🌞 Pamit 🌞

72 2 0
                                    

"Aku ngga mau jadi pembunuh, tapi Aku juga ngga mau hidup dalam pedihnya luka yang sampai saat ini tak kunjung sembuh"
^
^
~ Clara

....

Pagi-pagi sekali, sinar matahari belum sepenuhnya terpancar, Ruwayda sudah berada di dapur untuk membuatkan secangkir teh hangat yang akan menjadi teman pagi suaminya sebelum berangkat kerja.

Sehabis sholat subuh dan tadarusan, Ayda langsung berantusias ke dapur, sementara Gus Azam sedang duduk santai di balkon kamar sembari mempelajari materi yang akan beliau ajar nanti.

"Ini teh angetnya Mas...",

"Makasih By...",

Gus Azam meminta Ayda untuk menemaninya, sunrise pagi ini menjadi lebih hangat, Ayda sangat menikmati keindahannya. Gus Azam meneguk sebanyak tiga kali tegukan, setiap tegukan beliau tak lupa membaca basmalah sesuai adab Rasulullah saat minum.

Sesekali Gus Azam melihat ke arah Ayda, wajah cantik nan rupawan nya semakin terpancar saat sedang hamil. Gus Azam selalu dibuat jatuh cinta olehnya.

"Kamu ngga ada ngidam gitu By?",

Tanya Gus Azam karena biasanya orang hamil itu suka ngidam, tapi sejak awal kehamilan Ayda tidak pernah meminta apapun dari Gus Azam.

"Sebenernya Ayda pengen banget makan martabak telor Mas, Ayda ngga bisa nahan lagi",

Ujar Ayda dengan wajah polosnya.

"Makanya kalo ngidam jangan di tahan ya, kasian bayinya nanti ileran loh",

"hehe iya Mas...",

Ayda nyengir sembari mengelus perutnya.

"Ya udah, nanti Aku belikan yang porsi gede deh, oke?",

"Oke Mas, Syukron...",

Gus Azam mengangguk merespon ucapan terimakasih dari Ayda.

Tak terasa sudah pukul tujuh pagi, saatnya Gus Azam bersiap-siap pergi ke kampus. Seperti biasa, Ayda menyiapkan kemeja sekaligus dasi yang cocok untuk Gus Azam, biar seperti ala-ala orang yang bekerja kantoran, terkesan rapi dan mempesona.

"Sini Ayda bantu pasangin...",

Ayda berjinjit untuk memasangkan dasi pada suaminya, walaupun Gus Azam lebih muda darinya, bukan berarti badan Ayda lebih tinggi dari beliau.

"Jangan di gantengin By, nanti banyak yang godain lagi",

Gus Azam mulai meluncurkan leluconnya.

"Serius Mas?, pasti mahasiswi kamu sering godain kamu ya?, jujur sama Aku Mas",

"Aduhh...sakit By...",

Lirih Gus Azam saat satu cubitan berhasil mengenai lengannya.

"Ya ada, tapi Aku cuekin By, Aku ngga mungkinlah bales godain mereka",

"ihh terus gimana supaya kamu ngga di lirik sama mereka?",

Ibu hamil memang posesif, niat Gus Azam hanya bercanda malah dianggap serius oleh Ayda, meskipun sebenarnya Gus Azam memang sering di godain sama mahasiswinya yang tak tahan dengan ketampanan beliau.

DUA BIDADARI SATU HATI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang