Di keluarkan?

6 1 0
                                    

Hari Rabu...

Awan gelap menghiasi kota pagi itu, perlahan cairan bening bernama air turun membasahi gedung gedung pencakar langit, perumahan, sekolahan, alam terbuka, dan lain sebagainya.

Dua orang gadis bersama dua orang lelaki kini berada di ruang presiden sekolah, dua lelaki itu sedang di suapi sarapan.

"Aku udah gak sabar lihat Mumu dan Chelsea tertekan nanti" ujar Shilla.

"Gue juga gak sabar, pengen sekarang, cuman mereka menghalangi" sahut Rey, menunjuk Selly dan Rega.

"Kek nya kalian tertukar, seharusnya Rey dengan Shilla, mereka kompak" timpal Haris dari meja kerja.

"Gak gitu konsep nya Ris, justru yang berlawanan itu lebih aman, gak lucu mereka kompak bunuh orang tiap hari" balas Rega.

Rey memeluk Selly mendengar Haris mengatakan itu.

Selly hanya diam, tak membalas pelukan Rey atau membalas percakapan pagi itu.

Rey sadar sedari tadi, bahwa Selly tidak ceria.

"Baby, aku tau kamu gak suka dengan ini, tapi mau bagaimana pun, dia udah keterlaluan sama kamu" jelas Rey.

Selly mengangguk kepala nya pelan, lalu menghela nafas berat.

"Bunny hanya terlalu gak enakan, bunny terlalu kasian sama dia maung, tapi bunny mencoba mengabaikan itu, entah kenapa sekarang sisi lain bunny gak muncul" keluh Selly.

Rey mengangkat Selly ke pangkuannya, memeluk Selly erat.

"Mungkin setelah berhadapan dengan mereka, sisi lain kamu muncul baby, jangan cemberut gitu, mana senyum cantik nya aku?" Tanya Rey membawa wajah Selly berhadapan dengannya.

Selly tersenyum melihat wajah ganteng Rey.

"Gitu dong, senyum"

"Hehe itu kan karena maung ganteng" ujar Selly menyengir.

"Segitu pengaruh ganteng yee Sell" sahut Shilla.

"Iya dong, munafik sih yang bilang gak liat fisik, fisik membantu mood membaik" ujar Selly mencium pipi Rey.

"Iya sih, bener, gue kalau liat muka bang Rega, mood gue bener bener membaik, seketika pikiran gue plong gitu tau kan Sell?" Tanya Shilla.

"Tau, Selly tau Shilla banyak masalah, itu untung nya punya pacar ganteng" Selly memainkan jari jari tangan Rey, yang berbanding terbalik dengannya. Jari milik Rey besar, sementara milik nya mungil.

Rega yang mendengar ungkapan Shilla tadi, terdiam, ternyata Shilla sangat membutuhkan dirinya selalu ada di sampingnya.

Rey tersenyum saja mendengar itu.

"Tangan kamu halus banget" ujar Rey pada Selly.

"Halus kulitnya, apa maung bilang jari bunny kecil?" Tanya Selly menatap Rey.

"Halus kulit tangan kamu baby, bukan jari kamu, tapi ya jari kamu memang kecil" jahil Rey, meledek pacarnya itu.

"Ih! Jangan di perjelas napa sih" Selly kesal dan hendak turun dari pangkuan Rey.

Rey menahan Selly.

"Jangan ngambek baby, nanti cantik nya hilang"

"Ya udah! Gak usah liat! Kan udah jelek" Selly mendorong dada Rey.

"Cantik nya ilang, tapi kamu makin gemes tau" Rey memeluk Selly yang kesal, lalu Rey menggelitik perut Selly.

Selly tertawa..

She's ProtectorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang