Bab 5

5.6K 878 81
                                    

Sengaja update subuh-subuh... Hari ini mau merdeka dulu, mau jalan-jalan seharian nontonin panjat pinang wkwkkkw...


.

.

.

Mita melirik-lirik ke arah pintu, dan bersembunyi seperti pencuri.

Masa Mita nggak boleh tanya Bang Rolan pernah ciuman atau nggak sih?? Tapi nanti Mita batal menikah. Mengingat peringatan itu wajah Mita kembali tertekuk.

Otak Mita terus berputar. Tapi kalau kenyataannya Bang Rolan udah pernah ciuman, dia ciuman sama siapa?? Nggak mungkin boneka kan? Bang Rolan kan cowok.

"Kak Mita..."

Mita melirik dari balik ranjangnya.

"Ngapain Kakak di situ??" duh, kenapa lagi nih majikannya. Apa dia ada salah bicara tadi ya? Kalau Kak Mita udah bad mood, biasanya Bu Vina bakal kepo, gawaat.

Mita cemberut sambil memegang ponselnya. "Junet!"

Giliran Juni yang manyun tiap kali mendapat julukan itu. "Apa?" tanyanya sedikit ketus.

Mita langsung memutar tubuhnya. "Masa aku nggak boleh tanya ke Bang Rolan dia udah pernah ciuman atau nggak?"

Astagaaa... Kak Mita benar-benar masih kepikiran soal itu. Lain kali Juni harus melakban mulutnya.

Tubuh Juni langsung kaku. Mau jawab apa dia sekarang. Arghhhh...

"Kalau dia udah pernah ciuman, harusnya yang diciumnya cewek kan? Bukan boneka atau kucing??"

Mampuuus kau Juniii...

"Kamu bilang aku harus tahu semua masa lalu Bang Rolan—"

"Ya kan belum tentu Bang Rolan jawab udah pernah..." kebanyakan cowok sih akan bohong, batin Juni.

Mita langsung tampak berpikir. "Berarti Bang Rolan nggak pernah ciuman?"

"Ya nggak tauuu..."

"Ya makanya harus kutanya dong..."

"Ya justru itu! Kalau nanti Bang Rolan tersinggung gimana??"

"Kenapa harus tersinggung?"

Juni menggaruk kepalanya. "Ya—karena nggak semua orang suka dikorek-korek masalah pribadinya, Kak."

"Ciuman jadi masalah?"

Juni ingin berteriak!

"Ke-kebanyakan jadi masalah."

"Contohnya."

"Ya contohnya sekarang ini. Kakak tanya, terus berantem sama Bang Rolan, kan jadi masalah."

"Aku nggak mau berantem kok. Mana mungkinlah, aku sama Bang Rolan pukul-pukulan."

Juni memejam sesaat, dan mengembuskan napas panjang. "Berantem orang dewasa itu beda Kak..."

"Gimana?"

Panjang ini! Ruwet!"

"Ya... gitulah!" elak Juni.

Mata Mita menyipit dan cemberut.

"Kamu pernah ciuman?"

Pertanyaan itu spontan membuat mata Juni melotot dan wajahnya semerah tomat. "Apanya Kakak tanya-tanya kayak gitu." Bikin kangen pacar aja.

"Ya tinggal jawab aja, pernah atau nggak??"

Juni memainkan bibirnya, bergerak salah tingkah.

Sementara Mita menanti dengan alis semakin bertaut.

Jejak LaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang