki memantau Selly, kemudian melaporkan nya pada bos nya.
"Bos, dia ada di hotel Mulia untuk sarapan pagi ini" Lapor mata mata itu.
"Baik saya akan ke sana"
Bos nya menutup telpon, mata mata itu terus memantau setiap pergerakan Selly.
Bos nya yang memang berada di lokasi yang tidak jauh dari sana, terlihat sudah menghampiri Selly.
"Hay nona, anda sendirian?" Tanya Gilbert. Ya dia Gilbert.
"Anda siapa?" Tanya Selly yang sedang dalam mode Vivi.
"Lo ga ingat wajah gue Crystal?" Tanya Gilbert.
Selly mencoba mengingat, lalu ia ingat Gilbert adalah salah seorang lelaki dingin yang mengantar nya ke kelas pas lomba pidato.
"Maaf, Selly baru ingat, kamu yang ngantar Selly pas lomba pidato kan?" Tanya Selly, tetap seperti Selly namun pemikiran nya adalah Vivi. Dan Vivi sadar ada seorang lelaki yang memantau nya, ia tetap tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
She's Protector
RomanceShe's Protector Yang berarti Pelindung dari Dia ( pr ) Menceritakan tentang seorang gadis polos yang memiliki banyak pelindung di sekitar nya karena tanpa gadis itu sadari, ia memiliki banyak haters.