Bab 57

6.1K 993 96
                                    

Beni sedang membaca pesan di grup yang menumpuk, saat istrinya menelepon. Dia baru sampai di rumah siang tadi. Beni memang pulang lebih dulu, karena jatah cuti yang tidak panjang. Dan ini panggilan telepon dari istrinya untuk ketiga kali setelah terlewatkan karena langsung tertidur selesai mandi tadi.

"Halo," sahut Beni.

"Papa baru bangun?"

Istrinya pasti tahu kegiatannya dari ART. "Iya..."

"Udah makan?"

"Belom."

"Langsung makanlah Pah... itu nanti asam lambung kumat!"

"Iyaa..." decak Beni. "Barupun bangun ngecek pesan, udah berisik kali telepon-telepon."

Terdengar gerutuan Vina. "Abisnya Mama baru aja denger kabar heboh..."

Dahi Beni berkerut. "Apa?"

"Anaknya si Rosi, aku denger-denger mau cerai juga...!"

"Anaknya yang mana?"

"Yang terakhir. Yang baru nikah tahun lalu itu. Yang mantunya dokter... Masa selingkuh tau nggak Pa... Gila kan?? Mana si Melisa lagi hamil..."

"Nggak usah kau ngomongin orang. Gitu juga anakmu diceritakan orang nanti."

"Ck... iya iyaa... tapi kan seenggaknya Mita nggak separah itu? Pa, kalau ada yang nanya Mita cerai karena apa? Kita kasih alasan apa ya?"

"Ngapain kasih-kasih alasan."

"Ya harus adalah Pa..."

"Nggak usah dijawabin."

"Ck! Lama-lama pasti bakal ada yang tanya..."

"Ya ngapain kau pikirkan sekarang. Udahlah mau makan dulu aku."

Vina kembali berdecak. "Hmm..."

Beni keluar kamar sambil membawa ponselnya. Dan pembantu rumah tangganya menghampiri dengan sungkan.

"Pak, ada tamu."

Dahi Beni langsung berkerut. "Siapa?"

"Katanya ponakan Bapak."

Beni segera ke ruang tamu. Kerutan di dahinya bertambah dalam melihat Samel, anak dari Abangnya duduk di sana dengan anaknya yang masih balita.

"Pa Tengah..."

"Eh, sama siapa kau ke sini?" tanya Beni langsung menerima uluran tangan tersebut dan menyalimnya.

"Sendiri. Kata pembantu, Mami nggak dirumah."

Beni mengangguk.

"Dari mananya kau?" tanya Beni lagi sembari duduk.

"Dari rumah Pa Tengah."

"Iya. Kok malam-malam ke sini?"

Terlihat sekali keponakannya tersebut gelisah. "Um... Ada masalah aku Pa Tengah."

"Apa masalahmu?"

"Ada—rentenir datang ke rumah tagih utang. Nggak tahu aku Bang Edi ada utangnya."

"Utang untuk apa dia?"

Samel menggeleng. "Nggak tau Pa Tengah."

Alis Beni terangkat. "Udah berapa lama kau berumah tangga. Mana mungkin kau nggak tau suamimu berutang untuk apa."

Samel tampak menyudut air matanya. "Main—judi dia. Bapak Mamak nggak tahu. Aku—nggak berani bilang."

"Orang tuanya tahu?"

Jejak LaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang