"Belajar mengikhlaskan ternyata tidak sesulit yang aku bayangkan, mungkin untuk mereka yang masih sulit belajar mengikhlaskan karena mereka terlalu menganggap apa yang hilang dari mereka lebih berharga dari apapun, padahal itu hanyalah nikmat sementara yang Allah berikan. Lagi-lagi kita harus ingat, bahwa semua akan kembali kepada-Nya”,
^
^
~Ruwayda...
Pagi-pagi, Ruwayda membuka tirai jendela kamar Clara. Ayda membiarkan cahaya matahari menyinari setiap inci dari kamar.
Sehabis sholat subuh tadi, Clara mengeluh perutnya kesakitan, oleh sebab itu Ayda menyuruhnya kembali beristirahat. Ia meminta izin pada Ayda hari ini tidak bisa membantunya beres-beres rumah. Bukan masalah bagi Ayda, karena hari ini adalah hari pertama Pak Mamang dan Bik Sarah bekerja. Jadi pekerjaan rumah terasa lebih ringan.
“Gimana?, sudah baikan?”,
Ayda menghampiri Clara yang terbaring di atas kasur.
“Alhamdulillah sudah mendingan Mbak. Makasih ya”,
Clara tersenyum.
“Aku sudah minta Bik Sarah buatin kamu susu jahe hangat, kamu tunggu saja disini”,
Clara mengangguk, ia sangat berterimakasih atas segala kebaikan yang Ayda lakukan untuknya.
“By, Aku butuh bantuan sebentar”,
Teriak Gus Azam dari ruang tamu.
“Oh iya, sekarang Mas Azam lagi coba cari tempat ngajar disini. Aku pergi dulu ya”,
“Mbak…”,
Clara menahan tangan Ayda.
“Kenapa?”,
“Tolong sampaikan ke Azam kalo Aku juga menyemangatinya disini”,
“Akan Aku sampaikan…”,
Ayda berlalu untuk menghampiri Gus Azam yang tengah menunggunya di ruang tamu. Disana Gus Azam sudah rapi memakai jas hitam dengan dasi yang masih tidak terpasang dengan rapi.
“Oh ternyata butuh bantuan untuk pakek dasi?”,
Ayda langsung peka saat melihat situasinya.
Gus Azam nyengir, lalu beliau meminta Ayda untuk mendekat ke arahnya.
“Ayo dong By, susah banget tauk”,
Gus Azam merengek layaknya seorang anak kecil. Membuat Ayda gemas saat melihatnya.
“Iya iya…”,
Ayda mendekat, kemudian ia memasang dasi Gus Azam dengan rapi. Jangan lupa bahwa Gus Azam memang tidak bisa memakai dasi sendiri.
Selain itu, ternyata Gus Azam punya motif tersembunyi. Beliau mencuri kesempatan untuk mencium kening istrinya saat memakaikannya dasi.
“Mas, entar ada yang liat loh”,
“Aku ngga peduli…”,
Ayda menggelengkan kepalanya sembari tersenyum. Bik Sarah yang hendak mengantarkan susu jahe hangat ke kamar Clara, ia tak sengaja menyaksikan adegan romantis itu.
“Permisi Non Ayda, Gus Azam…”,
“Loh, Bik Sarah sejak kapan ada disitu?”,
Ayda tersipu malu saat Bik Sarah muncul dari belakangnya.
“Sejak tadi Non. Ya udah Bibik permisi dulu”,
Bik Sarah menuju kamar Clara. Sementara Ayda mengantarkan suaminya sampai pintu depan.
![](https://img.wattpad.com/cover/340747001-288-k548348.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DUA BIDADARI SATU HATI
RomanceRuwayda atau kerap kali dipanggil Ayda. Salah satu santriwati yang diam-diam sudah dijodohkan dengan Gusnya, Gus Azam. Keduanya akhirnya menikah dengan ikatan perjodohan. Ruwayda yang ternyata tak mencintai Gus Azam, perlahan-lahan Gus Azam berhasil...