"Anak adalah titipan Allah, maka jangan sekali-sekali kamu ingin membunuhnya, dia ngga salah, cuma nasibnya saja yang kurang beruntung"
^
^
~Gus Azam
...Gus Afi dan Mia sudah pindah dari ndalem, keduanya menetap di rumah Mama papa Mia yang tak kalah mewah dengan rumah Pak Yai dan Ibu Nyai.
Ada satu pembantu yang sudah membantu Mia mengurus rumahnya selama orang tuanya dinas ke luar negeri. Jadi rumah yang sering di tinggalkan itu masih terkesan bersih dan rapi.
Mia menyiapkan sarapan pagi untuk suaminya, ia juga menyiapkan roti dengan selai cokelat di atasnya.
"Sayang, Aku ada operasi nanti, Insyaallah pulang malem..",
Dengan panggilan sayang Gus Afi memberitahukan jadwalnya hari ini.
"Iya ngga papa...",
Mia tersenyum, mengisyaratkan bahwa ia baik-baik saja.
"Aku anter kamu ke kantor dulu terus langsung ke rumah sakit...",
"Iya suamiku tercinta...",
Mia mencubit dengan gemas kedua pipi Gus Afi.
Bibi masak begitu banyak makanan karena katanya untuk merayakan pernikahan Gus Afi dan Mia yang terbilang masih baru.
"Makasih Bik...",
"Sama-sama Non, selamat makan untuk pengantin baru...",
Gus Afi dan Mia tertawa saat Bibi menggoda keduanya.
Mia melupakan handphone nya yang berada di kamar, lantas ia meminta izin kepada Gus Afi untuk mengambil handphonenya sementara Gus Afi menunggunya di dalam mobil.
Sebenarnya Mia punya mobil sendiri, namun Gus Afi bersikukuh mau mengantarkannya ke kantor, selain karena kantor dan rumah sakit searah, Gus Afi juga memiliki alasan lain.
"Mumpung belum punya anak, kita luangkan waktu berduaan sebanyak mungkin",
Itulah alasan Gus Afi yang lain.
Mia cukup menyetujui saja perintah dari suaminya.Saat melihat notifikasi WhatsApp yang terpampang di look screen nya, ternyata Mia mendapat pesan dari Clara. Ia memberhentikan langkahnya untuk membaca pesan itu dengan seksama.
"Mi, kayak nya aku hamil...",
~Clara
Pesan singkat itu berhasil membuat Mia terkejut, matanya membelalak lebar tak percaya dengan apa yang dibacanya.
"Kamu jangan kemana mana dulu, aku ke rumah kamu sekarang...",
~Mia
Mia membalasnya dengan cepat karena sudah berkali-kali Gus Afi membunyikan klakson mobil mengisyaratkan supaya Mia cepat keluar.
"Mas, Aku naik mobil sendiri ya hari ini, ada urusan mendadak nih...",
Mia menghampiri Gus Afi yang sedari tadi menunggunya.
"Ya udah, hati-hati dijalan, jangan ngebut...",
"Siap komandan...",
Mia menegakan tubuhnya dengan tangan yang sedang hormat layaknya kepada bapak komandan.
"Assalamualaikum...",
"Wa'alaikumsalam....",
Setelah bersalaman, Gus Afi menancap gas mobilnya dengan kecepatan standar, dan Mia pun mengeluarkan mobilnya dari bagasi samping rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUA BIDADARI SATU HATI
RomanceRuwayda atau kerap kali dipanggil Ayda. Salah satu santriwati yang diam-diam sudah dijodohkan dengan Gusnya, Gus Azam. Keduanya akhirnya menikah dengan ikatan perjodohan. Ruwayda yang ternyata tak mencintai Gus Azam, perlahan-lahan Gus Azam berhasil...