"Rasulullah sama Siti Khadijah aja masih lebih muda Rasulullah, tapi cinta mereka abadi. Intinya cuma satu, cinta itu tidak memandang usia, yang penting niatnya baik dan ikhlas lillahi ta'ala",
^
^
~Gus Afi
....Sebelum imsak tiba, dua orang perempuan yang telah bangun lebih awal dan sedang sibuk memasak di dapur itu dengan cekatan menyiapkan sahur.
Mereka membuat menu sahur seadanya, karena takut mubazir kalau terlalu banyak. Ayda menata piring sesuai jumlah seisi ndalem. Kemudian setelah hidangan sahur selesai, Ibu Nyai menyuruh Ayda membangunkan Gus Afi dan Gus Azam, sedangkan ibu nyai membangunkan Pak Yai.
Tok tok tok....
Perlahan Ayda mengetuk pintu kamar Gus Afi, tak ada sahutan dari dalam, Ayda kemudian mengulang ketukannya. Bukan Gus Afi yang bangun, malah Gus Azam yang terbangun karena mendengar suara ketukan Ayda.
"Ngga papa mbak, biar saya saja yang bangunin Abang", Ujar Gus Azam sembari mengucek kedua matanya yang masih terlihat ngantuk.
"Enggeh, Gus...",
Meja makan terasa sunyi. Selain adab baik, yakni kalau makan tidak boleh sambil berbicara, Pak yai dan dua Gus masih setengah mengantuk. Mereka tak ada gairah untuk berbicara. Buah-buahan menjadi makanan penutup sahur mereka, lantas Ayda membereskan meja makan yang dibantu juga oleh ibu nyai.
Matahari pagi mulai memancarkan cahayanya yang terik, membuat Ayda semakin bersemangat menyapu halaman ndalem. Ayda tidak bisa seenaknya saja duduk manis dan menikmati fasilitas di ndalem bu nyai, ia juga harus tahu diri.
Sementara Pak Yai dan Bu Nyai merapatkan kedua putranya di ruangan pribadi atau bisa disebut ruang keluarga. Ada sesuatu yang harus beliau sampaikan pada Gus Afi dan Gus Azam sebelum semuanya semakin berjalan jauh.
"Azam, Abi sama Umi sudah menemukan jodoh yang tepat buat kamu",
Kedua mata Gus Azam membelalak lebar mendengar ucapan Abinya.
"Abi sama Umi apaan si, Azam ngga mau dijodohin kayak Bang Afi",
Sedangkan Gus Afi hanya terdiam, karena ia sudah mengetahuinya sejak awal.
"ini sudah perjodohan sejak dulu nak, saat kamu sama Ayda masih kecil"
Lagi-lagi Azam terkejut saat uminya menyebut nama Ayda.
"Hah? Mbak Ayda, Mi?",
"Ayda kurang apa coba Zam, dia udah cantik, sopan, baik lagi",
Gus Afi ikut meyakinkan Gus Azam agar beliau menyetujui perjodohan itu.
"Jadi, bang Afi udah tau?",
Tatapan sinis Gus Azam seakan ingin menelan hidup-hidup abangnya.
"Perjodohan ini atas kesepakatan kami dan kedua orang tua Ayda, saat itu ibu Ayda masih hidup"
Jelas Ibu Nyai pada Gus Azam.
"Abi lihat, kamu sama Ayda serasi kok. Insyaallah jodoh dunia akhirat",
Kalimat terakhir pak yai tak sengaja terdengar oleh Ayda saat ia hendak pergi ke kamarnya, ia menghentikan langkahnya karena mendengar namanya disebut oleh Pak Yai.
Semenjak itu pikiran dan hati Ayda sibuk menerka-nerka.
Kalimat Pak Yai selalu terngiang-ngiang di pikirannya.siapa yang insyaallah jodoh dunia akhirat sama Ayda? Namun, hati Ayda berkata, bahwa Gus Afi yang sedang disandingkan dengannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/340747001-288-k548348.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DUA BIDADARI SATU HATI
RomanceRuwayda atau kerap kali dipanggil Ayda. Salah satu santriwati yang diam-diam sudah dijodohkan dengan Gusnya, Gus Azam. Keduanya akhirnya menikah dengan ikatan perjodohan. Ruwayda yang ternyata tak mencintai Gus Azam, perlahan-lahan Gus Azam berhasil...