🌞 Kesempatan Merengkuh Cinta 🌞

98 3 0
                                    

“Karena Aku mencintai kamu. Entah itu rasa kasihan atau rasa bersalah, kedua rasa itu cuma ada dimasa lalu. Sekarang sudah berbeda, Aku sudah memandang kamu dengan rasa cinta, walaupun sudah terlambat untuk Aku menyadarinya. Tidak maukah kamu memberikan Aku kesempatan lagi?”,
^
^
~Vano

....

Seorang laki-laki tengah berteduh dibawah rindangnya pohon yang tumbuh subur dihalaman sekolah. Ia dengan pikirannya yang berkecamuk sedang memperhatikan muridnya yang berolahraga disana. Sesekali ia memijat pelipisnya pelan, kemudian wajah wanita cantik yang ia rindukan kembali terbesit dalam benaknya.

Dengan penuh gundah gulana, ia berharap bisa bertemu dengan wanitanya walaupun hanya sekedar saling menatap. Ia rindu, sangat sangat rindu, namun tak ada keberanian untuk muncul di hadapan wanitanya.

“Andai saja ada alasan yang pantas agar Aku bisa menemuinya…”,

Bisik batinnya dengan kesungguhan.

Klung

Tiba-tiba saja ponsel miliknya berbunyi, pertanda ada notifikasi pesan masuk. laki-laki itu pun membukanya, lalu membacanya. Ternyata pesan tersebut berasal dari Ruwayda.

“Vano, apa kamu akan tetap diam dan menyerah begitu saja setelah Clara dan Mas Azam resmi bercerai?”,

_Mbak Ruwayda.

Sontak laki-laki bernama Vano itu pun langsung berdiri dari duduknya yang semula lesu, kini ia menjadi semangat setelah membaca pesan dari Ruwayda.
Vano berlari menyusuri koridor sekolah, meninggalkan muridnya yang sedang asik berolahraga.

“Saya izin ada kepentingan mendadak Pak, Assalamu’alaikum…”,

Pamit Vano pada kepala sekolah disana.

“Kepentingan apa, No?”,

Yang ditanya tidak menjawab, karena Vano sudah buru-buru ingin menemui Clara.

Sebelum itu, Vano juga tak lupa berpamitan pada kedua orangtuanya. Meminta do’a agar Clara mau memberikannya kesempatan untuk menebus semua dosa-dosanya.

“Kamu harus berusaha memikat kembali Non Clara…”,

“Iya Buk…”,

“Sampaikan salam Bapak sama Ibuk ke Non Clara ya…”,

“Iya Pak. Vano pergi dulu. Assalamu’alaikum…”,

“Wa’alaikumsalam…”,

Pak Mamang dan Bik Sarah sudah tahu apa yang terjadi diantara Clara dan Vano di masa lalu, karena Vano sendiri yang jujur kepada mereka. Saat itu, Pak Mamang dan Bik Sarah kaget bukan main. Keduanya benar-benar malu dan tak tahu bagaimana cara yang pantas untuk meminta maaf pada Clara dan juga pada keluarga Yai Sulaiman.

“Duh Gusti… Kok bisa kamu punya masa lalu yang kotor sama Non Clara, Le…”,

Bik Sarah memukuli Vano dengan pelan, saking kagetnya ia dengan cerita Vano.

“Bapak sama Ibuk malu, ternyata penyebab kekacauan dalam rumah tangga Gus Azam dan Non Ayda adalah kamu. Yang lebih parah lagi, kamu sudah tega menghancurkan hidup Non Clara…”,

“Vano juga dijebak Pak, Vano ngga bakalan ngelakuin hal sekeji itu sama Clara…”,

Pak Mamang dan Bik Sarah akhirnya tersadar, bahwa memang benar Vano dan Clara sama-sama dijebak.

DUA BIDADARI SATU HATI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang