"Ini bukan tentang siapa yang kamu cintai, tapi tentang bagaimana kamu dicintai dan kepergian mu yang selalu di rindukan oleh ku"
^
^
~Clara
....Masih sekitar pukul delapan, para santri dan santriwati berbondong-bondong pergi ke arah masjid. Seperti biasa, kegiatan mereka pada jam segini adalah sholat duha, dilanjutkan dengan ngaji surat Al-Waqi'ah. Baru setelah itu, ngaji kitab tafsir Jalaluddin pun dilaksanakan.
Berhubung Pak Yai dan Ibu Nyai sedang ada acara diluar, dan Gus Afi juga tiba-tiba di telfon oleh pihak rumah sakit untuk segera pergi kesana, jadilah tersisa Gus Azam yang menggantikan mereka. Karena Ayda juga tidak ada kegiatan pagi ini, ia pun ikut sholat duha bersama santrinya yang di imami oleh suaminya sendiri. Selain itu Ayda juga ikut ngaji kitab, ia ingin mendengar logat Arab yang di bacakan oleh Gus Azam, setelah sekian lama ia tidak mendengar Gus Azam memimpin ngaji.
Ayda menetralkan dirinya dengan santriwati lain, menjadi istri Gus bukan berarti ia harus bersikap sombong dan tidak mau berbaur dengan mereka.
Tanpa mereka, Ayda pasti sudah merasa kesepian sejak dulu. Tanpa sahabat yang berada di sampingnya itu juga Ayda pasti sudah menjadi anak introvert sejak dulu.
Ayda sangat khusyuk menyimak penjelasan dari Gus Azam, sampai kekhusyukannya teralihkan oleh ocehan Fanya.
"Gus Azam berwibawa banget ya, beruntung kamu jadi istrinya",
"Lebay kamu Fa...",
Ayda berbisik kecil pada Fanya.
"Aku aja yang bukan istrinya ketar ketir denger Gus Azam ngaji, apalagi kamu Ning",
lagi-lagi Fanya melebih-lebihkan omongannya.
"Biasa aja sihh",
Ujar Ayda dengan raut wajah yang datar, padahal ia juga sama ketar ketirnya dengan Fanya.
Ngaji kitab memakan waktu kurang lebih satu setengah jam, Gus Azam menyudahinya lalu beranjak dari masjid. Para santri berebut ingin bersalaman dengan Gus Azam, namun tak mungkin semuanya kebagian, karena jumlah santri Al-Kautsar terbilang cukup banyak.
Ayda pamitan pada Fanya, lalu ia menyusul suaminya yang berjalan di koridor pesantren. Keduanya beriringan melewati santri dan santriwati yang baru saja keluar dari masjid. Semua mata tertuju pada dua pasangan yang terlihat sangat serasi itu, sesekali Gus Azam melemparkan senyuman ke arah Ayda, begitu juga dengan Ayda, membuat santri dan santriwati gemas melihat keromantisan mereka.
"Assalamualaikum Gus Azam, Ning Ayda",
Mbak Rasya, selaku kepala pesantren area santriwati menyapa mereka yang kebetulan melintas di hadapan mereka.
"Wa'alaikumsalam",
Keduanya menjawab salam secara bersamaan.
"Mbak Jihan, jangan patah semangat ya ngurusin santriwati yang lain",
Gus Azam berbasa-basi, lebih tepatnya beliau ingin menggoda Jihan.
"Iya Gus, siap",
"Aku nitip Fanya deh mbak, dia kan kadang suka nakal kalo kegiatan",
Mereka bertiga sama-sama tertawa, lalu Gus Azam dan Ayda kembali melanjutkan langkahnya menuju ndalem.
"Oh iya By, Aku sebentar lagi ada janji sama Clara",
Perkataan Gus Azam membuat Ayda menoleh ke arahnya.
"Janji?, Maksudnya mau ketemuan gitu?",
"Iyalah By",
![](https://img.wattpad.com/cover/340747001-288-k548348.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DUA BIDADARI SATU HATI
RomanceRuwayda atau kerap kali dipanggil Ayda. Salah satu santriwati yang diam-diam sudah dijodohkan dengan Gusnya, Gus Azam. Keduanya akhirnya menikah dengan ikatan perjodohan. Ruwayda yang ternyata tak mencintai Gus Azam, perlahan-lahan Gus Azam berhasil...