🌞Antara Kamu dan Dia🌞

82 3 0
                                    

"Kamu tahu hal apa yang paling sulit dilakukan bagi manusia?, Yaitu saat mereka dituntut harus memilih, memilih antara orang yang disayang atau orang yang dikasihani"
^
^
~ Gus Azam

....

Gus Azam meminta Mia untuk menemui nya di luar, tepatnya di taman samping rumah Mia dan Gus Afi. Gus Azam mengusap wajahnya gusar, lalu berkali-kali beliau beristighfar.

Mia dengan baju ala rumahan dan hijab seadanya menghampiri Gus Azam yang sudah menunggunya di kursi taman.

"Kenapa Zam?, Tumben malem-malem kesini",

Mia duduk di samping Gus Azam dengan batas jarak yang tentunya tidak boleh dilewati.

"Bang Afi ngga ada di rumah kan?",

Gus Azam bertanya balik pada Mia.

"Iya, lagi lembur di rumah sakit",

Gus Azam agak ragu untuk menceritakan apa yang sudah beliau alami dengan Clara. Namun, selain berpasrah diri kepada Allah, Gus Azam hanya punya Mia yang bisa diajak untuk bercerita.

"Kenapa sih Zam?, Oh iya, kita nyari kamu loh di gedung nikahan tadi, kata mbak Ayda kamu tiba-tiba pergi gitu aja",

"Aku ke rumah Clara, dia tadi mau bunuh diri Mi",

Akhirnya Gus Azam bersuara, dan penuturan darinya berhasil membuat Mia terkejut.

"Astaghfirullah, terus Clara gimana?, Dia ngga papa kan?",

"Alhamdulillah Clara ngga papa, cuman...",

Kalimat Gus Azam menggantung di udara, bibirnya kembali tertutup saat ingin melanjutkan ceritanya. Mia yang sudah tak sabar ingin mendengarnya, seketika ia memaksa Gus Azam untuk melanjutkannya.

"Cuman apa Zam?",

"Aku bilang mau nikahin Clara asal dia ngga bunuh diri",

Ujar Gus Azam dengan nada bicaranya yang gemetar, entah tindakannya itu sudah tepat atau malah ceroboh.

"Zam, kamu sadar sama apa yang kamu ucapin?",

Mia masih tak percaya dengan apa yang di dengarnya.

"Aku ngga punya pilihan lain Mi, saat itu Aku hanya berpikir bagaimana caranya bisa nenangin Clara",

"Astagfirullah, kepala Aku jadi pusing gini ya...",

Mia memijat pelipisnya yang terasa nyeri.
Masalah yang satunya belum kelar, sekarang malah muncul lagi masalah yang lain.

"Gini aja, kita bilang ke Clara kalo kamu ngga mau nikahin dia beneran, bilang aja itu semua buat nenangin dia",

"Tapi...",

Belum sempat Gus Azam melanjutkan kalimatnya, Mia lebih dulu memotongnya.

"Ngga ada tapi tapi Zam, kalo kamu ngga segera meluruskan masalah ini, rumah tangga kamu sama Mbak Ayda bakalan berantakan, kamu mau?",

Gus Azam menggeleng perlahan, beliau tak mau rumah tangga yang amat dicintainya itu hancur seketika.

Perkataan yang sekaligus nasehat dari Mia mampu memberikan pencerahan pada Gus Azam, walaupun hanya sedikit. Setidaknya hati Gus Azam bisa lebih tenang.

"Sekarang kamu pulang dulu, besok Aku temenin ke rumah Clara",

"Syukron Mi",

Gus Azam berjalan menjauh dari Mia, di samping itu, pikirannya masih berkecamuk memikirkan alasan apa yang cocok untuk diberikan kepada Ayda saat pulang nanti.

DUA BIDADARI SATU HATI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang