🌞 Dipertemukan Kembali 🌞

90 3 0
                                    

"Lantas, kemana kamu selama ini?, habis manis sepah dibuang, seperti itu lah kamu memperlakukan Aku. Kamu bersembunyi bak pengecut, kamu pergi setelah berhasil membuat Aku terpuruk",
^
^
~Clara Saylendra


...

Acara 7 bulanan akan di mulai setelah asar, oleh karena itu orang-orang tengah sibuk menyiapkan apa saja yang dibutuhkan pada saat acara nanti. Bik Sarah dengan dua santriwati bertugas pergi ke pasar dengan menaiki becak yang sudah Bik Sarah booking. Pak Mamang dan Gus Azam memindahkan sofa ruang tamu untuk di tempati acara 7 bulanan nanti.

Gus Azam sempat bertanya kepada Abinya, kenapa harus mengadakan yang namanya 7 bulanan sang bayi, padahal setahu Gus Azam didalam Islam tidak ada dalil yang menyuruh atau menganjurkan umat Islam merayakan 7 bulanan bayi.

“Di dalam Islam memang tidak ada dalil atau anjuran yang menyuruh umat Islam untuk melakukan acara 7 bulanan Zam, tapi… ada tapinya nih…”,

“Tapi apa Bi?”,

Pak Yai pun melanjutkan kalimatnya yang belum beliau tuntaskan penjelasannya.

“Tapi kalau kita mengadakan acara 7 bulanan ini dengan tasyakuran, terus kita berdoa’a bersama demi keselamatan ibu dan bayinya, maka itu hal yang baik kan, Zam. Selain itu kita juga bisa silaturahmi antar keluarga maupun tetangga. Ngga perlu yang mewah-mewah, sederhana saja yang penting berkah”,

Gus Azam pun manggut-manggut setelah penjelasan Abinya bisa beliau cerna dengan cermat.

“Assalamu’alaikum…”,

Gus Afi dan Mia datang saat orang-orang tengah mondar-mandir memindahkan sofa dan menyiapkan beberapa tikar yang sekiranya cukup untuk di duduki tamu nanti.

“Wa’alaikumsalam…”,

Orang-orang rumah menjawab secara bersamaan. Gus Afi dan Mia menyalami Abi dan Umi, kemudian beralih kepada Gus Azam.

“Makin putih aja kamu Zam, udara disini cocok ya ke kamu…”,

Sudah lama Gus Afi tak bertemu adik satu-satunya itu, dan terbesit rasa rindu dalam diri beliau.

“Mia sendiri gimana, lagi hamil kok kayak yang gendutan gitu?”,

Gus Azam tak mau kalah membalas godaan Abangnya.

“Beneran Aku gendutan Zam?”,

Mia memeriksa sekujur tubuhnya takut-takut perkataan Gus Azam benar adanya.

“Ngga Mi, becanda doang…”,

“Ishh… oh ya mana Clara sama Mbak Ayda?”,

Mia celingak celinguk berusaha menemukan keberadaan Clara dan Ayda.

“Lagi ada di kamar Nak, Umi anter ya…”,

Umi Maryam mengantar Mia menuju kamar. Dengan pelan Umi Maryam membuka pintu, di dalam ada Ayda yang sedang mencoba model pashmina pada Clara. Model yang menurut keduanya bagus akan dipakai nanti sore.

“MasyaAllah, cantik banget kamu Ra…”,

Datang-datang Mia langsung memuji kecantikan Clara.

“Mia, kapan yang nyampe sini?”,

Clara memeluk Mia dengan erat, Ayda juga melakukan hal yang sama.

“Umi tinggal ke dapur dulu…”,

“Enggeh Mi…”,

Ketiganya berbincang-bincang didalam kamar, sembari melepas rindu di hari-hari yang lalu.

DUA BIDADARI SATU HATI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang