Bab 22

5.1K 930 97
                                    

Seharian kemarin Rolan tidak melihat Nondongnya datang mengantar makanan. Dan Rolan langsung memilih membeli sayur. Nondongnya marah? Merajuk? Kini Rolan tak akan peduli. Apa yang sudah dilakukan Nondongnya menurut Rolan sangat keterlaluan. Meminta uang kepada orang lain, mempermalukannya, merendahkan segala usaha yang berusaha dibangun dan dipertahankan Rolan.

Rolan sudah terbiasa mengandalkan diri sendiri, dari sebelum Mita ada di sini dia juga tak malu berbelanja sayur sendiri. Jadi, hari ini, Rolan mempercepat kegiatannya membersihkan kandang, sementara Ijal bertugas mencari rumput, dari kejauhan Rolan melihat Mita seperti biasa—kesusahan mengangkat ember kecil baju cuciannya sendiri, setelah berhari-hari Mita belum juga bisa memeras hingga air di baju-bajunya surut, jadi istrinya itu menjemur begitu saja baju yang masih banyak airnya. Rolan tak banyak komentar dengan banyaknya kerjaan yang harus dia selesaikan tiap harinya sejak lembu-lembunya sebagian besar tidak ke ladang.

Rolan segera membersihkan diri begitu pekerjaannya selesai. Rolan yang memang belum mandi, segera mandi dan ketika keluar dia mendengar lagu dari ponsel Mita. Rolan tahu Mita tengah menyapu—yang lebih ke mengusap-usap lantai itu.

Rolan kemudian membuka persediaan beras, dan mencucinya di westafel.

"Abang ngapain?"

Rolan tidak menjawab, dan memcetekkan ricecooker.

Rolan kemudian membuka kulkas, dan membongkar isinya, persediaan sayur yang sengaja dia beli kemarin. Rolan mengambil telur, teri, dan cabai untuk membuat bumbu. Ada kangkung juga.

Mita melonggokkan kepalanya. Bagian yang disapunya entah sampai mana, namun Mita justru mengikuti Rolan hingga meletakkan plastik cabai ke atas meja.

"Abang mau masak??"

"Enggak. Mandi," celetuk Rolan yang sontak saja membuat bibir Mita mengerucut.

"Abang mau masak apa?"

"Kau mau telur goreng aja, atau disambal juga?"

"Eng... sambal boleh, tapi jangan pedes-pedes ya..."

Rolan melirik datar, seolah dia Abang-Abang di warung makan.

Namun, Mita kembali dibuat terkesima dan senang melihat tangan cekatan Bang Rolan yang sepertinya sangat terbiasa melakukan apa pun. Termasuk membuat bumbu masak??

"Bang, coba aku yang kupas sini..."

"Nyapumu pun belum siap," celetuk Rolan yang langsung membuat Mita ingat dia sedang memegang sapu.

Mita menyelesaikan pekerjaannya cepat, dan kembali lagi. "Udah!"

Rolan mendengus.

"Sini..."

"Enggak..."

"Tuh! Abang aja nggak kasih aku belajar kupas-kupas. Gitu bilangin aku bodoh..."

Bola mata Rolan berotasi, bukan hal ini yang Rolan maksud kemariiin!

"Oh... sini aku petik..." seru Mita ketika Rolan mulai memetik kangkung.

Tanpa persetujuan Rolan, Mita ambil satu batang begitu saja dan melihat cara Rolan memetik.

"Tuh kan... sama! Bisa loh aku Bang."

Sudut bibir Rolan berkedut. Melengkungkan senyum tipis.

Selesai dengan kangkung dan mencucinya. Mita mengikuti Rolan memasukkan cabai dan bawang yang tadi pria itu kupas ke dalam blender, dan tersentak ketika blender berbunyi nyaring.

"Kok Abang tau takaran cabe dan bawangnya segitu?"

Rolan menaikkan alis, dengan wajah menyeringai. "Ya taulah."

Jejak LaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang