Bab 13

4.7K 885 114
                                    

Rolan tahu beberapa kali alarm Mita berbunyi namun pintu kamar tetap tidak terbuka. Rolan sampai berdiri beberapa saat di depan kamar, namun tak terdengar gerakan apa pun dari dalam kamar. Hingga Rolan menggelengkan kepalanya dengan ekspresi keras. Alarm Mita membangunkannya namun wanita itu sendiri malah tidak bangun.

Ijal yang memang biasa datang lebih pagi untuk membersihkan kandang terkejut saat Rolan sudah mulai memindahkan lembu-lembunya ke kandang lain.

Ridwan datang kemudian untuk mengeluarkan lembu-lembu ke perkebunan. Sementara Bangkit biasa langsung ke ladang sawit untuk angon, karena dia masih sekolah. Mereka semua pemuda setempat, dengan orang tua yang rata-rata dari perantauan, sama seperti Rolan. Ijal dan Ridwan baru tamat sekolah, mereka sudah membantu Rolan dari masih SMP, mereka sendiri mempunyai lembu-lembu belahan yang juga ditempatkan di kandang Rolan. Dan Rolan tak akan melarang jika mereka keluar untuk mencari pekerjaan lebih bagus.

Ada satu lagi Pak Jali biasa datang membawa rumput-rumput yang sudah diarit. Meracik konsentrat, dengan bahan-bahan yang dibeli dan disiapkan oleh Rolan.

Hari sudah mulai panas. Rolan sudah kembali dari lahan perkebunan. Dan dia melihat Mami Yuni keluar dari rumahnya.

"Mami taruh sayur di lemari, Lan."

"Makasih Mi."

Nondongnya tidak datang, batin Rolan. Bukannya itu bagus. Artinya Nondongnya mengikuti seruannya kemarin?

Rolan terus membersihkan kakinya, sekaligus mencuci sepatu botnya, lalu menjemurnya.

Mita. Rolan tak tahu wanita itu sudah bangun atau belum.

Namun, ketika Rolan masuk ke dalam, Rolan mendengar suara air. Siapa yang menghidupkan? Mita tahu cara menghidupkan sanyo? Mungkin ada yang mengajarinya? Mami?

Rolan lebih terkejut ketika mendengar suara sikat. Mita sedang mencuci??

Atau jangan-jangan itu Nondong? Tapi nggak mungkin. Tadi bahkan Mami yang antar sayur.

Rolan duduk di kursi meja makan sambil menunggu.

Sudah setengah jam Rolan menunggu. Bibirnya semakin mengetat, penasaran apa yang dilakukan Mita di dalam sana. Padahal Rolan itung-itung, baju wanita itu tak lebih dari dua pasang. Tapi kenapa lama sekali?

Dengan langkah tegap, akhirnya Rolan mengetuk pintu kamar mandi. "Mita..."

"Iya!"

"Aku mau masuk."

"Bentar...!"

Rolan menunggu... dan ketika pintu belum juga terbuka.

"Buka dulu!"

"Iya bentar Bang..."

Apa Mita sedang tak berbusana??

"Kau lagi mandi??"

"Enggak!"

"Ya udah buka dulu..."

Terdengar ada suara benda terbanting. Dan tak lama pintu terbuka.

Astaga... Rolan tercengang melihat lantai kamar mandi penuh busa. Bahkan di rambut dan seluruh tangan Mita.

"Kau ngapain ini??"

"Nyucilah!" seru Mita tak terima.

Dada Rolan membusung saking menahan napas dan mengembuskannya kasar.

Mita tersentak, tubuhnya sampai bergesekan dengan tubuh Bang Rolan yang besar dengan kamar mandi yang tidak terlalu besar tersebut.

Dan semakin terkejut ketika Rolan berjongkok, mengambil baju-bajunya yang bercecer di lantai di letakkannya kembali ke dalam ember.

Jejak LaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang