Rangking satu?

8 1 1
                                    

Rey menuruni tangga rumahnya pagi itu, mencari sang mami ke dapur.

Ternyata ada bunda juga, selama ini, bunda dan mami semakin dekat, bahkan bunda sering menginap agar mami tidak kesepian.

Dua ibu hebat itu sedang memasak sarapan. Rey menatap dua ibu hebat yang telah menemani nya selama ini.

"Kenapa sayang? Natap mami dan bunda gitu banget" ujar sang mami menatap putra nya.

"Mami dan bunda adalah dua ibu hebat yang Rey kenal, tanpa mami Rey gak lahir, tanpa bunda, Rey mungkin gak terawat karena mami dan papi sering pergi" ucap Rey, membuat mami dan bundanya tersenyum geli.
"Terdengar aneh ya? Maafin Rey yang baru sadar tentang hal itu, Rey selalu nyusahin mami dan bunda," tambah Rey, matanya sudah berkaca kaca.

"Rey tau, Rey selama ini bersikap kekanak-kanakan, manja, tidak memperhatikan pelajaran hingga nilai Rey jelek, gak pernah nurut, dan terkesan ngelunjak, Rey gak tau harus balas kek mana, mi, bun, di luar sana, Rey udah banyak mainin cewek, seandainya Rey sadar mempermainkan perasaan perempuan itu salah, Rey gak akan ngelakuin itu, apalagi Rey gak sanggup rasanya bayangin kalau mami dan bunda di permainkan seperti itu" ucap Rey menundukkan kepalanya.

Mami dan bunda terharu mendengar ucapan yang keluar dari Rey. Mami dan bunda, berjalan mendekati Rey, memeluk lelaki itu yang sebenarnya sangat rapuh, lelaki itu perlu di bimbing.

"Makasih, mi, bun, untuk semuanya, makasih, maafin semua kesalahan Rey, Rey janji ke depannya bakal berubah jadi lebih baik, seperti bang Rega"

"Rey gak perlu sama seperti bang Rega, kalian berdua adalah dua putra hebat mami dan bunda yang memiliki bakat masing-masing, kalian berdua berbeda, kamu cukup berubah nurut dan bersikap sopan, bukan harus mengikuti sifat Rega" balas sang mami.
"Mami selalu maafin kesalahan kamu, kamu gak perlu terimakasih, kamu sayang sama mami dan bunda kan?" tanya mami.

"Sayang mi, bun, sayang banget"

"Berhenti main perempuan, sayangi Selly seperti kamu menyayangi mami dan bunda, jaga dia sepenuh hati, okey?" tanya mami.

"Oke mami!"

"Maaf merusak suasana, tapi ayah lapar" ujar Ayah pada ketiga orang yang sedang dalam suasana haru.

"Ayah juga terharu" ledek Rey.

"Ya ayah terharu, tapi perut ayah lapar jagoan kecil" balas Ayah memeluk Rey.

"Lapar lebih utama ya" sahut bunda, bunda bersama mami kembali memasak karena belum selesai.

"Benar sayang" sahut ayah pada bunda.

"Bang Rega mana Yah?" tanya Rey celingak celinguk mencari bang Rega.

Ayah sedikit kebingungan ingin menjawab apa.

"Iya Yah, mana bang Rega?" sahut mami.

"Sayang, Rega semalam pulang kan? Kemana dia?" tanya bunda.

"Semalam Rega gak pulang, katanya nginap di rumah Haris"

Rey terdiam, bunda dan mami hanya 'ooh' saja.

"Pasti mereka bahas bisnis ya? Capek ya pasti bang Rega" gumam Rey.

"Mereka teman sekelas, ada acara kelas katanya yang di adakan di rumah Haris, jadi ia tidak pulang Rey" Ayah mengelus kepala Rey.

"Acara kelas apa? Ekskul kan belum selesai" ujar Rey bingung.

"Mungkin mereka barbeque an di rumah Haris, suka suka mereka sayang" sahut mami.

"Tapi terkesan tanggung, tapi benar juga yang di katakan mami, suka suka mereka, kelas mereka kompak ya" ujar Rey sembari duduk di kursi.

She's ProtectorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang