Bab 15

5.3K 907 114
                                    

Mita mendengus saat lagi asyik-asyiknya menonton ada panggilan telepon dari Mamanya.

"Ya Ma?"

"Suara kamu kok gitu?"

"Gitu, gimana?" tanya balik Mita bingung.

Di seberang telepon Mamanya berdecak. "Kamu di sana nggak ke mana-mana kan?"

Dahi Mita berkerut, tiap kali Mamanya menelepon pasti ada saja pertanyaan random. "Mau ke mana emangnya, Ma?"

"Iya, maksud Mama jangan ke mana-mana! Di rumah aja sampai nanti Mama datang jemput."

Mita langsung bangkit. "Jemput? Jemput kapan??"

"Ya nanti. Mana mungkin kamu selamanya tinggal di sana."

Mita menolehkan pandangannya ke jendela. Tapi Bang Rolan ikut kan? Batinnya. Rolan pergi dari pagi-pagi sekali tadi, dan entah ke mana. Mungkin melihat lembu yang akan di beli lagi? Yang jelas Mita tak sempat bertanya karena dia lagi di kamar mandi dan Rolan sudah keburu pergi.

"Di sana kamu minum susu kan?"

Mita kembali tersentak. "Enggak," jawabnya jujur.

"Jadi udah seminggu ini kamu nggak minum susu??" suara Mama melengking.

"Aku lupa merk susunya. Tapi aku dibuatin teh kok..."

"Yakin kamu nggak ada mencret??" suara Mamanya masih terdengar heboh.

Dahi Mita berkerut. "Enggak kok Ma..."

"Ck! Suruh Rolan beli. Greenfields atau kalau nggak ada ultra pun boleh deh. Masa di sana nggak ada??"

Gimana bilangnya ke Bang Rolan ya? Tapi buktinya Bang Rolan mau belikan dia baygon dan jajan kan kemarin??

"Jangan beli susu bubuk. Nanti airnya nggak higienis."

Alis Mita bertaut. "Tapi, Mita minum air putih yang dimasak nggak apa-apa kok."

"Air sumur??"

"Hah? Nggak tahu di mana sumurnya."

"Iya itu air yang di masak ambilnya di mana??"

"Ya dari keranlah Ma!"

"Astaga...! Kamu nggak minum air galon?!"

"Enggak. Ya beli di mana Ma..." sahut Mita.

"Itu kan! Dari kemarin-kemarin Mama sebenarnya udah nggak sabar mau ke sana. Tapi Papamu belum balik dari Jakarta. Begitu Papa pulang Mama langsung ke sana!"

Mamanya terus mengomel sementara Mita langsung berjengit mendengar suara pikap Rolan kembali. Dia segera turun dari kasur dan mengintip dari balik jendela.

"Mita, kamu nggak dengerin Mama??"

"Iyaloh Ma..."

Mita segera keluar dan membuka pintu depan, namun sosok Rolan yang baru saja memarkirkan pikapnya justru berjalan ke arah rumah Nondong.

Dari balik telepon Mamanya masih saja mengomel. Mita tidak fokus dan hanya mengiya-iyakan saja.

Mita tambah cemberut saat melihat—malah Nondong yang datang. Namun, tak begitu lama senyumnya kembali cerah melihat Rolan datang mengendarai... apa ya namanya?

Panggilan dari Mamanya akhirnya berakhir. Mita menatap begitu antusias Rolan yang datang dengan... motor dikasih kayu-kayu?

"Abang naik apa itu Ndong?"

"Becak."

Mita tercengang. Becak motor yang dia tahu bentuknya bukan seperti itu. "Becak yang pernah kunaiki nggak kayak gitu Ndong."

Jejak LaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang