"Aku akan selalu menjadi bayangan mu, karena walaupun semu, tetapi bayangan tak akan pernah meninggalkan mu, ia akan mengikuti kemana langkah mu pergi, selamanya",
^
^
~ Ruwayda
...Sehabis makan malam, Ayda membereskan piring-piring kotor dan menaruhnya di dapur. Setelah itu, ia pergi menyusul suaminya yang sudah lebih dulu naik ke kamar. Malam ini, mereka hanya berdua saja di rumah, karena Abi dan Umi sedang bermalam di rumah Gus Afi dan Mia. Maklum saja, sebagai orang tua, pasti ada kerinduan yang terbesit dalam diri mereka.
Mungkin sekitar dua hari mereka disana, karena bagaimanapun pesantren tanpa seorang pengasuh itu terasa hampa dan tak memiliki pelindung.
Ayda mendekati Gus Azam yang tengah berada di atas kasur, ia meminta Gus Azam untuk menelentangkan satu tangannya agar bisa ia jadikan bantal, bantal ternyaman daripada yang lain.
"Belum selesai baca bukunya, Mas?",
Tanya Ayda pada Gus Azam yang masih setia dengan buku favoritnya.
"Sejarah islam ngga ada habis-habisnya By, di rak buku masih banyak yang belum dibaca",
Gus Azam memiliki sebuah rak buku, dimana buku-buku tersebut semuanya berbau islami, Ayda saja sampai geleng-geleng kepala dengan hobi suaminya itu.
"MasyaAllah, beruntung banget Aku punya suami kayak kamu, semoga nular ke anak kita Mas...",
"Amin...",
Ujar Gus Azam sembari mengelus perut Ayda yang sudah berumur sekitar tiga minggu.
"Ya udah, sekarang kamu tidur ya, jangan malem-malem",
"Peluk dong, biar cepet tidurnya",
Dengan manja Ayda meminta Gus Azam untuk memeluknya sampai tertidur, kalau perlu sampai bangun sholat tahajud nanti.
"Manja banget Bumil satu ini",
"Bawaan si dedek bayi, Mas...",
"Ya udah, Aku peluk kenceng nih",
Gus Azam meletakkan bukunya, lalu memeluk Ayda dengan erat, Ayda merasa nyaman berada dalam pelukannya. Dengan lembut Gus Azam membelai rambut hitam legam milik Ayda.
Dan benar, tidur dalam dekapan suami itu sangat nikmat, buktinya saja baru beberapa menit Ayda sudah terlelap ke dalam alam bawah sadarnya.
...
Gus Azam baru selesai memimpin kegiatan ngaji kitab di pagi hari ini, kebetulan jadwal mengajarnya masih sekitar jam sepuluh, masih kurang setengah jam lagi. Ayda sudah menyiapkan sarapan pagi yang dibantu oleh bibi.
Setelah suaminya datang, Ayda mempersilahkan beliau untuk menyantap sarapannya. Dan buah-buahan segar pun selalu menjadi makanan penutup untuk mereka.
"Mas, Ayda pengen ikut Mas Azam kerja, boleh ya?",
Ayda mengikuti langkah Gus Azam yang hendak bersiap-siap pergi mengajar.
"Kok tumben?, Kamu lagi ngidam atau gimana, By?",
Tanya Gus Azam keheranan.
"Ya ngidam dong Mas, tiba-tiba si dedek ngga mau jauh-jauh sama Abinya",
"Dedek mau nempel terus sama Abi, ya?, kayak bayangan Abi dong",
"Ngga papa Abi, Aku akan selalu menjadi bayangan mu, karena walaupun semu, tetapi bayangan tak akan pernah meninggalkan mu, ia akan mengikuti kemana langkah mu pergi, selamanya",
![](https://img.wattpad.com/cover/340747001-288-k548348.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DUA BIDADARI SATU HATI
RomanceRuwayda atau kerap kali dipanggil Ayda. Salah satu santriwati yang diam-diam sudah dijodohkan dengan Gusnya, Gus Azam. Keduanya akhirnya menikah dengan ikatan perjodohan. Ruwayda yang ternyata tak mencintai Gus Azam, perlahan-lahan Gus Azam berhasil...