🌞 Kejujuran 🌞

78 4 0
                                    

"Saya tidak mau berlama-lama terjerat dalam keresahan ini, saya butuh tempat pengakuan yang tak semua orang bisa menerima kejujuran saya dengan baik. Dan saya berharap, kamu adalah tempat terbaik untuk itu",
^
^
~Vano

...

Ada hati yang sedang terluka, ada hati yang sedang berkecamuk ingin melampiaskan segala amarahnya pada sosok lelaki yang sudah menorehkan luka di masa lalunya. Ya, Clara Saylendra masih terngiang-ngiang tentang percakapannya tadi malam bersama Vano.

“Ra, masih pusing?, atau Aku bawain sarapan kamu kesini saja?”,

Ayda membuyarkan pikiran Clara, ia datang untuk menengok keadaan Clara yang sedang tidak baik-baik saja.

“Aku sarapan bareng aja Mbak, ngga enak sama Abi Umi…”,

Clara beranjak dari kasur, ia berusaha tegar di depan semua orang. Abi dan Umi bermalam selama dua hari disana, sedangkan Mia dan Gus Afi akan kembali ke kota siang nanti. Ada pekerjaan yang harus keduanya selesaikan.

“Kok bangun Nduk?, udah ngga pusing?”,

Tanya Umi Maryam yang melihat Clara bergabung di meja makan.

“Alhamdulillah sudah mendingan Mi…”,

“Ya sudah, kita mulai berdo’a nya…”,

Abi Sulaiman memimpin do’a makan yang di amini oleh penghuni meja makan.
Sehabis sarapan, Ayda menghampiri Gus Azam yang sedang menyisir rambutnya di kamar, lalu beliau menutupinya dengan kopiah hitam miliknya.

“Mas, Aku izin ke pasar bentar…”,

“Mau beli apa By?, kenapa ngga minta tolong Bik Sarah aja?, nanti kamu kecapean gimana?”,

Raut wajah Gus Azam terlihat risau saat harus melepaskan Ayda seorang diri ke pasar. Dengan kehamilannya yang sudah menginjak usia 7 bulan, Ayda harus esktra hati-hati.

“Bik Sarah lagi repot bersihin dapur Mas, biar Ayda ditemenin Alya sama Lala saja, boleh?”,

Ayda memasang muka cute di depan Gus Azam, dan itu merupakan jurus jitunya saat merayu beliau.

“Ya sudah, hati-hati.. Aku berangkat kerja dulu…”,

Gus Azam mencium kening Ayda, kedua pipinya juga tak luput Gus Azam cium.

Ayda pun memanggil tukang becak, sama seperti yang Bik Sarah lakukan tempo hari. Ia ditemani Alya dan Lala bergegas pergi ke pasar.

Sementara di rumah, Abi Sulaiman membantu Pak Mamang berkebun di belakang rumah. Mereka berdua menanam bibit semangka yang sudah Pak Mamang beli tempo hari.

“Kata Non Ayda, Gus Azam suka buah semangka Pak Yai, makanya sekarang saya disuruh menanam bibit semangka”,

Jelas Pak Mamang pada Pak Yai Sulaiman.

“MasyaAllah, beruntung sekali anak saya punya istri yang pengertian…”,

Pak Yai tertawa dengan diikuti tawa Pak Mamang. Keduanya bersuka ria menanam semangka di pagi hari yang cerah ini.

Mia dan Clara sedang berduaan di dalam kamar, keduanya masih membahas topik tadi malam yang belum terselesaikan. Mia ingin tahu bagaimana keputusan Clara selanjutnya, apakah dia akan memaafkan Vano atau malah sebaliknya.

“Kamu harus bisa ambil keputusan yang benar Ra…”,

“Aku ngga mungkin dengan mudah memaafkan Vano, tapi di satu sisi, Aku juga ngga mau masalah ini terus menghantui perasaan Aku. Aku butuh waktu lagi untuk bisa memaafkannya”,

DUA BIDADARI SATU HATI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang