🌞Bulan Madu🌞

79 3 0
                                    

"Inget, Chemistry antara suami dan istri itu ngga ada batasnya, maka jadikanlah hari dalam rumah tangga kita sebagai hari yang spesial setiap harinya"
^
^
~Ruwayda

🌞🌞🌞

Ruwayda sedang mengepak baju-baju yang akan dibawa ke rumahnya di desa. Ia senang karena sudah lama tak mengunjungi rumahnya itu. Semenjak kepergian Bapaknya, Ayda tidak lagi menginjakkan kaki disana.

Dan untuk sekarang, saat Gus Azam mengajaknya berbulan madu, keduanya memutuskan untuk pergi ke sana saja. Berbeda dengan Gus Afi dan Mia yang memilih bulan madu di luar negeri, keduanya ingin menikmati udara sejuk pedesaan. Syukurnya Abi dan Umi menyetujui apapun keputusan anak-anaknya.

Gus Afi dan Mia sudah berangkat ke bandara pagi tadi, karena mereka mendapatkan penerbangan jam 7 pagi. Kini tinggal Gus Azam dan Ayda yang berpamitan pada Abi Umi. Terlihat raut wajah Umi yang sedih saat harus jauh dari anak-anaknya.

"Rumah jadi sepi deh...",

"Kita bentaran doang kok Mi, paling satu bulan",

kalimat Gus Azam membuat yang lain melongo terkejut.

"Ngga sekalian aja satu tahun Zam?",

Abi Sulaiman ikut memeriahkan lelucon Gus Azam.

"Hahah ngga dong Bi...",

"Semoga pas tinggal disana Ayda bisa cepet hamil, Umi sudah ngga sabar pengen cucu",

Umi Maryam mengelus perut Ayda yang masih datar, belum ada bayi didalamnya.

"Iya Amin Mi, Do'a kan saja yang terbaik",

Ayda tersenyum lebar. Ia juga berharap demikian, segera memiliki anak yang nantinya akan menemani hari-harinya dan Gus Azam.

Umi Maryam berulang kali memeluk Ayda, lalu sesekali beralih pada Gus Azam. Memang kasih sayang ibu sepanjang Beta, mau ditinggal 1 Minggu saja sedihnya tidak ketulungan.

Gus Azam dan Ayda sudah berada didalam mobil, setelah berlama-lama beradegan dramatis dengan Abi Uminya.

"Inget ngga dulu ditengah perjalanan kamu sakit perut menstruasi, terus aku disuruh beli pembalutnya?",

Mana mungkin Ayda lupa, kejadian tersebut yang membuat Ayda malu pada Gus Azam, karena masih bukan berstatus sebagai suami istri, Ayda sudah meminta beliau untuk membelikan barang yang terkesan intim itu.

"Ah mas Azam, Jangan diinget lagi", celetuk Ayda.

"Tapi pas itu ada adegan romantisnya loh, ya walaupun dikit sih",

Kalimat Gus Azam membuat Ayda memutar kembali ingatannya, adegan romantis apa yang dimaksud oleh suaminya?

"Kamu kan sakit perut, terus jalannya agak susah, jadi kamu pegangan ke lengan baju Aku, romantis kan By?",

Tanya Gus Azam sesekali melirik ke arah istrinya.

Ayda hanya mengangguk mengiyakannya. Ada rasa grogi saat Gus Azam kembali membahasnya. Ayda grogi saat dulu ia memegangi lengan baju milik Gus Azam.

DUA BIDADARI SATU HATI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang