"Umi jadi belajar, bahwa tidak sepenuhnya keputusan Azam salah, dengan begitu Azam sudah berhasil merengkuh perempuan yang sedang tak berdaya, dia juga berhasil merengkuh anak yang tak berdosa yang tidak bisa memilih takdirnya sendiri saat lahir"
^
^
~Umi Maryam🌞🌞🌞
“Assalamu’alaikum…”,
Serentak suara salam itu terdengar dari balik pintu rumah.
“Wa’alaikumsalam..”,
Ayda membuka pintu, melihat siapa yang sedang bertamu pagi-pagi begini ke rumahnya.
“Apa kabar nduk…”,
Umi Maryam sontak memeluk Ayda yang muncul dari balik pintu.
“MasyaAllah Umi, Alhamdulillah Ayda baik…”,
Tak hanya Umi Maryam saja, ada Abi Sulaiman dengan pasukan santriwatinya yang beliau bawa dari pesantren. Ayda bergantian menyalami tangan Abi Sulaiman, sudah lama ia tidak menghirup keberkahan dari beliau.
Ayda pun mempersilahkan mereka masuk, lalu meminta Bik Sarah untuk membuatkan jamuan yang pantas untuk disajikan pada Abi dan Umi.
“Alya, tolong bawakan tas Umi ke kamar tamu ya…”,
Titah Ayda pada salah satu santriwati yang ikut bepergian bersama Abi dan Umi, kebetulan Alya juga sempat satu kamar dengannya di pesantren.
“Enggeh Ning…”,
“Abi sama Umi santai dulu ya, Ayda mau panggil Clara di kamar…”,
“Kalo Clara lagi istirahat jangan di ganggu…”,
Sergah Umi.
“Ngga kok Mi, tadi habis mandi mungkin lagi ganti baju di kamar…”,
Ayda berlalu memanggil Clara yang ternyata sesuai dugaannya, dia sedang memilih baju di dalam lemari untuk di pakainya hari ini.
“Ra, ada Abi sama Umi, cepet gantinya ya…”,
“Eh iya Mbak…”,
Clara buru-buru memakai bajunya lalu memilih hijab yang senada dengan warna baju yang sedang ia pakai itu. Clara bercermin dengan mengaitkan hijabnya memakai jarum pentul.
“Assalamu’alaikum Abi, Umi…”,
“Wa’alaikumsalam…”,
Clara bergantian menciumi tangan Abi dan Umi. ia kemudian ikut duduk disamping Ayda untuk menemani Abi dan Umi di ruang tamu.
Sementara itu, dua santriwati tengah membantu menyiapkan jamuan bersama Bik Sarah. Sembari menunggu jamuan datang, Ayda berbasa basi dengan Abi dan Umi.
“Kok ngga bilang dulu kalo mau kesini?”,
“Abi juga maunya gitu Nduk, tapi kata Umi biar surprise, ya Abi nurut saja…”,
Ayda dan Clara tertawa kecil saat mendengar penjelasan dari Abi Sulaiman.
“Azam lagi ngajar tah?”,
Tanya Umi di sela-sela tawa mereka.
“Iya Mi, nanti siang Mas Azam baru pulang…”,
Potongan buah semangka dan segelintir buah anggur tertata rapi di atas piring, dengan minuman es teh yang terlihat sangat segar sudah tersaji di atas meja.
Ayda meminta Abi dan Umi untuk menyantap buah-buahan yang sudah ada, dan minuman segar untuk menghilangkan dahaga selama menempuh perjalanan ke desa.
Clara membiarkan Abi dan Umi berbincang bersama Ayda, ia pamit pergi ke kamar tamu untuk membantu membereskan pakaian Abi dan Umi.
Disana sudah ada dua santriwati yang tengah melipat beberapa baju Abi dan Umi, ia hendak masuk untuk meminta mereka menyerahkan tugas itu kepadanya, namun obrolan tak baik tentang dirinya tak sengaja ia dengar dari kedua santriwati tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUA BIDADARI SATU HATI
RomansaRuwayda atau kerap kali dipanggil Ayda. Salah satu santriwati yang diam-diam sudah dijodohkan dengan Gusnya, Gus Azam. Keduanya akhirnya menikah dengan ikatan perjodohan. Ruwayda yang ternyata tak mencintai Gus Azam, perlahan-lahan Gus Azam berhasil...