🌞Kenapa Baru Sekarang?🌞

82 3 0
                                    

"Kenapa baru sekarang Aku bisa melihat cinta yang tulus dimata suami ku, sedangkan dari dulu hati ku sibuk memikirkan laki-laki lain",
^
^
~Ruwayda


....

Ayda bangun di sepertiga malam, ia dapati tubuhnya tengah di rengkuh oleh dua tangan kekar seorang laki-laki yang tidur disampingnya, siapa lagi kalau bukan suami Ayda, Gus Azam.

Kali ini Ayda menolak untuk beranjak dari kasur, ia memilih untuk memandangi Gus Azam yang masih tidur, terukir senyum di bibir Ayda tatkala ia melihat betapa tampannya laki-laki yang sudah menjadi suaminya itu. Perlahan-lahan Ayda meraih pipi Gus Azam, lalu mengelusnya dengan lembut.

"Baru nyadar punya suami ganteng?",

Suara serak basah Gus Azam tiba-tiba mengagetkan Ayda. Ia hendak bangkit, namun Gus Azam malah menahannya agar tidak bisa kemana-mana.

"Sejak kapan Mas Azam bangun?",

"Sejak kamu diam-diam mandangin wajah Aku",

Ayda tersipu malu, ia tidak bisa menyembunyikan ekspresi salah tingkahnya dihadapan Gus Azam.

"Ayo tahajud Mas, entar keburu subuh",

Ayda berusaha kabur dari pelukan Gus Azam, namun lagi-lagi beliau tidak mengizinkan Ayda untuk beranjak.

"5 menit lagi deh...",

Mau tidak mau Ayda harus nurut sama suami, dengan posisi yang masih sama, keduanya saling menatap, kemudian sama-sama tersenyum salah tingkah. Bukan karena lebay, melainkan karena pertama kali ini keduanya saling bermesraan di tempat tidur.

Hari terakhir di New York, mereka memanfaatkan hari ini untuk berbelanja ke mall. Ibu Nyai dan Pak Yai juga ingin memberikan oleh-oleh kepada santri dan santriwati yang sudah bersedia menjaga ndalem selama beliau tidak ada di pesantren.

Ayda pun berpikir ingin memberikan oleh-oleh untuk Fanya, meskipun cuma beberapa hari Ayda di New York, ia sudah dibuat kangen pada sahabatnya itu.

Sebelum berbelanja, Clara tidak lupa menyiapkan sarapan pagi untuk semua orang. Ia bahkan juga ikut memasak, Clara mencoba memasak resep baru yang sudah ia siapkan untuk Gus Azam.

"Sarapannya sudah siap, yuk makan...",

Clara mempersilahkan mereka untuk menyantap sarapan paginya.

"Zam, Aku belajar resep baru, cobain deh",

Clara menghampiri Gus Azam yang tengah duduk seorang diri.

"Siap Chef Clara...",

Gus Azam mencicipinya, sementara Itu terlihat Ayda yang mengerutkan keningnya yang ingin membawakan sepiring nasi untuk suaminya, tapi ia kalah cepat dengan Clara.

"Emmm enak kok...",

Gus Azam memuji masakan Clara sembari tersenyum, membuat mood Ayda tidak sebagus saat bangun tidur tadi. Ayda tidak suka tatapan Clara saat melihat suaminya, seakan-akan ada sesuatu yang Ayda sendiri tidak tau apa itu.

"Astaghfirullah, ngga boleh seudzon Ayda, inget Clara itu temen kuliah Mas Azam",

Ayda mencoba berpikir positif, ia tidak mau menjadi pencemburu tanpa alasan yang logis.

DUA BIDADARI SATU HATI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang