🌞 Hello New York 🌞

75 2 0
                                    

"Sakit saat melihat dia sudah bersanding dengan wanita lain, padahal ada aku disini yang sudah dari dulu mendambakan cintanya"
^
^
~Clara

🌞🌞🌞

Pagi, sekitar pukul sembilan, sebuah pesawat mendarat di bandara internasional John F.Kennedy. Pesawat yang didalamnya ada Ayda, Gus Azam dan lainnya. Mereka akhirnya tiba di kota New York. Kota yang penuh impian itu. Mereka beriringan menyusuri bandara, mencari seseorang yang sudah menunggu kedatangan mereka sejak dini hari.

"Nah, itu Mia...",

Gus Afi melihat seorang wanita yang sedang berdiri sembari celingak-celinguk mencari orang yang di tunggu-tunggunya.

"Assalamualaikum Abi, Umi...",

Mia menyalami Umi, kemudian beralih pada Abi.

"Wa'alaikumsalam, MasyaAllah calon mantu umi makin cantik saja ya",

"Umi bisa saja...",

Mia tersipu malu. Mia memang cantik, apalagi tertutup segala auratnya, jilbab yang ia kenakan sangat cocok dengan wajahnya yang putih.

Sedetik kemudian tatapan Ayda dan Mia saling bertemu, Mia seperti penuh tanda tanya tentang keberadaan Ayda.

"Oh ya, ini Ruwayda, istri Azam yang Aku ceritain waktu itu ke kamu, inget?",

Gus Afi seakan-akan mengerti atas kebingungan tunangannya.

"Iya inget Mas, Halo nama aku Mia Mbak...",

Mia mengulurkan tangannya pada Ayda, Ayda pun menerima dengan hangat perkenalan itu. Ternyata belum nikah pun Gus Afi dan Mia panggilannya sudah Aku-Kamu. Mia juga sudah fasih memanggil Gus Afi dengan kata "Mas". Berbeda dengan Ayda dan Gus Azam, keduanya masih kaku dan anta berantah.

"Cantik loh Zam, ipar mu ini kalah",

"Kamu berlebihan Mi",

Gus Azam tertawa, kemudian yang lain juga ikut tertawa.

Barang-barang sudah dimasukkan ke dalam mobil, sekarang mereka menuju villa milik teman sebaya Gus Azam dan Mia. Perjalanan ke villa memakan waktu sekitar 25 menit, lalu mereka sudah sampai di tempat tujuan.

Di depan villa terlihat seorang wanita melambaikan tangan ke arah mereka. Ia memakai dress berwarna merah, rambutnya terurai dengan sedikit bergelombang. Kulitnya sawo matang, sama seperti Ayda.

"Assalamualaikum Abi, Umi...",

Ternyata bukan khusus keluarga saja yang manggil seperti itu. Mungkin sebutan ibu nyai dan pak yai hanya berlaku bagi santri saja.

"Wa'alaikumsalam Clara, apa kabar kamu?",

Umi memeluk wanita yang dipanggilnya Clara itu, kemudian cipika-cipiki pipi secara bergantian.

"Baik Mi, Alhamdulillah...",

Clara tersenyum manis.

Clara bergegas mempersilahkan tamunya untuk memasuki villa. Mereka sudah berulang kali menginap disana, kecuali Ayda, ia masih anggota baru dalam keluarga ndalem.

DUA BIDADARI SATU HATI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang